'Sekarang gue ngerti perasaan apa ini. Gue sudah mulai menyayangi lu, Arum Pramesta' batin Rizki
***
Sejak kepulangan Rizki dari taman tadi pagi, ia tak henti-hentinya tersenyum. Hatinya bergemuruh bahagia
"Ck, kayaknya temen kita ada yang udah gila cuy" ledek Dirga melihat Rizki
"Lu nyindir gue?" Rizki menatap Dirga
"Haha, ngerasa ya lu" Dirga tertawa sedangkan Rizki dibuat kesal karenanya
"Lagian, lu beda sih dari biasanya. Biasanya kan lu kalo gak ngamen, makan ya tidur" sahut Oscar yang baru datang
"Ck, kata siapa? Gue setiap hari bersihin ni rumah tanpa dibantu kalian" tukas Rizki
"Ka-- RIZKII!!"ucapan Oscar terhenti karena ada yang memanggil Rizki
"Ada apa bang?"
"Ki, Kiki, i-itu" yang memanggil tampak ngos ngosan
"Kenapa sih bang?" tanya Dirga penasaran
"Gu-gue liat ibu kandung lu keluar Mall tadi" Rizki tersentak
"Terus? Apa hubungannya bang?" Rizki berusaha bersikap tenang
"Ya, lu gak kangen emang sama ibu lu?" Rizki menghela napas
"Nggak!" jawab Rizki datar namun tajam
Setelah itu, ia langsung pergi. Berniat menenangkan diri sejenak
"Elu sih bang! Make bawa-bawa emak kandung si Rizki" ucap Oscar
"Lah? Napa jadi gua?" bang Rio menunjuk dirinya
"Bang, tau kagak? Si Rizki lagi seneng, eh abang datang malah ngerusak mood nya" sahut Dirga
"Abang kan kagak tau, abang cuma bilang aja, dan lagi tadi abang liat ibu nya sama cowok lain" terang bang Rio
"Huft, yaudalah kita biarin Rizki tenangin diri dulu" bang Rio dan Oscar mengangguk angguk
***
Arum membuka pintu utama rumahnya, ia melepaskan sepatu sneakers milik nya dan menyimpannya di rak sepatu
"Iya, saya akan segera kesana" suara ibunya membuat Arum menoleh ke arah ruang tamu
Anita yang hendak pergi pun, melihat anak perempuannya
"Hey sayang, dari mana? Mama pulang kok Arum gak ada?" tanya Anita lembut
'Apa aku kasih tau Mama soal Papa tadi?' batin Arum
"Aku jalan-jalan Ma, sama Virli" jawab Arum berbohong
"Ohh, eh tapi kok mata kamu sembab? Kamu nangis?!" Anita tiba-tiba panik
"Eh, ehm itu mah, tadi Arum nonton film sama Virli, film nya sedih banget ma. Arum kebawa suasana" dusta nya lagi
"Ohh, Mama kira kenapa. Yaudah kamu langsung istirahat ya, Mama udah siapin makanan buat kamu ada di atas meja, Mama harus ketemu klien dulu. Dah sayang" Anita mencium sekilas dahi anaknya
Arum menghela napas lega, untung saja ia bisa memberikan alasan kepada ibunya
Arum berjalan ke ruang makan, disana ia menemukan berbagai makanan junk food seperti pizza, fried chicken, spagetti dan lainnya. Arum tersenyum kecut, ia pikir yang dimaksud Mama udah siapin makanan buat kamu ada di atas meja itu adalah makanan yang dimasak ibunya, ternyata lain
Itu membuat Arum bertanya-tanya, kapan terakhir kali ia dimasakkan oleh sang ibu? Mungkin saat dirinya masih kecil dan belum tau apa-apa
Karena mood-nya mendadak buruk, Arum memilih masuk ke kamar tanpa menyentuh atau mengambil sedikitpun makanan di atas meja
***
"Apa sih Mas?!" geram seorang wanita
"Dimana anak kita?!" wanita itu tersenyum remeh
"Anak kita? Dia anak kamu! Bukan anak aku!"
"Dia anak kita berdua! Kamu lupa dia lahir dari rahim kamu?"
"Aku melahirkannya karena kamu yang membuatku hamil! Sudah lah, kita sudah bercerai! Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, semua diantara kita sudah selesai!" wanita itu menutup pintu rumah dan menguncinya
"Arghhh! Dimana kamu buang anak kita Rania?!" lelaki itu menjambak rambutnya frustasi
"Aku akan mencari anak kita sampai ketemu, meskipun bayarannya adalah nyawaku sekalipun" lelaki itu pergi dari kediaman mantan istrinya
***
Virli sedang asyik memakan keripik kentang di dalam angkot, ia berencana akan mengunjungi rumah sahabatnya, sebenarnya ia bisa saja menggunakan taksi agar lebih cepat, tapi ia sedang menabung untuk membeli laptop keluaran terbaru yang ia impikan
Angkot itu berhenti, Virli turun setelah membayar ongkos dan mulai berjalan menuju rumah Arum
Tapi di perjalanan, ada seseorang yang tak sengaja menumpahkan minuman ke pakaian Virli
"Heh! Sialan lu! Liat baju gue jadi basah! Lu harus tanggung jawab!" maki Virli pada seseorang yang menumpahkan minumannya itu
"Maaf, maaf saya gak sengaja" ucap seseorang itu
"Ck, yaudah sana pergi! Bikin emosi aja lu" Virli langsung meninggalkan perempuan itu
Setelah sampai di rumah Arum, Virli memencet bel sambil mengucapkan salam
"Eh Vir, ayo masuk. Kok gak bilang mau kesini" Arum membuka pintu dan terkejut melihat Virli datang ke rumahnya
"Gue lagi bosen aja di rumah, terus kepikiran main ke rumah lu" Arum mengangguk-angguk
"Mau minum apa?" tawar Arum
"Yaelah Rum, lu kayak sama siapa aja. Gue kalo haus tinggal ambil ndiri ke dapur"
Arum cengengesan "Iya udah kalo gitu"
"Eh itu baju kamu kenapa? Kok basah?" tanya Arum
"Ah, biasa ini tadi ada orang gak sengaja numpahin minum" jawab Virli santai
"Bersihin dulu yuk, gak enak keliatannya kotor gitu" Virli terkekeh
"Arum sayang, ini cuma noda kopi, gak masalah kalo gak dibersihin"
"Lu selalu ya. Kebersihan yang paling utama" Virli terkekeh
"Bisa aja kamu"
"Temenin gue nonton yuk, gue ada film rame nih" ujar Virli sambil mengambil flashdisk di sling-bag nya dan memperlihatkannya pada Arum
"Yaudah yuk, kita ke kamar aku"
Mereka pun menghabiskan waktu mereka dengan menonton film bergenre romance itu
***
Rizki duduk termenung di tepi lapangan, kakinya ia goyang-goyangkan sambil menendang kerikil kecil
"Gue gak tau gue kangen apa nggak sama ibu dan bapak gue. Rasanya, gue udah muak ngeliat mereka" gumam Rizki
"Meski kadang bang Rio suka liatin foto mereka, tetep aja rasanya gue gak mau liat apalagi nemuin mereka" lanjutnya
"Gue bukannya gak mau punya keluarga. Gue bahkan sangat mau! Punya ibu bapak yang lengkap, dan sayang sama gue. Tapi mereka? Bikin gue gak percaya lagi" lirih Rizki
"Selama ini, bang Rio yang rawat gue, meski kadang bang Rio suka nyentak. Tapi setidaknya bang Rio sayang sama gue dan yang lain. Cuma bang Rio yang gue anggap orang tua gue"
***
Votement nya jgn lupa!
@putrizvz
KAMU SEDANG MEMBACA
EUPHORIA
Teen FictionEuphoria. Adalah satu kata yang menggambarkan perasaan bahagia yang membuncah di dalam diri seseorang. Perasaan yang awalnya hanya hitam putih, kini menjadi begitu berwarna semenjak Rizki bertemu dengan Arum, gadis polos dan lugu yang selalu membuat...