6. Makan

573 64 21
                                    

Dua gadis itu menyudutkan Rara di sudut kelas. Sengaja mencari waktu yang tepat untuk menyidaknya. Aksa sedang sibuk dengan urusan klub Futsal. Rara tidak bisa lari kemanapun. Hana dan Uchi sudah memasang badan untuk mulai menginterogasi dirinya.

"Jadi?"

Hana memajukan badannya. Makin terlihat menantang. Membuat Dara memundurkan diri.
"Spill the tea! Lo belum cerita ke kita gimana kalian bisa jadian."

"Yaaa kita saling mengakui." Rara memandang ke arah lain. Merasa tidak nyaman harus menjelaskan hal ini.

Uchi kali ini ikut maju. Memajukan setengah badannya. Dengan alis berkerut karena kesal.
"Iyaaa Ra! Maksud kita tuh tempatnya, suasananya, kejadiannya menuju kesana itu gimana!"

Sudah hampir sebulan dua anak manusia itu jadian. Mereka, Aksa dan Rara. Yang selalu menjadi legenda sekolah karena cerita cinta friendzone tanpa kepastian selama 7 tahun.

Suatu hari Aksara datang tiba-tiba ke sekolah dengan wajah sumringah, layaknya mendapatkan durian runtuh. Ketika Rara pertama kali melangkahkan kaki masuk kelas, cowok itu langsung mengungumkan dengan lantang.

"Selamat pagi. Sayang!"

Meski terkadang Aksara suka seenaknya halu keterlaluan. Kali ini dengan wajah berbinar dan percaya diri, satu kelas jadi gempar dengan kalimat yang dia ucapkan. Rara dan Aksa akhirnya berpacaran.

Tentu hal ini tidak bisa diterima begitu saja oleh Uchi dan Hana. Apa yang mereka lewatkan? Kenapa anak dua ini tiba-tiba memadu kasih? Padahal bertahun-tahun mereka semua menunggu momen ini.

Mata Hana berbinar-binar. Membayangkan kisah cinta layaknya di negeri dongeng.
"Yakin deh Aksa pasti lebay mampus. Dia nembak lo pakai bunga karangan yang sejutaan itu?"

"Atau booking satu grand ballroom buat nembak lo?" Dari sebelahnya, Uchi juga ikut menyahut. Berusaha menebak.

Rara makin memundurkan badannya. Semua tebakan itu jauh sekali dari kenyataan yang ada. Dia menggeleng pelan. Berusaha mengumpulkan keberanian mengucapkan kondisi yang sebenarnya.

Okay. Hana memutar otaknya kembali. Berusaha menebak sesuatu yang mungkin simple tapi dilakukan seorang Aksara untuk Rara-nya.
"Or Aksa itu simple, dia bawa lo ke tempat yang berbau alam gitu ya? Di danau atau di taman bertemakan candlelight dinner."

Hanya dengan mengatakan itu. Hana mendesah bahagia. Sudah membayangkan kondisi romantis dengan minim cahaya namun bermandikan rasa cinta dari dua insan yang saling bertatapan.

"Hmm.. Nope."

"TERUS GIMANA!" Keduanya bertanya menuntut Rara. Mengundang perhatian dari anak lain di kelas.

"Biasa aja." ujar Rara dengan nada lirih. Kejadiannya memang sangat biasa.

Uchi dan Hana sama-sama menarik nafas dalam. Semakin merasa geregetan dengan situasi ini.
"Ya pasti ada yang spesial kan? 7 tahun kalian friendzone. Ini hal yang penting."

Rara membasahi bibirnya. Berpikir sejenak, memang tak ada yang direncanakan. Semua terjadi begitu cepat dan sangat alami.
"Itu terjadi begitu aja. Mungkin memang udah waktunya saling mengakui."

Uchi mendengus. Melipat kedua tangannya di dadanya. Ini terlalu aneh. Di luar dugaan.
"Ah alasan lo nggak banget. Gue yakin Aksara pasti bucin abis. Entah dia sewa kapal pesiar atau apa."

Rara mengangkat tangannya. Berusaha terlihat lebih tegas dan menenangkan mereka.
"Okay... okay. Tenang guys. Gue jawab satu-satu."

Always 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang