02 - Becoming

13.9K 2.1K 933
                                    

Halo! Selamat sore. Apa kabar? Hehe. Ketemu lagi. Alhamdulillah masih bisa unggah chapter baru.

Gimana nih bab satunya udah lumayan bikin penasaran nggak? Kayaknya bab ini makin-makin deh. 🧢

Jangan sungkan kalau mau ramaikan komentar biar seru. 🌹

Siap, ya, siap. Ini lagu yang perlu diputar.

 Ini lagu yang perlu diputar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

***

Chapter 02

[Sidney's POV]

Jatuh cinta bisa membuat IQ gue semakin jongkok. Di sisi lain patah hati dari kehilangan yang bertubi-tubi meningkatkan EQ dan SQ gue sampai di taraf yang cukup manusiawi. Huf, itu berarti gue masih se-Patrick itu meski hormon Squidward dalam tubuh gue sedikit bertambah.

Gue juga mulai merasakan aroma-aroma kapitalis Tuan Krab dalam pembuluh nadi. Meski gue masih perlu sedikit asupan hormon Sandy Cheeks dan PR besar untuk meningkatkan hormon Lary. Sedihnya, gue sedikit banyak kehilangan Spongebob dalam diri gue. Omong-omong, hormon itu apa? Ah, gila. Gue bisa berakhir dalam mode lamunan abadi kalau mikirin istilah rumit tanpa koreksi dari Juno.

Kayaknya satu-satunya manusia yang paling kehilangan Juno adalah gue. Gue berasa ditikam oleh plot twist yang dimainkan semesta. Juno menghilang ketika kami kelas sebelas. Anehnya setelah itu segalanya seolah semakin janggal. Seperti ada pihak yang berkonspirasi untuk menipu gue sama Kikan. Pasalnya, dari semua orang yang ada di Nuski, hanya kami berdua yang tidak bisa melihat Juno. Buktinya, sekolah seakan tidak pernah kehilangan sosok Juno. Dia ada di antara kami, tapi entah gue atau pun Kikan nggak pernah bisa ketemu dia. Kami seolah dua orang yang harus dikecualikan.

Juno seperti orang yang memakai kemampuan incognito dalam sebuah browser. Bedanya gue sama Kikan lah yang dikecualikan. Kami ibarat dua situs yang tidak bisa merasakan dan melihat keberadaan Juno ketika orang lain mengaku melihat Juno. Bahkan dalam setiap dokumentasi apa pun yang seharusnya memuat foto Juno, di mata gue figur Juno itu nggak ada dalam dokumentasi itu. Hanya foto kosong.

Bayangin seberapa kesal dan marahnya gue saat itu. Gue merasa dicurangi sama Juno. Nggak adil gitu kenapa gue juga yang harus dia hindari. Meski kadang gue berpikir, jangan-jangan yang selama ini ditipu adalah mereka dan bukannya gue sama Kikan. Jangan-jangan, yang selama ini ada di antara mereka bukanlah Juno melainkan sosok lain. Kalau iya, lantas di mana Juno sekarang?

Keberadaan dia yang seperti bayang-bayang itu berlangsung sampai kami lulus. Satu setengah tahun barangkali? Dan selama itu gue yakin kalau Juno masih ada. Dia nggak pergi. Hanya saja cuma gue dan Kikan yang seolah nggak bisa berinteraksi sama Juno. Jadi dari pada banyak yang salah paham, gue sama Kikan lantas sepakat untuk menganggap anomali itu sebagai sesuatu yang tak pernah terjadi. Kami juga pura-pura tidak masalah meski itu menyakitkan.

Under Your SpellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang