Part 8

45 24 0
                                    

POV Biyan
______
Aku berencana mengajak Ayumi ketaman bermain. Awalnya aku ragu, ia akan menganggapku kekanak-kanakan. Tapi itu semua diluar dugaan ku. Ia menerima ajakanku. Kami membuat janji. Jam dua siang nertemu di halte. Aku senang sampai-sampai tidurku nyeyak malamnya.
Seperti yang sudah dijanjikan kami bertemu jam dua di halte bus. Ayumi datang menghampiriku.
Deg...
Jantungku mulai berdetak tak normal.
"Kuatin diri lu Biyan, lu pasti bisa" Ia melirik kearahku.
" Tolong gue tuhan. Ini manusia kok cantik banget ya" gumamku.
Yang membuatku makin gugup kami memakai setelan baju yang sama dengannya. Kulihat wajahnya memerah.
" Cantik." Aku hanya berbicara di dalam hati. Aku hanya berani memujinya didalam hati.
Kami berangkat dengan bus. Aku merasa mengantuk, dan betapa bodohnya aku ketika aku tertidur di bahunya.
" Bodoh banget sih gue, harusnya kan dia yang tidur di pundak gue." Rutuk ku.
Kami sampai di taman bermain itu. Ku lirik dia. Aku merasakan aura kebahagian terpancar di wajahnya. Ia terlihat semakin imut_<.
" Kuat Biyan, kuat. Lo pasti bisa." kembali menyemangati diriku. Kami mengantri cukup lama. Sebenarnya aku tidak tega melihatnya berdiri cukup lama, tapi ia terus berkilah jika ku suruh duduk.
Pipiku terasa memanas. Tak ku percaya aku memakai bando itu. Aku sangat malu rasanya orang-orang disekitarku melirikku dengan tatapan menjijikkan.
" Ah perasaanku saja." Tapi aku juga merasa senang kalau Ayumi senang. Yang membuatku semakin kesal, ia tak berhenti tertawa. Setiap kali melihat ku ia pasti tertawa.
" Jantung, tolong detaknya normal dong. Gue bisa mati mendadak kalau gini terus."
Perasaanku mendadak tak enak. Ternyata memang benar. Ayumi menarikku ke wahana rolling coaster. Aku takut karena aku memiliki kenangan buruk dengan si rollercoaster. Aku tak bisa menolak.
Kereta itu meliuk-liuk kencang diatas relnya. Rasanya nyawaku telah melayang kemana-mana. Namun aku berusaha bersikap cool didepannya. Akhirnya aku telah keluar dari neraka. Kepalaku pusing, mendadak aku mual.
" Masa lu muntah didepan cewek? Lu begok ya." Gumamku. Aku berusaha mengumpulkan tenagaku. Tak kusangka aku masih menggenggam tangan mungilnya.
" Lo kenapa? Takut?." Tanyanya. Ia sampai mendonggak melihat kearahku.
" Nggak, buktinya gue tahan sampai selesai."
" Ini tangan gue ngapain masih lo pegang." Secepat kilat ku lepaskan tangannya itu.
Mumpung lagi di sini aku berniat mengajaknya naik wahana bianglala. Dari yang kutahu bianglala adalah tempat yang romantis bagi anak muda. Aku mengajaknya kesana. Kulihat ada keraguan dimatanya. Aku meyakinkannya. Sekarang giliranku menariknya ke wahana itu. Kami sudah sampai di atas. Bianglala berputar dengan lambat. Aku melihatnya ketakutan di seberang sana. Suasana mendadak canggung. Mataku dan matanya saling beradu. Perlahan ku dekatkan wajahku ke wajahnya.
" Biyan bisa, Biyan bisa." Mukanya memerah. Suasana mulai romantis malah bianglala malah rusak. Aku sangat panik pada saat itu. Bukan panik karena si bianglala cuman panik ngelihat Ayumi yang langsung menangis. Mana rusaknya ketika kami tepat diatas puncak. Tangisannya mulai terdengar, ia meracau tidak jelas. Aku makin panik. Tak tau apa yang harus ku lakukan. Tak pikir panjang aku langsung memeluknya. Ia hanya diam dan aku langsung minta maaf pada nya. Iya memang benar ini semua adalah salah ku. Perlahan kulihat ia mulai tenang. Tak lama mesinnya hidup kembali. Tak sampai semenit kami sudah turun dari wahana itu. Aku membopong Ayumi ke tempat duduk. Aku pergi membeli air mineral untuknya.
Suasana sudah mulai membaik. Ayumi juga sudah berhenti menangis. Kembang api menghiasi langit malam. Ayumi terlihat sangat menikmatinya. Kuambil gawaiku, ku setel kamera.
" Cekreek." Aku tak mau melewatkan atau melupakan ekspresi Ayumi yang sangat menggemaskan itu. Ternyata ia tak suka dipotret. Aku mah bodo amat , yang penting fotonya sudah tersimpan di gawai ku.
Aku menganjaknya pulang. Sebelum pulang aku mengajaknya ke toko oleh-oleh. Ia terlalu lama melihat barang-barang. Aku tahu ia pasti pusing ingin beli yang mana. Aku khawatir kalau kita akan ketinggalan bus. Aku menawarkan gantungan kunci berbentuk kucing padanya. Ia pun setuju. Aku berjalan menuju kaisr untuk membayar tagihan, disusul olehnya.
Di dalam bus aku sedang diuji. Siapa yang gak deg-degan coba kalau cewek yang lo suka malah tidur di bahu lo. Jarak wajahku dan wajahnya hanya beberapa senti saja. Saking dekatnya aku bisa mencium wangi shampoo nya.
" Jantung, baik-baik ya didalam. Kalau detak nya kenceng-kenceng gue bisa mati ini"
Kami sampai. Aku mencoba membangunkannya. Pak supir memberi kode kalau kita sudah sampai.
" Bentar ya pak, tidur soalnya." Ia hanya mengangguk. Aku membangunkannya lagi. Akhirnya usahaku membangunkannya tak sia-sia. Kami turun.
Tak kusangka aku menyatakan perasaanku pada Ayumi untuk yang kedua kalinya dan kupastikan kalian juga sudah tahu jawabannya. Iya gue ditolak untuk yang kedua kalinya. Bukan hanya ditolak, seperti biasa aku dihujani kata-kata judesnya lagi. Tapi aneh, aku jadi semakin mencintainya.
Kami pulang ke apartemen masing-masing. Aku merebahkan tubuh lelahku ke lautan kapuk empuk itu. Gawaiku berdering. Pesan dari Ayumi.

Tumben amat si Ayumi ngirim pesan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tumben amat si Ayumi ngirim pesan. Terlebih dia bilang makasih. Aku memejamkan mataku dengan perasaan bahagia malam ini.
Sore itu aku mengajaknya pulang, sebelum pulang kami singgah ke toko buku.
Sepertinya hari ini aku diuji lagi.
" Ngapain nih anak natap gue dari tadi. Mana gemesin lagi. Oke, jantung gue mohon kerja samanya." Kami sampai di toko buku. Aku sibuk dengan buku ku dan ia juga sibuk dengan bukunya. Setelah membeli buku kami pulang.
Belum sempat membuka pintu aku sudah dipeluk oleh seseorang. Belum ku lihat aku sudah tau orang nya. Kan betul dugaan ku. Dia Risa.
_______
Bersambung...
Nahh..siapa sih Risa?
Apa hubungannya dengan Biyan?
Tunggu part selanjutnya yaa😊
Selamat membaca...❤️

What A Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang