Part 1

127 35 5
                                    

POV Ayumi     
________

  "Kriiiing.....kriiiinggg...." Bunyi alarm memekakan telinga ku. Dengan pelan ku matikan. Ku paksakan mataku yang kecil ini terbuka. Aku duduk ditepi ranjang, mengeucek-ucek mata, termenung sebentar lalu melangkah gontai menuju kamar mandi. Tak butuh waktu lama aku keluar dari kamar mandi. Bersiap siap tak lupa ku rapikan rambutku,lalu  ku poles wajah mungilku dengan make up tipis dan sedikit lipstik merah muda agar bibirku terlihat tidak pucat.
Namaku Ayumi seorang karyawan di perusahaan A yang setiap harinya bekerja dari hari senin sampai sabtu. Pergi pagi pulang sore. Begitulah aku. Setelah menamatkan studiku di universitas B, aku langsung direkrut oleh perusahaan ternama yang ada di kotaku. Aku tinggal di apartemen sederhana yang telah ku tempati dua tahun terakhir. Ibuku menyuruhku untuk tinggal bersamanya, namun ku tolak dengan alasan bahwa Apartemenku ku dekat dengan tempat kerja.

***
Angin sepoi-sepoi membelai rambutku. Setelah lelah setengah hari bekerja aku mengambil istirahat dan duduk di bangku yang ada di balkon atas gedung kantor. Ku seruput kopi yang ku beli di mesin minuman di lantai bawah. Aku termenung.
"Kriiiinggg....kriiiiingg...." Tiba-tiba gawai ku bergetar. Ku tengok ternyata Ibu yang menelepon. Cepat kuangkat.
"Halo..Bu ada apa?"
"Halo..Mi akhir pekan ini pulang ya? Ada yang ingin ibu bicarakan? " Sahut ibu diseberang sana.
"Maaf Bu Ayumi lagi banyak kerjaan." Kataku.
"Apakah tak bisa ditinggal kan?" Desak Ibu.
"Memangnya ada apa? Penting banget ya Bu? " Tanyaku penasaran.
"Sudah lah turuti apa kata Ibu." Sanggah Ibu.
"Tapi Bu..."
" Sudah pokoknya kamu harus pulang." Desak Ibu lagi.
"Baiklah Bu akan ku usahakan." Jawabku tanpa perlawanan.
"Baik lah ibu tutup. "
"Baiklah Bu. Jaga kesehatan." Ku tutup sambungan telepon. Aku terus penasaran apa yang dimaksud Ibu. Karena sebelumnya Ibu tak pernah seperti ini. Aku melihat jam tanganku waktu telah menunjukkan pukul 1 siang. Aku bergegas karena waktu istirahat ku sudah habis.
Pagi- pagi aku sudah bersiap-siap untuk pulang ke rumah untuk menjumpai Ibu. Aku naik bis karena jarak antara apartemen ku kerumah lumayan jauh. Selang waktu 10 menit aku tiba dirumah.
"Ibu aku pulang. " sambil melepaskan sepatu dan pergi mencari keberadaan Ibu.
" Ibu disini." terdengar suara, ternyata Ibu berada didapur sedang memasak.
" Waahh.. ini yang aku suka jika aku pulang, makan enak." Kata ku sambil mengambil goreng udang yang ada di piring.
" Ya iya lah. Untuk siapa lagi Ibu masak kalau nggak buat kamu. " sambil membolak-balik udang yang sudah merah.
" Yumi rapikan meja makan dan tata piring masakan sudah siap " perintah Ibu.
" Oke boss." Sambil memberi hormat ke Ibu. Ibu hanya tertawa. Segera aku membersihkan meja makan. Tak lupa ku ambil piring, gelas dan sendok di lemari dapur.
"Sudah Bu. " Kataku melaporkan perintahnya yang sudah ku laksanakan.
"Baiklah, ini makanannya." Sambil meletakkan semua makanan yang telah di masaknya.
Mataku berbinar melihat makanan itu. Maklumlah, sudah lama aku tak makan makanan rumahan.
Setelah makan Ibu mulai berbicara serius padaku.
"Teman-teman SMA mu dulu sudah banyak yang sudah memiliki pasangan malahan udah ada yang sudah menikah dan memiliki anak." Jelas ibu panjang lebar. Aku sudah tahu kemana arah topik pembicaraan ini. Aku hanya diam.
"Menurut Ibu sudah saatnya kamu melepas masa lajang mu." Sambung Ibu lagi.
"Aku mau Bu tetapi belum saatnya. Umurku baru menginjak usia 23 tahun. Menurutku itu terlalu cepat untuk ku. " Jelasku pada Ibu.
"23 tahun? Itu adalah usia matang untuk menikah? " Sanggah Ibu.
"Aku masih ingin sendiri, bekerja dan membahagiakan Ibu. " Jelasku.
"Ibu akan lebih bahagia jika kamu menuruti perkataan Ibu. " sanggah ibu lagi. Aku hanya diam. Aku merasa bahwa aku mengalami kejadian yang sama seperti didalam adegan film yang ku tonton minggu lalu.
"Sudahlah pokoknya Ingin kamu memikirkan apa yang Ibu katakan tadi. Setidaknya cari laki-laki yang cocok untuk mu. Atau mau Ibu carikan?"
"Tidak Bu.. tidak.." aku menolak dengan sekuat tenaga (lebay amat).
"Makanya cari dong." ledek Ibu sambil tersenyum kearah ku. Aku hanya tersenyum kecut dan Ibu berlalu pergi meninggalkan ku. Katanya ingin ke kamar sebentar.
Aku hanya duduk di ruang tamu. Sesekali menggigit kuku ku. Aku tak habis fikir, kenapa Ibu jadi begitu. Tanpa ku sadari sesuatu yang mungil menghampiriku. Sesekali di sentuhnya kaki ku. Ternyata si Tabi kucingku. Ku rangkul Tabi, ku dudukkan ia di atas kaki ku, tak lupa ku elus kepalanya. Mataku mulai mengantuk. Kurebahkan tubuhku ke sofa empuk ini.
****
Segini dulu yaaa:)
Silahkan VoMent:)
Dan selamat membaca:)

    

What A Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang