Liburan Musim Panas

40 8 0
                                    

"Dan pemenang dari kelas terbersih dan ternyaman menurut seluruh guru disekolah ini adalah.......... kelas 12 IPA 5, selamat kepada pemenang. Bukan karena habis perlombaan ini, habis pula kebersihan dikelas. Kebersihan harus tetap dijaga, akan ada suatu hadiah misteri nanti ketika saat nya tiba. Sekian terima kasih" Begitulah kata kepala sekolah tentang pemenang kebersihan kelas.

Aku tak mengapa jika tak menang, setidaknya kami telah mengeluarkan semua kekuatan kami untuk ini. "Mereka kenapa bisa menang yah? Padahal jelek loh kelas nya. Bahkan hancur, kotor lagi" celoteh salah satu teman ku dari belakang. "Pasti karena ada anak gurunya, makanya dimenangin." Sambut teman sebelah nya. "Ih... Udah udah, jangan berprasangka buruk. Mungkin kelas mereka lebih nyaman" Miya mencoba untuk menenangkan suasana.
Kami semua hanya bisa termenung, dan kembali kedalam kelas. Saat dikelas, orang memulai untuk meributkan kelas "Skin care kuuuuuuuuuu" "Handbody kuuuuuuuuuu" "eye shadoww kuuuuuu" Mereka semua hanya bisa pasrah dengan kenyataan yang terjadi.

Saat kami tengah ribut dikelas, wali kelas kami masuk dan berkata "Sudah anak anak sudah, bapak mengapresiasi perjuangan kalian untuk kelas ini. Sebagai hadiahnya, bapak mengajak kalian berlibur ke Dispey Land. Agar semangat kalian kembali lagi" Setelah wali kelas kami berkata seperti itu, kembalilah semangat teman temanku. Mereka sangat bahagia. "Beneran pak ? Kita mau ke Dispey Land? Senang nyaaaa...." "Mimpi apa aku semalam cuukkk" "Yeeee.... Liburrrr, selamat tinggal sekolahh" Teriak mereka semua. Terima kasih kepada wali kelas kami yang mencoba mengembalikan semangat kami.

Libur itu sudah tiba, aku yang tak memberi tahu orang tuaku tentang liburan ini pergi begitu saja. Sebelum aku pergi mereka juga sudah berkelahi, bagaimana aku bisa mengatakan tentang liburan ini dementara mereka tak pernah akur sekalipun. Melihat mereka yang selalu seperti itu, terkadang membuatku depresi dan ingun menghilang sejenak dari dunia ini. Ingin rasanya tak mengenali siapa mereka. Ingin rasanya kembali seperti sedia kala. Saat kejadian itu tak pernah seinggah sebelumnya. Inilah saat yang tepat dimana semua ketidaknyamanan dirumahku, bisa kusingkirkan dalam sekejap.

Kami sudah berada didalam bus, semua berteriak gembira karena hal ini. Namun, yang aku tau Yohan tak ikut dengan liburan kami ini. Juga tak ada yang perduli dengan kehadiran nya. "Waaaaa.... Dispey Land. Kami dataaaaanggggggg !!!!!!!!!" Teriak ketua kelas kami. "Yeeeeeeeeeeyyyyyyyyyyyy" Mereka senua berteriak kegirangan. Aku hanya dapat tersenyum dengan keadaan seperti ini. Keadaan yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Keadaan yang bisa membuat hatiku bergejolak karenanya. Kami bernyanyi bersama di dalam bus, ada yang mencoba mengganggu perempuan, ada yang mencoba usil dengan teman nya, dan ada yang mencoba untuk menyatakan cintanya.

Kami telah sampai di Dispey Land. Dimana semua kehangatan, kegembiraan, ketakutan, dan kemeriahan bergabung jadi satu disini. Kami mulai berpencar tak tentu arah, mereka kesana kemari mengitari Dispey Land. Aku yang berusaha untuk menikmati semua ini, terkejut dengan kehadiran seorang perempuan yang sangat cantik jelita. Aku melihat nya dari jauh. Saat aku melihatnya, rasanya seperti kedamaian datang menghampiri kehidupanku. Begitu cerah wajah yang kupandang, begitu kuat sinar yang dipancarkan darinya. Aku terpukau karenanya. Dengan ini, ntah kenapa badanku bergerak sendiri. Seolah ingin berkenalan dengan dirinya. Namun ketika aku hampir menghampiri nya, badanku terdiam tak berkutik. Karena yang ada dalam pikiranku adalah AKU TAK AKAN BISA MEMBAHAGIAKAN NYA, KARENA AKU BELUM BISA MEMBAHAGIAKAN DIRIKU SENDIRI. JIKA AKU MENCOBA MENDEKATI NYA, AKU HANYA BISA MEMBERI PENGHARAPAN YANG TAK PASTI UJUNGNYA. Aku mulai berbalik arah dan meninggalkan wanita itu.

Miya menghampiri ku dan berkata "Sasin.. dari mana aja? Dicariin gak ketemu ketemu" "oohh.. aku tadi ke kamar mandi, ada apa Miya?" "Enggak... Pengen ngajak kamu main itu" Tangan Miya sambil menunjuk kearah Roller Coaster.
"Emang berani naik itu?" Tanyaku pada Miya "Enggak beranii... Makanya aku ngajak kamu" Jawab Miya sambil tersenyum malu. "Yaudah ayuk, takut nya jangan berlebihan yaaa" aku menggoda Miya. "Yeeeeeee.... Ayuukkk" Miya tiba tiba menggandeng tanganku ke roller coaster itu. Semua bersenang ria di tempat ini. Tak ada satupun yang merasa sedih disini. Sekali lagi, terima kasih kepada wali kelas kami yang membuat kami gembira seperti ini.
Senja sudah mengindahkan langitnya, kini kami beranjak pulang dari tempat membahagiakan ini. "Anak anak, udah waktunya kita kembali. Kemasi semua perlengkapan, mari kita kembali ke Bus." Kata wali kelas kepada kami. "Baik paakkkk". Seperti saat berangkat, kami bernyanyi bersama sampai letih kemudian tertidur pulas karena lelah. Sungguh pengalaman yang menakjubkan.

Mazeltov (They Doesn't Know)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang