Hari demi hari, mereka masih menghadapi soal soal yang membuat otak mereka kembali berpikir setelah sekian lama tak digunakan.
Hingga akhirnya mereka berada di hari terakhir ujian. "Woii, ini terakhir ujian. Sebentar lagi kita mau naik ke kelas 12., Essehhh, ga sabar jadi kakak kelas paling tua disekolah ini" ucap Murid yang kegirangan karena hari ini hari terakhir ujian. "Iyakan, kalo nanti aku jadi kakak kelas... Semua kita kerjai, kita mos, kita buat mereka merasakan apa yang kita rasakan dulu.. wkwkwwkwk" sambut salah satu teman nya lagi. Mereka semua sangat menantikan saat mereka menjadi anak kelas 12, sangat sangat ingin. Hingga mereka tidak sadar, ada suatu hal yang besar sedang menunggu mereka didepan sana."Yohan... Bagaimana dengan ujianmu? Belum lama ini aku liat kau selalu datang terlambat, ada apa?" Tanya Sasin pada Yohan.
"Ujianku begitu begitu saja, tidak ada yang menarik perhatianku" jawab Yohan.
"Jadi... Apa alasanmu untuk datang lebih lama belakangan ini?" Tanya Sasin sekali lagi.
"Tak mengapa, aku sedikit bosan jika harus datang duluan dan sendiri disekolah ini" jawab Yohan sekali lagi.
"Yohaann... Sasiiinnn.... Lagi bicarain apaan nih?" Tiba tiba kawan sekelas datang pada mereka berdua.
"Ah, bukan apa apa... Bagaimana dengan ujianmu? Menakjubkan?" Tanya Sasin pada orang yang datang itu.
"Halah... Masa depanku bukan ditentukan dari secarik kertas dan pensil itu. Jika aku berusaha dan berikhtiar pasti masa depanku akan cerah" jawab nya dengan wajah senyum.Bel berbunyi... Tanda mereka akan memulai ujian terakhir mereka. "Yohan... Aku duluan yah, semangat untuk ujianmu." Ucap Sasin lalu pergi meninggalkan Yohan bersama teman itu.
"Yohan... Sepertinya kita akan menghadapi masalah yang lebih besar dari kemarin. Kau... Masih sanggup?" Tanya orang itu.
Yohan tersenyum, lalu berkata. "Jika nanti aku sudah tidak tahan, tolong bantu aku. Ajak yang lain juga, agar kita bisa menghadapi nya"
"Tapi Yohan..." Sangkal Teman itu,
"Sudah tidak ada tapi tapian, masuk ke ruang ujianmu. Kita sudah terlambat" ucap Yohan lalu pergi meninggalkan teman itu.Beberapa jam kemudian, mereka semua telah berhasil melewati ujian itu. Semua nya bergembira, seolah mereka telah memenangkan jackpot yang besar.
"Akhirnyaaaaaaaa....., Kita sudah melewati semuanya !!! Rumah, Tempat tidur, Rebahan. Aku dataaaangggggg !!!!!" Ucap salah satu murid dari sekolah itu.
"Suci... Bagaimana dengan ujian nya? Terlihat mudah kan? Kita sudah mempelajari itu semua tadi" Alda yang membuka percakapan dengan Suci. Lagi dan lagi, atau mungkin memang Suci sudah tak ingin lagi berbicara dengan Alda.
Suci hanya senyum pada Alda, lalu pergi meninggalkan Alda sendiri.
Saat itu Miya datang dari arah belakang Alda, "Hei... Dari kemarin aku melihat Suci selalu meninggalkanmu, apa yang terjadi antara kalian berdua?" Tanya Miya sambil menepuk pundak Alda.
"Tidak ada apa apa, dia hanya ingin buru buru pergi. Ada pekerjaan yang ingin diselesaikan nya dengan cepat" jawab Alda tersenyum pada Miya.
"Jangan bohong... Apa yang terjadi ? Atau jangan jangan Suci suka pada Yohan. Tapi, Kaulah yang jadian pada Yohan. Itu yang membuat Suci sakit hati padamu, itu lah kenapa Suci selalu meninggalkan mu. Benarkan?" Tanya Miya dengan padat dan jelas.
"Tidak... Bukan seperti itu" jawab Alda.
"Ahh... Sudahla, kamu berdua selalu bersama kalau aku liat. Namun, karena seorang laki laki kalian bisa menjadi tidak akur. Dan hal itu, kau yang menyebabkan nya. Hebat Alda, aku salut padamu" ucap Miya sambil bertepuk tangan dengan kelakuan Alda. Lalu Miya pergi meninggalkan Alda sendiri.Alda yang tidak kuat lagi dengan ini semua, pergi berlari ke kamar mandi. Mengeluarkan semua tangisnya didalam sana. Saat kebetulan Sasin juga melewati kamar mandi itu.
"Ha? Suara tangis? Aku ga salah denger? Kuat lagi suaranya" batin Sasin. Lalu Sasin pergi kedepan pintu kamar mandi itu. Menggedor pintu kamar mandi itu, "hei... Siapa didalam, buka pintunya !!! Kenapa kamu menangis ??"
Alda yang mendengar suara Sasin itu terkejut, lalu menghapus semua air matanya. Mengatur nafas nya sedemikian rupa, dan keluar dari kamar mandi itu.
"Ha ? Alda ? Kamu kenapa? Kenapa menangis sekuat itu?" Tanya Sasin khawatir.
"Tidak Sasin, bukan apa apa... Aku sudah lama tak menangis sekuat itu. Jadi, aku ingin melakukan nya" jawab Alda dengan tersenyum lebar. "Kamu yakin tidak apa apa?" Tanya Sasin sekali lagi.
"Tidak apa apa Sasin mantan Miya" jawab Alda dengan menggoda Sasin.
"Yasudah kalau tidak apa apa, ayo pulang... Sekolah sudah mulai kosong" ajak Sasin
"Ya baikla, terima kasih sudah mengajakku" ucap Alda pada Sasin. Lalu mereka berdua pulang bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mazeltov (They Doesn't Know)
Teen FictionPengalaman hidup, bukan hanya didapat dari diri sendiri. Pengalaman hidup yang berarti kadang kita jumpai pada orang yang tak berarti bagi kita sekalipun. Tentang menghadapi ujian? Bukan dengan melarikan diri, tapi dengan menikmati proses yang terja...