Dokter itu keluar dari ruangan dan berkata pada Sasin, "sudah berapa lama teman mu mempunyai penyakit ini ?" Sasin yang tak tau apa apa terkejut mendengar pertanyaan sang dokter. "Maksud dokter apa? Penyakit apa?" Tanya Sasin kebingungan.
"Kamu tidak tau, jika temanmu nengidap penyakit kanker yang mematikan? Sekarang sudah berada distadium akhir. Kita harus segera mengoperasi dia, kalau tidak. Nyawa dia akan melayang" jelas dokter pada Sasin. Untuk pertama kalinya, Sasin menangis karena teman nya. Sasin tak kuat mendengar pernyataan dokter itu. "Dok, lakukan sebisa mu. Lakukan hal terbaik yang bisa kalian lakukan. Aku mohon, selamatkan temanku" pinta Sasin dengan tangis nya. "Baiklah, kami akan memulai operasi temanmu. Duduk dan bantu lah kami dalam doa, agar teman mu baik baik saja" ucap Dokter dengan menenangkan Sasin. Sasin tak tau lagi harus berbuat apa saat ini, ia hanya dapat berdoa untuk keselamatan Yohan. Sasin teringat pada kekasih Yohan.Sasin menghubungi Alda, dan menceritakan semua yang terjadi pada Alda...
"Yohan... Kumohon, kuat lah" ucap Alda ditelpon dengan tangis nya.
Alda menghubungi semua teman teman nya, mereka semua langsung datang tanpa pikir panjang. Mereka semua hadir, tanpa terkecuali. Orang orang yang membantu Yohan dalam perkelahian tadi juga datang. "Yohan... Aku tak menyangka dia akan menyelamatkan sekolah kita sendirian. Aku selalu berpikir buruk tentang dia. Kumohon Yohan, kuat dan bertahan lah. Kami membutuhkanmu disini" ucap teman teman Yohan.Pada saat itu juga, Miya menghubungi Suci.
"Suci... Sucii, tolong angkat telponmu" ucap Miya menunggu Suci mengangkat telpon.
"Assalamu'alaikum... Ada apa Miya?" Akhirnya Suci mengangkat telpon nya.
"Wa'alaikumussalam warahmatullah, Sucii... Kumohon, datang kesini. Cepat... Kumohon" ucap Miya tergesa gesa.
"Iya Miya ada apa? Kenapa? Pelan pelan kalau berbicara. Istighfar" Ucap Suci mencoba menenangkan Miya.
"Yohan...... Suci, Yohan berbaring tak berdaya dirumah sakit. Dia sekarang sedang dioperasi, aku mohon cepat datang kesini" Miya mencoba menjelaskan keadaan yang terjadi pada Suci dengan tangis yang sangat amat.
"Yohan? Yohan katamu? Kenapa dengan Yohan?" Sekujur tubuh Suci lemas mendengar perkataan Miya. "Sekarang kalian dirumah sakit mana? Bilang Miya, aku harus segera kesana" tanya Suci sudah mulai mengeluarkan air mata."Kami sedang berada dirumah sakit dekat sekolah, cepatlah datang kami menunggumu" ucap Miya masih tetap menangis.
Mendengar itu, Suci tak lagi memikirkan tentang apapun. Suci berlari, terus berlari, berlari dalam tangis nya. Dalam tangisnya ia berdoa, "Selamatkan Yohan Ya Allah, tolong selamatkan dia" Suci tetap berlari... Terus berlari dan berlari. Hingga rasa lelah dalam berlari nya hilang setelah sampai dirumah sakit itu. Dia langsung menuju ke tempat ruang operasi itu, ditengah perjalanan. Alda sudah menunggu disitu, Suci melihat Alda. Lalu Suci menunduk dan berjalan melewati Alda.
Alda tak membiarkan Suci lewat begitu saja, Alda menahan Suci. Alda memegang erat tangan Suci dengan mengeluarkan air mata. Suci terdiam, lalu Alda mengeluarkan sebuah surat dan sebuah cincin.
Alda membuka tangan Suci, meletakkan surat dan cincin ditangan Suci. Lalu Alda mengatakan, "Suci... Maaf aku telah berbohong., Yohan, sangat mencintaimu"Suci akhirnya mengerti, selama ini Alda hanya ingin membantu Yohan. Alda memang tak pernah menyukai Yohan, Yohanlah orang yang meminta tolong pada Alda agar membantu Suci untuk mudah melupakan Yohan. Suci menangis, dia tak lagi tahan dengan keadaan yang sudah terjadi. Dia salah menilai Alda, Suci selalu menghindar dari Alda. Suci yang mengatakan bahwa ia kecewa pada Alda. Alda tak pernah membalas perlakuan Suci padanya, karena ia tau. Ini mungkin permintaan terakhir Yohan.
Suci memeluk Alda dengan kuat, "Aldaa... Maafkan akuuu, maafkan perbuatanku selama ini padamuuu... Maafkan akuu" ucap Suci dengan tangis yang tak bisa dibendung lagi.
Alda hanya membalas pelukan Suci dengan erat tanpa berkata apapun, Alda tak ingin melepaskan pelukan ini. Alda menggenggam erat pelukan ini.Semua teman teman Suci dan Alda melihat mereka berdua, mereka semua hanya bisa terdiam. Mereka menundukkan kepala, dan berdoa agar Yohan bisa selamat. Selama beberapa jam mereka menunggu, akhirnya Yohan keluar. Doa doa yang dipanjatkan teman teman Yohan tak terkabulkan, Yohan sudah tidak ada. Yohan sudah pergi, operasi gagal. Nyawa Yohan tak terselamatkan.
"Yohaaaaaaaannnnnnnnnnn!!!!!!"
Suci tak lagi tahan, tepat didepan matanya. Terbujur kaku seseorang yang benar benar ia cintai. "Yohan, jangan pergi. Kumohon jangan tinggalkan aku, kita punya cita cita yang sama kan?" Suci menangis tersedu sedu.
"Yohan... Lihat, aku menangis disini. Aku mencintaimu, sangat mencintaimu" ucap Suci dengan tangisan nya.Miya datang kesamping Suci, lalu berkata "Suci... Biarkan Yohan pergi, kamu paham kan setiap yang bernyawa pasti akan merasakan maut. Kita juga akan menyusul nya nanti, kita harus berusaha memperbaiki diri sebelum maut datang menjemput" Lalu Miya memeluk Suci,
Sasin terkejut dengan perkataan Miya, Miya sudah tak seperti dulu lagi. Miya yang sekarang juga sudah berubah.
"Tapi Miya...." Ucap Suci menangis
"Tidak ada tapi tapi, mari sama sama kita doakan supaya Yohan ditempatkan ditempat terbaik disisi-NYA" ucap Miya pada Suci.Suci keluar dari rumah sakit itu, melihat Cincin dan surat yang diberikan Alda padanya.
Ia memakai cincin itu, dan membuka suratnya.
"Assalamu'alaikum Bu Ustadzah... Atau aku panggil Munaroh? Wkwkwk... Kamu hebat, sudah bisa berubah sampai sejauh ini. Ternyata kamu masih mengingat semua itu yah :)
Aku terkejut saat pertama kali melihatmu kembali dikehidupan ku, aku sangat senang. Akhirnya aku bisa melihatmu lagi, dan yang membuatku lebih senang lagi. Kamu berubah :)
Menggunakan baju yang longgar, menggunakan jilbab yang panjang. Aku menyukai penampilan mu sekarang. Maaf, aku meminta bantuan pada Alda untuk ini, jangan membenci Alda, dia sudah banyak membantuku. Ia tak pernah suka padaku. Temani dia seperti biasa nya, karena mungkin dia bisa menemani mu menuju surga-NYA nanti. Aku mencintaimu, walaupun aku tau cara seperti ini salah. Tapi, setidaknya aku bisa mengungkapkan isi hatiku dalam surat ini.
Aku sadar, aku bukan apa apa tanpamu. Aku salah, maafkan aku. AKU TETAP MENCINTAIMU DAN AKAN SELALU SEPERTI ITU"Suci yang setelah membaca surat itu kembali menangis sejadi jadinya. dia tak kuat menerima kenyataan bahwa orang yang ia cintai telah pergi dari hidupnya untuk selama lama nya.
TAMAT
TERIMA KASIH UNTUK SEMUA YANG TELAH MEMBACA WATTPAD AKU ^_^
TERIMA KASIH TELAH MENDUKUNG AKU SELAMA INI ^_^
TERIMA KASIH JUGA ATAS SEMUA PERHATIAN NYA ^_^
"JIKA SAYANG, KATAKANLAH.
JIKA CINTA, UNGKAPKANLAH.
JANGAN PENTINGKAN TENTANG GENGSI
SEBELUM DIA PERGI DAN TAK KEMBALI LAGI"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mazeltov (They Doesn't Know)
Teen FictionPengalaman hidup, bukan hanya didapat dari diri sendiri. Pengalaman hidup yang berarti kadang kita jumpai pada orang yang tak berarti bagi kita sekalipun. Tentang menghadapi ujian? Bukan dengan melarikan diri, tapi dengan menikmati proses yang terja...