11. Kecoa

500 54 14
                                    

Aksa melangkah menuruni tangga rumah Rara. Wajahnya cerah sekali, nampak berseri-seri tanpa cela. Dia memasuki ruang tengah dan mendapati Kevin sedang sibuk main PS sendirian.

Langsung saja Aksa mendudukkan diri disamping Kevin. Masih terlalu dini untuk pulang, mau ngapain juga di rumah? Sesaat dia mengambil salah satu stik PS. Pertanda mau ikut tanding PS bersama Kevin.

Kevin hanya terdiam sejak tadi namun layar TV menunjukkan pilihan untuk bermain dengan dua orang. Dia memilih pilihan tersebut, memberikan aba untuk Aksa bersiap pula. Layar selanjutnya menampilkan permainan yang akan dimulai.

"Suara apaan tadi? Berisik amat?" tanya Kevin pada Aksa. Matanya tetap fokus pada layar TV.

Aksa membasahi bibirnya. Tumben banget tadi, surga berpihak padanya. Tidak ada gangguan selama pacaran dengan Rara.
"Rara nyuruh gue belajar." jawabnya pelan. Dia tidak bohong! Rara memang menyuruhnya belajar kan?

Kevin mengangguk pelan namun kemudian melontarkan pertanyaan penting,
"Kok dia teriak benci lo?"

Cowok itu menggaruk tengkuknya lalu berdehem pelan,
"Tadi ada kecoa terus gue lempar ke dia." ujarnya langsung lancar beralasan. Dia memang sering menjahili Rara jadi itu bukan hal aneh.

"Kenapa tiba-tiba senyap?" tanya Kevin lebih lanjut. Keadaan rumah aneh sekali tadi, terdengar suara berisik dari atas namun beberapa saat kemudian jadi sunyi senyap.

"Kecoanya udah mati." ujar Aksa tanpa beban. Malah terkesan terlarut dalam pertandingan PS-nya bersama Kevin.

"Oh."

"Udah gue pukul kecoanya." tambah cowok itu. Berusaha meyakinkan Kevin tentang kondisi diatas, berjaga-jaga kakak Rara itu ingin tahu lebih banyak.

"Oh."
Begitulah reaksi Kevin, tampak tidak tertarik. Membuat Aksa langsung menghembuskan nafas lega luar biasa. Merasa seperti akan ditembak mati dengan berbagai kecurigaan kakak Rara tersebut.

Mereka lalu lanjut tanding PS seperti biasa. Kevin memang jadi teman main PS Aksa selama bertahun-tahun. Tidak jarang juga mereka bertanding sambil bertaruh hal-hal bodoh. Mereka selanjutnya terlarut dalam intensitas pertandingan yang semakin seru.

Kedua mata Aksa tidak lepas dari layar TV. Dia merasa semua aman dan damai sampai Kevin tiba-tiba bergumam sendiri,
"Kayanya gue harus pasang CCTV di kamar Rara dah."

Aksa otomatis melirik ke sebelah. Mendapati Kevin tampak biasa saja dengan ekspresi datar. Dia meneguk ludahnya, seketika merasa gugup.
"Ngapain..." jawabnya dalam suara lirih.

Tatapan Kevin tidak lepas pada permainan didepannya, namun dia masih bisa menjawab pertanyaan Aksa dengan suara dingin dan serius,
"Jaga-jaga nggak cuman kecoa yang muncul. Sapa tahu ada Buaya Ciliwung yang harus gue matiin." Dia menekankan pada beberapa kata itu.

Dua kalimat itu membuat angin dingin menjalar di daerah leher Aksa. Jantung Aksa berdegup sangat pelan, merasa menyesal tidak langsung pulang saja. Seketika Aksara langsung paham kalimat yang bernada ancaman itu. Peringatan keras untuk tidak macam-macam dengan adik kesayangan Kevin.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Always 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang