Bel pulang sudah berbunyi sedari tadi, Virli masih memperhatikan sahabatnya yang terus murung.
'Terus aja Rum, masih gue liatin' batin Virli setengah kesal
Saat Arum hendak berjalan keluar, kakinya malah tersandung karena tali sepatunya yang tidak terikat dengan benar
"Hati-hati. Kamu bisa jatuh nanti" ucap seseorang yang menangkap Arum tadi
"I-iya. Makasi" balas Arum gugup
Rizki melepas lilitan tangannya, matanya tak lepas dari Arum
"Aku antar pulang ya" ucap Rizki lembut
"Hareudang, hareudang. Panas, panas nichh" sahut Virli tiba-tiba sambil mengibaskan tangannya
"Ck, apaan sih lo" sentak Rizki beralih menatap Virli
"Ya gustii, santuy aja napa, gitu amat sama gue" Virli mengerucutkan bibir nya
"Aku pulang sendiri aja, duluan ya" Arum langsung meninggalkan mereka berdua tanpa mengubah ekspreksi nya
"Tunggu" Rizki menahan tangan Arum
"Aku anterin pulang, kamu lagi sempoyongan gitu gimana bisa pulang sendiri"
"Iya bener tuh Rum, udah dah lu ame dia aja. Mayan hemat ongkos" timpal Virli
Arum pun hanya mengangguk dan membiarkan Rizki membawa dirinya
"Ditinggal lagi gue" gumam Virli pelan
Setelah sahabatnya hilang dari pandangannya, Virli berjalan menelusuri koridor, ia ingin cepat-cepat pulang saja
"Pokoknya hari ini gue maraton drakor. Hmm drakor apaan ya kira-kira?" gumamnya masih terus berjalan dengan ponsel di genggamannya
"Hm, lagi mabok romance gue. Huee banyak banget lagi ni drakor yang rame, gue pi-- ADOOHH" Sebuah bola basket melayang dari samping dan tepat mengenai hidung Virli hingga ia jatuh dalam posisi duduk
"BANGSAT! SIAPA YANG LEMPAR BOLA KE GUA?! MAU GUA JADIIN REMPEYEK LU HA?" Virli bangkit sambil dengan sebelah tangan yang memegang bola itu dan sebelah tangannya lagi memegang hidungnya yang seperti mau patah
"GUA TANYA SIAPA? LO PADA BUDEK APA GIMANA?!" Virli mendekati anak anak di lapang sambil mengeluarkan suara toa nya
"Gue yang lempar, dan sorry gue gak sengaja" Virli semakin marah setelah tau ternyata Arka-lah biang kerok nya
"Oh, elo ternyata?" Virli melemparkan bola yang dipegangnya ke Arka
"LO HARUS TANGGUNG JAWAB! BAWA GUE KE RUMAH SAKIT, GUE GAK MAU TAU!" teriak Virli tepat di hadapan wajah Arka
'Buset dah, ini orang apa paus? Gede amat suaranya' batin Arka
"Iya iya, gue tanggung jawab" Arka dengan cepat mengambil tas nya yang berada di samping lapangan
Arka pun membawa Virli ke rumah sakit sesuai dengan permintaan gadis itu
"Awas aja kalo sampe idung gue patah, gak akan gue maafin lu" sahut Virli menatap kesal ke arah Arka yang sedang mengemudi
Arka mendengus. "Iya-iya. Bawel amat lo"
Virli hanya memutar matanya dan memperhatikan jalanan
***
KAMU SEDANG MEMBACA
EUPHORIA
Teen FictionEuphoria. Adalah satu kata yang menggambarkan perasaan bahagia yang membuncah di dalam diri seseorang. Perasaan yang awalnya hanya hitam putih, kini menjadi begitu berwarna semenjak Rizki bertemu dengan Arum, gadis polos dan lugu yang selalu membuat...