#Gay

105 10 1
                                    


Jastin berdiri terpaku ditepi taman. Saat ini ia hanya sendirian tanpa seorang teman. Tepat saat itu juga Jastin sedang memperhatikan Laura yang lagi mengobati Ali yang habis ditonjok olehnya ditengah-tengah taman.

"Harusnya aku yang di sana, dampingimu dan bukan dia, harusnya aku yang kau cinta dan bukan dia, harusnya kau tau bahwa, cintaku lebih darinya, harusnya yang kau pilih bukan dia. " Jastin bernyanyi sedih.

"Ku tak bahagia, melihat kau bahagia dengannya, " sambung Rangga tiba-tiba.

"Woy, ngapain lu? " bentak Jastin.

Rangga terperenjab kaget.

"Gak ngapa-ngapain, " kata Rangga takut.

"Eh, jangan lu pikir gua lupa atas kelakuan lu ya, " kata Jastin.

"Kelakuan apa? " tanya Rangga heran.

"Pakai acara lupa segala lagi, " kata Jastin dan lanjut melihat ke arah Laura.

Cukup lama Jastin dan Rangga terdiam sambil melihat kemesraan Laura dan Ali.

"Udah ah, capek gua ngeliatnya. Cuman nambahin penderitaan doang, " kata Rangga yang hendak pergi.

"Eh, lu mau kemana? " tanya Jastin dan menahan tangan Rangga.

Cukup lama Rangga dan Jastin saling bertatapan mata.

"OMG! Lu berdua gay? " pekik Desi tiba-tiba.

"Siapa yang lu sebut gay? " bentak Jastin.

"Ya lu berdua, lah, " kata Desi polos.

"Goblok, ya enggaklah, " kata Rangga.

"Lha, itu ngapain gandengan tangan? " tanya Desi.

"Lu ngapain megang tangan gua? " bentak Jastin sambil melepas tangan Rangga.

"Lah? Kan elu yang megang tangan gua, " kata Rangga.

"Jelas-jelas elu yang gandeng tangan gua, " kata Jastin nyolot.

"Kan, elu yang nahan gua pergi tadi, " kata Rangga tak mau kalah.

"Lu gay, parahh... " kata Jastin memasang tampang jijik.

"Eh, lu jangan sembarangan, " kata Rangga dan menarik kerah baju seragam Jastin.

"Apa? Pukul aja! " kata Jastin sambil menyodor-nyodorkan rahangnya.

"Udah-udah, cukup! " bentak Desi dan melerai Jastin dan juga Rangga.

"Kalian ngapain berantem, si? " bentak Desi.

"Gua mau ngomong ama lu, " kata Jastin dan menarik tangan Rangga pergi.

' Rugi kalau gua gak ikut, mah ' batin Desi.

Desi pun pergi diam-diam mengikuti Jastin dan Rangga hingga ke belakang sekolah.

' Ini salah satu cara buat dapetin Laura lagi. Gua musti minta Rangga buat nonjok gua, dengan begitu Laura bakalan nolongin gua dan bakalan benci ama Rangga, hehehe... ' batin Jastin.

"Lu ngapain bawa gua ke sini? Jangan-jangan lu beneran gay? " tanya Rangga.

"Bego lu, sekarang juga gua minta lu tonjok muka gua, " kata Jastin.

"What? Lu gila? " kaget Rangga.

"Gua beneran. Gua mau lu sekarang nonjok muka gua, cepetan! " kata Jastin.

"Gak, gua gak bisa, " kata Rangga.

"Kenapa si? Apa masalahnya, hah? " Jastin mulai kesal.

"Entar, lu malah nonjok gua balik, " kata Rangga dengan suara pelan.

"Tunggu! Maksud lu, lu takut ama gua? " tanya Jastin.

"Ya iyalah, " kata Rangga mengakui.

"Hahaha! bagus-bagus, ini yang gua demen dari lu, " tawa Jastin lepas.

Rangga hanya tersenyum tipis.

"Tapi, gua maunya lu nonjok gua, " kata Jastin.

"Tapi kan—, " kata Rangga yang terpotong.

"Sekarang! " bentak Jastin.

Rangga mulai mengangkat kepalan tangannya yang gemeteran dengan ragu.

"Cepetan! " bentak Jastin dan Buukk... Rangga menonjok wajah Jastin keras hingga ia tersungkur ke tanah.

"Lu nonjok gua? " kesal Jastin dan berdiri.

"Lha? Kan elu yang minta, " kata Rangga.

"Ya gua gak nyuruh nonjok beneran, kan? " kata Jastin dan Buukk... Jastin balik membalas tonjokan Rangga.

"Rasain lu! " bentak Jastin.

Jastin pun pergi meninggalkan Rangga yang kesakitan. Sedangkan jauh dari situ, Desi sedang memotret adegan tersebut.

Ckreekk... Ckreekk... Ckreekk....

"Mantul, tinggal post deh, " kata Desi yang asik dengan hp-nya.

Desi pun mengepost foto tersebut.

PASANGAN GAY SEKOLAH SEDANG PANAS-PANASNYA
DIHARAPKAN TIDAK ADA YANG MENGGANGGU MEREKA
WKWKWK
GOSIP PANAS GAYS

Jastin pun berjalan terjingkat-jingkat mendekati Laura.

"Laura, tolongin gua dong, " sedih Jastin.

"Jastin? Lu kenapa? " kaget Laura.

Laura yang tadi sibuk dengan Ali pun teralihkan sibuk dengan Jastin.

' Hahaha, gimana pak Ustadz? Lu kalah saing ama gua, ' batin Jastin bangga.

"Ya ampun, kok sampai biru gini si? " kata Laura dan mulai mengoleskan obat.

"Aduh, sakit Laura, " pekik Jastin dan menahan tangan Laura.

"Sory, " kata Laura.

Tatapan Laura dan Jastin pun mulai terpaku.

Kringg... Kringg... Kringg....

Laura pun mengecek hp-nya yang berdering.

"Jastin, " kata Laura yang masih fokus melihat hp.

"Hmm? " ucap Jastin.

"Lu apain Rangga? " tanya Laura.

"Maksud lu? " tanya Jastin heran.

"Sumpah, gua kecewa ama lu, " kata Laura mulai sinis.

"Apaan si? " heran Jastin.

"Dan yang lebih gua kecewa lagi, ternyata lu itu gay, " kata Laura.

"Hah? " Jastin semakin heran.

"Nih! " Laura memperlihatkan isi hp-nya.

"Desi! " pekik Jastin.

Laura pun pergi meninggalkan Jastin.

"Laura! " panggil Jastin.

"Laura, tunggu! " Ali yang sedari tadi hanya diam pun pergi menyusul Laura.

' Desi? Awas aja lu, ' batin Jastin.
















Follow+vote+komen
Jangan jadi member buta yang hanya taunya membaca saja
Beri sedikit semangat lahh...
Oh ya
Dapat salam dari author bacot nih
#olehAsellaMN

ku dijodohkan pada 5 priaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang