•Lee Donghae, Cho Kyuhyun•
•••
Yoona tak berhenti menangis saat menatap Donghae yang saat ini sedang diobati oleh dokter di unit gawat darurat rumah sakit. Dia sangat khawatir pada Donghae yang terluka karena menyelamatkannya dari penguntit yang sebelumnya ingin melukainya. Sementara Yuri yang sudah mendengar kabar dan langsung menyusul ke rumah sakit tampak aneh menatap Yoona, dia tampak merasa sedikit malu.
"Apakah dia tak perlu diperiksa lebih lanjut, dokter? Aku khawatir terjadi apa-apa padanya."
Mendengar ucapan Yoona yang sesenggukan, Donghae tampak tertawa kecil, tapi tak bisa menanggapinya karena ia merasa sedikit perih saat lukanya sedang diobati.
"Lukanya hanya di telapak tangan, nona. Setelah lukanya diobati dan diperban, dia akan baik-baik saja."
Yoona pun diam dan menghapus air matanya.
"Akhirnya kau diam juga." Yuri terkekeh menatap Yoona yang tak seperti biasanya. "Jadi, bagaimana penguntit itu? Dia sudah tertangkap?"
Gadis yang ditanya mengangguk. "Tapi, aku diminta ke kantor polisi untuk memberi kesaksian sebentar."
"Kalau begitu, aku akan menemanimu."
Yoona mengangguk lagi merespon ucapan Yuri. Dia pun kembali menatap Donghae yang tangannya telah selesai diobati dan diperban. Setelah dokter pergi, Yoona dan Yuri pun mendekat.
"Kau benar tak apa-apa?" tanya Yoona, untuk ke sekian kalinya ia menunjukkan kekhawatirannya.
Donghae tersenyum. "Tenanglah. Aku tak akan mati hanya karena melawan laki-laki mesum itu. Dia tak ada apa-apanya." di saat seperti ini pun laki-laki itu masih sempat tertawa.
"Wah, jadi sekarang kau berhasil melindungi Yoona?" Yuri hendak menggoda.
•••
Kyuhyun masuk ke dalam kamarnya. Rambutnya tampak berantakan. Ekspresinya pun kacau. Dia segera membuka jasnya dan melonggarkan ikatan dasinya seakan-akan dia merasa sesak. "Sial." umpatnya lirih.
Dia teringat saat mendapat kabar dari Yuri bahwa Donghae terluka setelah melawan seseorang yang menguntit Yoona. Tanpa mempedulikan pekerjaannya yang belum selesai, ia segera menyusul ke rumah sakit untuk melihat keadaan sepupunya itu. Tapi, saat melihat Yoona yang tampak sangat khawatir sampai menangis entah kenapa membuatnya kesal dan tak jadi menghampiri mereka bertiga.
Tapi, kenapa? Kenapa Kyuhyun harus merasa kesal? Itu bukan urusannya lagi.
Matanya menatap setumpuk kertas undangan pertunangannya dengan Seohyun yang tergeletak di atas meja kecil samping ranjangnya. Lagi-lagi, pertemuannya dengan Yoona hanya membuat dia semakin ragu dengan keputusannya untuk bertunangan dengan orang lain.
•••
Yoona telah kembali bekerja setelah kemarin libur selama sehari. Dia merasa sangat lega karena masalah penguntit itu telah selesai. Begitu dia masuk, dia mendapat sapaan dari beberapa rekan kerjanya yang cukup dekat dengannya. Saat dia sampai di meja tempatnya bekerja, keningnya mengernyit saat melihat benda yang menurutnya bukan miliknya itu.
Matanya tampak tertarik melihatnya karena benda itu adalah sebuah album dari band favoritnya, apa lagi kalau bukan CNBlue. Jangan tanya bagaimana terkejutnya saat melihat tandatangan di sampul album itu. Dia sangat menghapal coretan itu. "Tanda tangan Jung Yonghwa." gumamnya.
"Apakah kau menyukainya, sunbae?"
Yoona menoleh ke asal suara dan menatap Seohyun yang berdiri di belakangnya sembari tersenyum. "Maaf aku tak memberitahumu sebelumnya. Sebenarnya Yonghwa adalah teman SMA-ku, kebetulan aku dan dia bertemu kemarin, lalu aku teringat padamu. Jadi aku..."
"Jadi, ini untukku?" tanya Yoona tampak tak percaya.
Seohyun mengangguk dan disambut ucapan terima kasih dari Yoona. Senyumannya semakin lebar saat melihat Yoona yang menyukai pemberiannya. "Ah, mungkin kau bisa menemuinya jika datang ke acara pertunanganku." ucapnya lagi. "Tapi, aku lupa membawa undanganmu. Kemarin aku membagikan untuk yang lain, tapi kau sakit."
"Tak apa. Aku benar-benar tak percaya kau berteman dengannya. Sekali lagi, terima kasih, Seohyun." Yoona yang biasanya tidak banyak tersenyum tampak sangat senang hari ini. Melihat Seohyun yang teringat padanya membuatnya sedikit merasa istimewa. Bukan apanya, sangat jarang menemukan teman yang seperti itu untuk Yoona. Sepertinya dia akan menjadi teman gadis itu.
•••
Yoona kini menatap Donghae yang sedang membaca kontrak penerbit untuk yang kedua kalinya, gadis itu hanya berharap tak terjadi apa-apa hari ini seperti waktu itu. Karena itu, Yoona tidak memesan apa-apa dari kafe itu terlebih dahulu, ia takut kejadian lama kembali terulang.
Sebenarnya, Yoona merasa sedikit aneh saat menatap ekspresi Donghae yang sedang serius membaca kontrak itu, padahal yang dia tahu laki-laki itu sangat sering tersenyum, jarang sekali memiliki ekspresi serius seperti ini.
"Aku sudah membacanya." Donghae meletakkan kertas itu lalu menatap Yoona dengan ekspresi datar, sangat serius sampai Yoona sendiri tak mengenal laki-laki itu. "Aku kurang suka dengan poin ketiga yang mengatakan isi naskahku harus diubah sesuai keinginan editor. Aku tak ingin menerbitkannya jika hampir 50% naskahku diubah."
"Ah, sebenarnya maksud dari naskah yang diubah itu jika ada hal yang kurang pantas, misalnya kalimat yang terlalu kasar atau adegan yang tidak perlu atau terkesan bertele-tele. Biar bagaimanapun novel akan sedikit membosankan jika terlalu panjang, bukan?" Yoona pun menjelaskan dengan panjang lebar.
Donghae menghela napas lalu berpikir sejenak. "Baiklah." Ia pun mengambil penanya dalam tas selempang miliknya. "Aku hanya perlu menandatanganinya di sini, bukan?" tanyanya sembari menunjuk
Yoona mengangguk dan akhirnya tersenyum lebar saat Donghae akhirnya menandatangani itu.
"Kau terlihat sangat senang." Donghae kini tersenyum setelah tadinya ia berekspresi datar terus. "Karena urusan pekerjaan telah selesai, kau ingin minum apa? Kau juga boleh memesan makanan. Aku akan menraktirmu."
"Apa saja yang kau suka." jawab Yoona dengan asal karena sibuk memasukkan kontrak yang telah ditandatangani Donghae ke dalam map plastik.
Donghae pun mengangguk. Ia memasukkan kembali penanya dalam tas dan beranjak tanpa sadar tas di pangkuannya itu jatuh. Sialnya lagi, resleting dari tas itu belum tertutup dengan baik sehingga barang-barang dalam tasnya terhambur di lantai kafe. Untung saja kafe itu sedang sepi sehingga tak banyak orang yang merasa terganggu.
Yoona yang telah selesai memasukkan kertas kontrak ke dalam map pun langsung ikut membantu Donghae memungut barang-barangnya. Matanya tertuju pada amplop tebal berwarna biru langit yang terlihat seperti undangan ke suatu pesta. Tangannya pun meraih amplop tebal itu.
Dalam sekejap, Yoona terpaku saat melihat dua nama yang berdampingan tertera di amplop tebal yang ia yakini sebagai undangan pertunangan. "Cho Kyuhyun dan Seo Joohyun?" gumam Yoona dengan suara pelan membaca kedua nama itu. Tangannya bergetar saat sadar bahwa ia mengenal kedua nama itu.
•••
choco-salt, 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
A Secret Behind Us
Fanfiction[Kyuhyun-Yoona Fanfiction #1] Im Yoona. Seorang wanita yang tak bisa melupakan seseorang di masa lalunya, dan sangat larut dalam kesedihannya saat seseorang itu akan bertunangan. Cho Kyuhyun. Seorang pria yang akan bertunangan dengan wanita yang ber...