•Kwon Yuri, Lee Donghae•
•••
Yoona hanya bisa menatap seorang lelaki yang sedang menyusun makanan di hadapannya. Dia tampak kebingungan. Saat ia bangun, orang pertama yang dilihatnya adalah Donghae. Terkejut? Tentu saja. Tapi saat mengingat Donghae adalah sepupu Yuri, dia sedikit mengerti.
"Tapi, Yuri kemana? Dia pergi pagi-pagi sekali." tanya Yoona.
"Aku juga tak tahu. Belum pukul enam dia sudah menghubungiku dan menyuruh datang ke sini." jawab Donghae mengedikkan bahu. Detik berikutnya, ia tampak tersipu saat melihat wajah Yoona yang tampak sangat polos tanpa riasan. Walaupun gadis itu juga tak pernah memakai riasan tebal.
"Ada apa?" tanya Yoona dengan ekspresi seperti mengatakan apakah ada sesuatu di wajahku?
Donghae menggeleng. Dia segera menaruh sendok di tangan Yoona, "Makanlah."
Yoona sedikit canggung dengan perlakuan Donghae, tapi dia tetap menganggukkan kepalanya sembari tersenyum.
"Jadi, hari ini kau tak bekerja?"
Yoona mengangguk, lagi. "Kau bisa menemui editor lain untuk membahas kontrak hari ini." ujarnya sembari menyendok bubur ke mulutnya.
"Aku tak mau," Donghae membuat Yoona menatapnya heran. "Aku hanya mau menandatangani kontrak hanya denganmu." lanjutnya.
Yoona sedikit tertegun dengan ucapan Donghae. Apa maksud laki-laki itu? Memangnya apa perbedaan antara Yoona dan editor lainnya?
Donghae menyadari tatapan Yoona yang tampak kaget sekaligus bingung. "Hm... Maksudku--" Donghae menggigit bibir bawahnya sembari memutarkan matanya untuk berpikir. "Kupikir aku akan lebih nyaman kalau bersama orang yang sudah kukenal."
"Oh." respon Yoona lalu kembali fokus dengan makanannya.
Sambil memakan sarapannya dengan perlahan, Yoona bertanya-tanya dalam hati, Mengapa laki-laki ini begitu baik sehingga mau saja datang ke sini hanya karena sepupunya yang meminta?
"Yoona, apakah penguntit itu badannya besar?"
Yoona tersedak saat mendengar pertanyaan itu, dan membuat Donghae panik segera memberinya segelas air minum. Jadi, Yuri juga memberitahu tentang seseorang yang menguntitnya?
"Kenapa kau bertanya?" tanya Yoona. Membicarakan penguntit itu membuat nafsu makannya hilang.
"Kalau badannya tidak sebesar badanku, aku bisa mengalahkannya." jawab Donghae sembari terkekeh dengan polos.
Yoona tertawa kecil mendengar jawaban Donghae. Mendengar ada seseorang yang ingin melindunginya membuatnya sedikit lega. Walaupun ia yakin itu hanya candaan belaka. Kenapa juga laki-laki itu mau melindunginya?
•••
Kernyitan dahi Kyuhyun menyambut kedatangan Yuri di ruang kerjanya. "Kenapa kau ada di sini? Bagaimana dengan Yoona?"
"Aman." jawab Yuri singkat, lalu duduk di sofa empuk.
Kyuhyun yang tadinya sedang berkutik di meja kerjanya pun pindah di dekat Yuri. "Jadi, ada apa kau ke sini?"
"Aku ingin magang di sini."
"Itu sudah diurus."
Yuri pun menghela napas. Sebenarnya dia sudah tahu tentang hal itu. Dia menemui Kyuhyun karena hanya ingin bertemu saja. Tatapannya mengarah pada Kyuhyun. "Apakah menduduki jabatan di sini masih berat untukmu?"
Jantung Kyuhyun berdegup kencang mendengar pertanyaan Yuri. Pertanyaan itu membuat dadanya sesak. "Sudahlah." Laki-laki itu tertawa singkat. "Kau dan Donghae hyung pun tak bisa menggantikanku."
"Kau benar." Yuri tersenyum tipis. "Aku dan Donghae tidak sepintar dirimu."
Suasana hening pun menyelimuti mereka berdua. "Aku harus kembali ke rumah Yoona." Yuri beranjak dari duduknya karena tak tahan dengan suasana hening. Berada berdua dengan Kyuhyun hanya membuat Yuri merasa tercekik dengan suasana semacam itu.
"Memangnya dia belum sembuh?"
Yuri menggeleng, "Sebenarnya saat suhu tubuhnya kuperiksa tadi pagi, dia sudah tak demam lagi. Tapi tetap saja dia butuh istirahat." jawabnya. "Ah, apakah aku sudah memberitahumu?"
Kyuhyun mengernyitkan dahinya, "Apa?"
"Yoona sedang dikuntit seorang pria."
•••
Yoona dan Donghae menghabiskan waktunya di ruang tengah. Sebenarnya Donghae sudah meminta gadis itu untuk beristirahat di kamar saja, tapi Yoona menolak karena kepalanya semakin pusing jika berbaring saja. Jadi mereka pun menonton TV bersama, walaupun keduanya tidak fokus dengan tayangannya.
Donghae sibuk mencari-cari topik pembicaraan agar bisa mengobrol dengan gadis yang duduk di sampingnya dengan hanya berjarak beberapa senti. Sedangkan Yoona menatap TV tapi pikirannya sedang mengarah entah kemana.
Tadinya Donghae sudah beberapa kali mengobrolkan sesuatu dengan gadis itu, tapi tak ada pertanyaan balik darinya, jadi hanya Donghae saja yang bertanya. Seolah-olah Donghae wartawan, dan Yoona adalah artis papan atas. Tapi, tetap saja itu tidak mengendorkan semangat laki-laki itu untuk membuat Yoona nyaman dengannya.
"Kau tak bosan?"
Donghae menoleh dengan cepat ke arah Yoona saat gadis itu bersuara duluan. "Aku tak bosan." jawabnya. Padahal dia sudah sangat bosan karena tidak menemukan topik pembicaraan. Jika saja Yoona tak sakit, mungkin dia sudah membawa gadis itu jalan-jalan, walau ia sendiri agak ragu jika Yoona mau.
"Aku mau keluar."
•••
Donghae melajukan mobilnya menuju taman bermain. Entah apa yang merasuki gadis di sampingnya itu sehingga dia tiba-tiba saja ingin keluar untuk bermain. Apalagi gadis itu sekarang sedang menggenggam peralatan menyamar, seperti kacamata hitam dan masker. Donghae tertawa saat mendengar alasannya, yaitu tidak ingin ketahuan berbohong tentang sakitnya pada kantor.
"Kau sudah mengabari Yuri? Jangan sampai dia ke rumahmu dan tak ada siapa-siapa."
Yoona hanya mengangguk. Dia tampak bersemangat. Sangat jarang ia mendapatkan hari libur seperti ini. Biasanya hari sabtu dan minggu ia libur, tapi merasa enggan untuk keluar rumah, dan hanya memilih untuk tidur saja.
Jika saja Yoona tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, mungkin ia memilih untuk tak keluar rumah, apalagi bersama Donghae.
•••
choco-salt, 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
A Secret Behind Us
Fiksi Penggemar[Kyuhyun-Yoona Fanfiction #1] Im Yoona. Seorang wanita yang tak bisa melupakan seseorang di masa lalunya, dan sangat larut dalam kesedihannya saat seseorang itu akan bertunangan. Cho Kyuhyun. Seorang pria yang akan bertunangan dengan wanita yang ber...