Di salah satu sudut kantin SMA Nusa Jaya Aksara sudah duduk dengan posisi santuy, satu kaki diatas kursi lainnya. Dia menceritakan kronologi pertengkarannya dan Rara tadi pagi, yang malah berakhir Rara membanting pintu mobilnya karena kesal.
Selama jam pelajaran berlangsung cowok itu kembali dihadapkan pada sikap cuek Rara. Jadilah mereka diam-diaman alias perang dingin di dalam kelas. Tidak tahan, setelah jam istirahat kedua Aksara memilih keluar dari kelas.
Merasa ingin menjauh dari keramaian dan sudah terlanjur malas masuk mata pelajaran selanjutnya, akhirnya Aksa memutuskan untuk memanggil anak buahnya ke kantin. Bolos berjamaah (ramai-ramai).
Sebagai Kapten Tim Futsal, wajar banget kalau Aksa punya geng. Begitu dipanggil Kapten mereka, semua anggota tim inti futsal yaitu Bimbim, Lundi, Haikal dan Dimas langsung rapat dadakan. Nggak pake lama dan basa-basi.
Cowok tampan dengan paras Arab kental, alis tebal dan hidung mancung, seorang Lundi mengambil es tehnya. Menggelengkan kepala selagi menghadapi Kapten mereka.
"Elah jangan gitu Sa. Baru juga jadian udah ngambekkan."Dari sebelah Lundi, Haikal juga ikut berdecak kesal. Tidak habis pikir dengan kelakuan Aksa.
"Iya nih. Lo susah dapatin Rara malah lo anggurin gitu."Dimas menyenggol pelan lengan Aksa, memberikan senyum nyengir bodohnya.
"Iya jangan dianggurin Sa, diapelin lebih enak.""Bacot anying Dimas."
"Diem nggak lo Dim."
Sambil mengambil kerupuk bakso Bimbim ikut menatap datar dan bertanya pada Aksa,
"Lagian ngapa lagi sik? Lo kelahi gara-gara apa?"Aksara memalingkan wajahnya sesaat. Malas untuk menjelaskan panjang lebar.
"Gara-gara Santoso.""Santoso siapa anjing." Lundi berucap sambil memajukan badannya. Belum pernah mendengar nama itu di sekitar mereka.
Dimas melipat tangannya, kening berkerut dan berusaha menebak.
"Lo selingkuh sama bapak-bapak?""Mobil gue."
Cowok itu mengeluarkan kunci mobilnya, melemparnya diatas meja. Kunci mobil dengan lambang BMW. Anak-anak seketika terperangah."Gusti mobil pake dinamain segala." Bimbim langsung menyahut heran. Lagian BMW dinamain Santoso, kumaha.
Masih sambil mengunyah bakso, Dimas juga ikut berkomentar.
"Entar pake ngadain acara aqiqah.""Dim lo kalo becanda bisa lucu dikit nggak sih?"
"Taik."
Diantara semua itu, Lundi masih saja fokus dengan es tehnya. Mengaduk pelan dan bersuara ke arah Aksa,
"Oh yang lo pesen dari Perancis kemarin.""Hm."
"Jadi ini lo nggak ada ngechat Rara?"
Haikal menggaruk kepalanya. Entah merasa bingung dan kesal dengan sikap Aksa. Cowok yang biasa bucin semangat 45 itu terlihat lempeng banget sekarang."Nggak. Nanti aja."
Mendengar jawaban itu, Haikal langsung mengeluarkan ponsel-nya dari saku.
"Yaudah Rara nggak ada yang ngechat gue aja yang chat deh."Suasana langsung tegang seketika. Bimbim yang kelewat peka kemudian berdehem pelan sambil mengingatkan Haikal. Jangan sampai ada baku hantam diantara mereka.
"Kal lo kalo masih niat sekolah disini jaga mulut ya."Haikal mengkerucutkan bibirnya. Cih. Niatnya sih bercanda aja. Kalau sudah bahas Rara, Aksa memang nggak bisa diajak santuy.
"Iya dah iya. Sadis amat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Always 2
ChickLitSetelah 7 tahun mati-matian berjuang keluar dari status Friendzone, Aksara akhirnya mendapatkan hati seorang Rara. "Aku cinta kamu. Selalu. Selama ini." "Aku.. Aku juga... Selalu.. Sayang Aksa..." Ternyata menjalani hubungan sebagai sebuah pasangan...