10. Catatan

505 64 30
                                    

Sejak dahulu kala meja bundar merupakan simbolisasi dari keseimbangan, kesetaraan dan persatuan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak dahulu kala meja bundar merupakan simbolisasi dari keseimbangan, kesetaraan dan persatuan. Para ksatria sang raja legenda dari mitologi Inggris, Raja Arthur menggunakan meja berbentuk lingkaran sebagai wadah pengambilan keputusan dalam pemerintahannya.

Terdengar klise mungkin, namun hal ini juga diterapkan di SMA Nusa Jaya. Dimana pengambilan keputusan tertinggi oleh anggota Komite Sekolah dilangsungkan di dalam ruangan khusus dengan meja bundar.

Arjuna melemparkan tasnya diatas salah satu sudut sofa. Dia mengedarkan pandangannya ke sekitar ruangan dan hanya mendapati dua orang duduk yang hadir. "Sih Dugong mana?" tanyanya mulai mengabsen salah satu personil mereka.

Lundi menggaruk tengkuknya karena merasa canggung. Mau bagaimana lagi? Aksara sudah jarang hadir dalam pertemuan mereka.
"Nggak tahu. Nggak ada kabar." ujarnya seadanya.

Baiklah. Arjuna memilih memulai pertemuan ini. Dia mendudukkan diri dan menanyakan langsung pendapat mereka,
"Soal rencana yang kemarin... Gimana menurut kalian?"

Nana dan Lundi saling bertatapan, sedetik kemudian cowok itu berdehem pelan dan memutuskan,
"Dengan berbagai pertimbangan, gue sama Nana memilih setuju."

Membasahi bibirnya, Juna tersenyum tipis. Ini berjalan sesuai rencana. Semua sesuai dugaannya. Mungkin kecuali satu hal,
"Dugong?" tanyanya perihal manusia satu itu.

Sebagai tangan kanannya, Lundi mencoba menjawab prediksinya meskipun dia tidak tahu pasti pendapat Aksara soal rencana ini.
"Well dia mungkin..."

Ponsel Nana yang berdering kemudian memotong sesi diskusi mereka. Gadis itu melirik kecil dan mendapati nama Aksa tertera di layarnya. Segera dia angkat ponselnya, menunjukkan hal itu.
"Wah ini orangnya nelpon. Bentar." ujarnya seraya mengangkat panggilan itu.

"Halo Sa?"

Halo Na? Eh lo lagi sibuk nggak? Gue boleh..

Nana melirik ke arah Lundi dan Juna yang memperhatikannya. Mereka mengkode menyuruh gadis itu agar menyeret Aksa kemari.
"Nggak sih ini lagi pada internal meeting. Lo dimana btw?"

"AHKKK!!!" teriakan keras terdengar diujung sana yang selanjutnya mengakhiri panggilan itu secara sepihak.

"Kenapa dia?" tanya Lundi yang merasa aneh mendengar hal itu.

Nana menjawab dengan mengendikkan bahu sekilas, Aksara tak mengatakan apapun.
"Nggak tahu. Nggak jelas."

Sementara itu Juna menarik nafas pelan, apa boleh buat. Dia berdiri, "Ok. Meeting ditangguhkan." umumnya pada semua, yang dibalas anggukan dan masing-masing dari mereka berlalu dari ruangan itu.

Always 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang