16. Drupadi

184 27 3
                                    

Dalam kisah mitologi Mahabaratha, seorang Arjuna dikenal sebagai pangeran Hastinapura yang memiliki ketampanan luar biasa. Karisma serta anugerah kegagahannya membuat para gadis-gadis hingga bidadari di khayangan terpesona berharap bisa mendambanya.

Kepiawaian Arjuna menggunakan busur dan panah juga menjadi salah satu daya tariknya. Konon katanya, panahnya merupakan panah cinta yang dapat menembus relung hati gadis manapun. Hal ini memang benar adanya, bahkan keahlian Arjuna tersebut akhirnya menganugerahkannya pernikahan dengan Puteri Drupadi. Puteri Drupadi merupakan istri dari pandawa bersaudara namun Arjuna-lah yang pada awalnya memenangkan hatinya melalui kegigihannya dalam memanah. Dikatakan pula Arjuna-lah yang pada akhirnya menjadi suami yang paling dicintai Drupadi hingga akhir hayatnya.

Kisah cinta pangeran Arjuna yang terkesan mulus dan tanpa hambatan tersebut nyatanya tidak ikut serta membuat seseorang yang memiliki namanya bernasib serupa. Alkisah di abad ke 20 hiduplah seorang pemuda yang tak kalah tampan pula, Arjuna Mahawira Rajendra. Dia yang berdarahkan setengah Belgia hingga mewarisi manisnya cokelat Belgia tetapi sayangnya memiliki kisah cinta yang sepahit acar. Tidak ada kupu-kupu yang beterbangan, tidak ada bunga-bunga indah yang bermekaran di hatinya. Semua kering kerontang layaknya kemarau panjang.

Bagi Arjuna, para gadis tidak lebih dari mahluk-mahluk yang berisik, penuh drama dan dengan sikap sok manis yang menjijikkan. Bagaimana tidak? Dia sudah sangat terbiasa dengan tingkah para gadis yang tidak berhenti mengejarnya dan berteriak histeris di kupingnya. Cih, iya dia sangat paham dia memang tampan tapi apa mereka tidak bisa bersikap biasa saja? Karena pengalaman-pengalaman memuakkan dengan para gadis akhirnya dia tidak memiliki ketertarikan terhadap para gadis. Sama sekali tidak ada. Terlalu merepotkan baginya untuk terlibat dengan mereka.

Arjuna memegang prinsip itu, "No Women No Cry." katanya dengan sangat kuat. Bahkan di tahun awalnya duduk di bangku SMA, ia lebih sering menghabiskan waktu bersama anak-anak basket hingga berakhir tidak hafal nama siswi di kelasnya. Keterlaluan? Ya selama dia tidak ada urusan dengan mereka berarti tidak ada yang terluka kan? begitulah pikirnya. Sementara anak-anak basket menghabiskan waktu belajar menjadi buaya dengan coba-coba sana sini, dia lebih memilih untuk merawat anjing kesayangannya (Marble) dengan sepenuh hati. Masa bodoh dengan dikatai tidak normal, paras tampan yang sia-sia dan sebagainya. Terlalu merepotkan. Jatuh cinta tidak pernah menjadi pilihannya.

Dia benar-benar menjaga garis batas interaksi dengan mereka sebisa mungkin. Hingga suatu hari dia harus menelan prinsipnya, menggadaikan dirinya demi jaminan makanan Marble selama setahun. Ia, dia dengan bodohnya menyetujui tawaran Aksara untuk menjaga dan mengawasi Rara agar gadis itu aman dan tidak didekati oleh Galih. Pujaan hati Aksa yang terkenal dielu-elukan dan tak tersentuh oleh siapapun karena Aksa senantiasa memasang hak teritori secara tak kasat mata. Semua berjalan dengan aman, dia berhasil menggagalkan aksi bawah tanah Galih yang berharap lebih dari seorang Rara.

Iya semua berjalan sesuai rencananya hingga suatu hari takdir berkata lain. Dengan bodohnya Arjuna mengambil keputusan untuk stalking profil Instagram gadis itu, malah berakhir tolol dengan menyukai salah satu postingan lamanya. Didera rasa panik berlebihan, memikirkan bahwa imej cool dan dingin yang sudah dia bangun hancur begitu saja membuat Arjuna mengambil keputusan bodoh lain. Dia menyalahgunakan kekuasaannya sebagai salah satu anak dari The Big Five. Dengan liciknya mengagendakan acara kemah untuk kelas XI yang kemudian menyatukan dirinya dan Rara sebagai panitia dadakan disana. Iya, semua demi imej dan prinsipnya kok, dia tidak ingin gadis itu kesemsem apalagi berbesar kepala hanya karena dia menyukai postingan instagramnya. Dia harus bisa menunjukkan bahwa dia tidak tertarik dengannya.

Always 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang