Chapter 2

82 12 2
                                    

Perlahan, mata Arum terbuka. Ia mencoba mencerna apa yang sedang terjadi, hatinya mendadak perih ketika bayangan dimana orang tuanya bertengkar tepat di hadapannya kemarin sore kembali ia ingat

Arum memutuskan untuk mengganti baju seragamnya, ia sempat melihat jam weker nya yang ternyata menunjukkan pukul 08.00 WIB.

"Ya ampun, aku ketiduran semalaman!" gumamnya pelan

"Ah ya, ini hari Sabtu. Sekolah kan libur" Arum merasa bodoh

Setelah mengganti pakaian nya, Arum berniat untuk ke dapur. Perutnya meronta-ronta minta diisi

"Mama sama Papa kayaknya lagi pergi" gumamnya

"Yah, gak ada apa-apa" desah Arum kecewa karena tak melihat satupun makanan di meja makan

"Persediaan bahan-bahan juga habis, aku ke supermarket aja kali ya" ujar nya pada diri sendiri

Akhirnya setelah di pikir-pikir, Arum memutuskan untuk belanja sekalian untuk menyimpan stok bahan makanan juga

                                        ***

"Lu napa dah? Senyum-senyum mulu dari tadi, kesambet baru tau lu" ucap Oscar

"Kagak, lu pikir gua gak waras gitu? Ya kali" elak Rizki

"Yaelah, lu gak bisa bohong sama gua, kita hidup sama-sama udah lama" Rizki terkekeh

"Lu emang sangat tau gua kawan" sahut Rizki menepuk bahu Oscar

"Jadi? Kenapa?" tanya Oscar tak sabaran

"Gua ketemu cewek tadi" Oscar mengangguk-angguk

"Pas gua lagi ngamen di angkot, gua tiba-tiba lupa lirik. Dan cewek itu lanjutin lirik yang gua lupa tadi"

"Terus-terus?" seru Oscar antusias

"Ya, dia turun dari angkot, terus gua nanya namanya"

"Siapa namanya?" tanya Oscar

"Arum, Arum Pramesta" jawab Rizki sambil menunjukkan sedikit senyumnya

Oscar mendengus, "Jadi karena ini sahabat gue senyum terus dari tadi?" Oscar merangkul bahu Rizki

"Gue gak tau kenapa, saat tuh cewek di deket gua, gua merasa bahagia banget. Seolah dia tuh sumber kebahagiaan gua."

"Mungkin lu udah suka sama dia sejak pandangan pertama" Rizki terkejut mendengar perkataan Oscar

"Gue? Suka? Sama tuh cewek? Rasanya gak mungkin. Lu tau sendiri kan, sejak gua dibuang sama orang tua kandung gue, gue jadi gak percaya apa itu cinta dan kasih sayang. Rasanya, hati gua udah beku buat ngasih perasaan sayang pada seseorang"

"Ya ya, itu sih emang terserah elu. Yang pasti, gue bakal selalu ada buat lu, yang lain juga" Rizki tersenyum

                                        ***

Setelah berkeliling mencari aksesoris,  Arum langsung turun ke lantai 2 menuju supermarket. Tangannya asyik mendorong troli sambil melihat lihat berbagai jenis sayur dan buah, tapi tiba-tiba matanya menangkap pandangan tak mengenakkan

Ayah nya sedang bersama wanita lain!

Dengan perasaan yang sulit diartikan, Arum berjalan menghampiri dimana Ayahnya berada, ia meremas ujung pakaian nya saat mendengar percakapan mereka

"Mas, kira-kira aku beli buah peach atau buah apel?" ujar seorang wanita

"Terserah padamu sayang, beli semuanya saja, aku masih sanggup membelikannya untukmu" ujar Ferry, Ayah Arum

EUPHORIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang