part 3

68 29 0
                                    

POV Ayumi
________

Biyan. Cowok paling culun yang pernah aku kenal selama sekolah. Cowok kutu buku yang setiap harinya hanya berkutat dengan buku-buku tebal, setebal kacamatanya. Aku tak membencinya. Hanya saja aku merasa jijik sejak ia menembakku saat jam pulang sekolah. Awalnya aku menemukan surat di loker yang menyuruhku untuk datang ke belakang sekolah. Aku memutuskan untuk menemui orang yang mengirimkan surat.
"Mungkin hanya iseng." Guamamku. Tak lama datang sesosok cowok dengan kaca matanya yang tebal itu. Aku terpaku sebentar.
"Si Biyan ternyata. Mau apa dia." gumamku, sambil memainkan rambut panjangku.
"Ayumi kan?" Tanyanya.
"Iya, ada apa ya? Apa elo yang mengirimkan surat ini? " Sambil mengibas-ngibas surat itu. Aku mulai ber elo gue padanya.
"Eh...emmm iya." Jawabnya gugup.
"Ada keperluan apa lo sama gue? "
"Emm... Gini tapi kamu jangan marah ya? " Katanya lagi.
"Yaudah cepet." Kataku ketus.
"Aku suka sama kamu, sejak dari kelas sepuluh sampai kelas dua belas sekarang. Aku sempat ragu buat ngungkapinnya. Kuneranikan diri kukuatkan tekad bahwa aku harus menyampaikannya. Kalau bukan sekarang kapan lagi? Aku merasa ini adalah saat terakhir sebelum kita ujian dan lain sebagainya. " Katannya dengan penuh keyakinan. Aku bungkam. Kutatap dia yang juga sedang menatapku.
" Aku tak memaksamu untuk menerima ku. Aku hanya menyampaikan apa yang aku alami selama ini. Maaf telah menggangu waktumu." Lanjutnya.
" Lo becanda? Mana ada yang mau sama lo yang kaya begini?" Kataku sangat kesal. Aku menyalurkan emosiku dengan kata-kata itu. Tak perlu waktu lama aku pun pergi meninggalkannya. Sejak hari itu aku jarang melihatnya. Jika kami berpapasan ia mengalihkan pandangannya padaku. Aku merasa bersalah padanya. Apa salahnya jika aku berbicara baik-baik padanya, mungkin semuanya akan membaik. Aku pernah mencoba untuk meminta maaf, bagaimana ingin minta maaf? Ia saja selalu menghindariku.
"Tak ada waktu untuk cinta Yumi. Masa depanmu sedang menantimu." Gumamku dengan penuh optimis. Selama ini aku tak pernah memikirkan tentang cinta. Aku memilih untuk belajar dengan giat agar masuk ke unversitas ternama dan membanggakan Ibuku. Hanya itu saja.
Seperti biasa aku dan Biyan menjalani kehidupan masing-masing. Aku mulai melupakannya dan aku berharap ia melupakan ku juga.
***
Tepukan lembut Biyan di bahuku membuat ku tersadar akan kenangan lama.
"Lah kok melamun. Harusnya lo ingat dong sama gue? " Katanya sambil tertawa. Aku hanya tertawa kecil.
"Nih cowok udah mulai ber elo gue" gumamku.
" Eh lo Biyan ya. Udah lama banget kita gak ketemu. Lo apa kabar?" Kataku dengan nada bersahabat.
"Biasa aja, elo? Gue dengar lo kerja di perusahaan ternama itu ya?."
"Ehehe iya. Kok lo tau?" Kataku sambil tersenyum kecut.
"Ya gue tau lah. Kan gue kerja di rumah sakit disamping kantor lo." Jawabnya santai.
"Whaaat..!!" Aku berteriak dalam diam.
"Gue dokter di dumah sakit itu, bisa dong kapan-kapan kita meet up."
"Maaf gue lagi sibuk."
"Kan gak setiap hari. Sekali seminggu, sebulan atau setahun. Masa lo gak bisa?"
"Gue gak ada waktu buat lo" jawabku ketus.
"Ternyata lo gak berubah ya Yumi. " Jawabnya datar. Aku melihat kekecewaan di wajahnya
***
Ada apa ya kelanjuta Yumi sama si Biyan?
Mohon Vote dan Comment nya😊
Selamat membaca😊

What A Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang