Awal Yang Baru (2)

38 6 0
                                    

Setelah perkelahian itu, Sasin dan Yohan menjadi lebih dekat. Diantara mereka berdua telah terbangun ikatan persahabatan. Tapi, yg Yohan tekan kan kepada Sasin adalah untuk tidak ikut berkelahi jika Yohan berkelahi. Yohan tak mau jika Sasin ikut dalam perkelahian nya.

"Eh Sasin kok udah mulai dekat sama Yohan? Mereka sudah berteman sedekat itu? Apa yang terjadi ?" Salah satu teman Yohan dan Sasin berbisik tentang kedekatan mereka. Walaupun Yohan dan Sasin mendengar percakapan mereka, Yohan dan Sasin seolah tak perduli dengan itu semua. "Sasin...  Ikut aku sebentar Ada yang mau aku bilang" ucap Miya pada Sasin. Sasin kemudian ikut pergi bersama Miya keluar kelas, lalu Sasin mendekatkan kupingnya kepada Miya, lalu Miya membisikkan sesuatu. "Apa salah nya coba? Dulu aku pernah salah paham sama Yohan, tapi sekarang aku tau Yohan adalah orang yang baik. Aku ga mau menjauhi dia. Dia salah satu sahabatku" mendengar ucapan Sasin itu membuat Miya jengkel. Miya pergi meninggalkan Sasin sendiri, lalu Sasin kembali ke kelas nya.

Dibelakang sekolah, Miya menjumpai teman beda kelas nya lalu berkata, "Gua jengkel, ngelihat Sasin. Dia udah dekat sama Yohan. Bagaimana ini ? Bisa bisa kita yang gawat" "Bagaimanapun caranya, lu harus memisahkan mereka berdua Miya. Kalau tidak semua nya akan sia sia. Rencana kita akan gagal total" ucap teman Miya sambil meyakinkan Miya dengan tatapan nya. "Tapi, bagaimana caranya? Gua ga bisa kan langsung gitu aja ngelarang Sasin untuk dekat sama Yohan? Harus ada alasan yang kuat supaya mereka gak sedekat itu lagi" ucap Miya kebingungan dengan yang akan terjadi jika dia menghalangi pertemanan Yohan dan Sasin. "Sini... Gua punya rencana yang baik" Miya mendekatkan kupingnya pada teman nya. "Ishh Anjirrr... Keren banget cara lu anjay. Nanti kita coba bareng bareng" ucap Miya kegirangan dengan rencana teman nya.

Didalam kelas, Yohan dan Sasin sedang mengerjakan tugas yang diberikan guru. Teman teman mereka merasa melihat pemandangan yang sempurna. Bagaimana tidak? Seseorang yang Tampan, sedang belajar bersama seseorang yang Menawan. Layaknya sebuah kisah dongeng dimalam hari. Yang takkan terwujud hanya dengan imajinasi.
"Liat liat, keren bat dahh... Yohan sama Sasin lagi belajar sama" "Oh tuhaannn, kenapa harus ada manusia seperti mereka? Aku rasa mereka berdua bukan Manusia" bisik bisik teman sekelas Yohan dan Sasin. "Eh... Denger denger Sasin sama Miya jadian yah? Kok bisa sih. Sasin kok bisa mau sama dia? Sasin orang nya baik gitu, rajin lagi." "Iya... Mereka jadian, tapi yang aku Sayangkan kenapa harus sama Miya? Aku kan masih adaaaaa" Mereka sedang berdiskusi tentang Sasin dan Miya.

Namun, Tiba tiba Miya datang ke kelas. "Sasiinn.... Ini aku bawakan makanan buat kamu, dimakan yaahh" teriak manja Miya pada Sasin. "Baik bangett... Makasih Miyaa" Balas Sasin dengan senyuman. Lalu Yohan dan Sasin tetap melanjutkan belajar mereka. Tak dapat dipungkiri, yang dari tadi melihat pergerakan Yohan dari belakang, yang selalu menatap Yohan dari belakang, yang selalu memperhatikan Yohan dari belakang, dan yang selalu memendam itu semua, dia adalah Suci. Suci tak bisa berbuat apa apa lagi, dia sudah menentukan jalan nya untuk menjadi seseorang yang lebih baik lagi. Dia hanya bisa berdoa dan berdoa semoga mereka berdua dapat disatukan dalam ikatan pernikahan.

Setelah Yohan dan Sasin selesai belajar, Yohan pergi ke toilet sebentar untuk buang air kecil. Sementara Sasin, hanya seorang diri memakan makanan yang diberikan Miya padanya. Setelah selesai memakan itu semua, Yohan kembali ke dalam kelas. Namun, kini gantian Sasin yang pergi ke toilet. "Yohan... Aku ke toilet dulu yah. Sakit kali perut ku" ucap Sasin tergesa gesa ingin ke toilet. "Yauda... Hati hati" jawab Yohan.
"Kenapa cuma Sasin yang makan?? Iiihhhhh" jerit Miya didalam hati. Benar saja, itulah yang sudah direncanakan Miya dan teman nya. Untuk membuat Yohan dan Sasin sakit perut dengan makanan yang sudah kadaluarsa.
"Lain kali harus kupastikan, Yohan juga ikut memakan nya" ucap Miya meyakinkan dirinya.

Ternyata, setelah Sasin selesai dengan urusan toilet nya. Sasin dicegah 3 orang, salah satu dari mereka berkata, "kau teman nya Yohan kan?". Mendengar pertanyaan itu membuat Sasin hanya diam tak menjawab. "Aku tanya sekali lagi, kau teman nya Yohan kan?" Sasin tetap tak menjawab. "Okee... Seperti nya kau tidak bisa diajak berkomunikasi dengan mulut, maaf" salah satu dari mereka melayangkan pukulan tepat diwajah Sasin. Namun, Sasin dengan cepat menangkap pukulan itu. "Jangan urus urusan ku dengan Yohan, atau kau yang menjadi korban nya" ucap Sasin dengan wajah serius lalu meninggalkan mereka bertiga.

Sasin kembali ke kelas nya, lalu melihat Yohan yang sedang belajar sendiri. "Curang... Jangan belajar sendiri, aku juga mau jadi pintar" kata Sasin kepada Yohan sambil menepuk pundak Yohan. "Ya gimana, sambil nunggu kau selesai dengan urusan Toilet. Ya aku belajar" ucap Yohan sambil menulis. "Iya udah Iya... Yohan Bambank" ucap Sasin mengejek Yohan. Sementara mereka sedang asik bercanda, muncul segerombolan orang didepan kelas Yohan dan Sasin. "Mana yang namanya Sasin?" Salah satu dari mereka yang mempunyai postur tinggi besar bertanya, mungkin dia adalah ketua dari mereka. "Apa yang kau lakukan pada mereka? Jangan sok jadi pahlawan" ucap Yohan sedikit marah pada Sasin. "Aku juga gatau, baru kali ini jumpa sama mereka" ucap Sasin kebingungan. Sasin melihat satu persatu dari segerombolan itu, dan Sasin menemukan 3 orang dari mereka yang menghadang Sasin tadi di toilet. "Oohh, mereka... Bawa bos ternyata" ucap Sasin sedikit tertawa. "Benarkan. Kau kenal mereka kan? Apa yang terjadi ?" Ucap Yohan serius pada Sasin. " Begini, 3 orang diantara mereka tadi menghadang ku saat ditoilet, nereka bertanya padaku tentang kau. Aku diam tak menjawab. Lalu mereka melayangkan pukulan kepadaku. Aku menangkisnya, lau mengatakan pada mereka Jangan urusi urusan ku dengan Yohan. Lalu aku pergi, tapi ntah kenapa mereka datang. Bawa bos lagi" ucap Sasin serius lalu sedikit tertawa.

Mendengar penjelasan Sasin itu, membuat Yohan berdiri lalu berkata "Ada urusan apa sama Sasin?". "Cihh... Ada pahlawan kesiangan ternyata disini  yauda, sini kalian berdua"  ucap bos mereka. Yohan tak membiarkan Sasin ikut, Yohan menyuruh Sasin untuk tetap tinggal dikelas. Lalu Yohan pergi meninggalkan Sasin. Mereka semua pergi kebelakang sekolah, jelas Sasin tak ingin tinggal diam. Dia diam diam mengikuti Yohan dari belakang, lalu hanya melihat bagaimana pertarungan itu terjadi. Sasin melihat ada sedikit kejanggalan, Yohan yang biasanya dapat dengan mudah mengalahkan mereka, kini terlihat lebih lemah. Yohan selalu menerima pukulan demi pukulan, Sasin tak bisa diam melihat semua ini terjadi. Sasin berlari menerjang mereka, Yohan yang melihat itu terkejut. "Yohan... Sudah cukup, biarkan aku membantumu. Kau bisa mengikuti semua gerakan ku kan? Ayo kita lakukan" Sasin mengucapkan kalimat itu dengan senyum yang merekah dikedua bibir mereka.

Mazeltov (They Doesn't Know)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang