Tepat dihadapan Sasin, Miya yang masih berumur 17 tahun sudah berada disebuah klub malam. Sebuah tempat dimana semua kemaksiatan bergabung menjadi satu tanpa terkecuali. Yang berdiri disana dalam keadaan mabuk, yang duduk disini sedang berpacaran, yang kumpul disana sedang bergoyang seolah dunia mikik mereka.
Miya sedang berada ditengah tengah laki laki yang sudah berumah tangga, laki laki disitu ada 4 orang. Mereka berempat sedang bercumbu mesra bersama Miya, sedang bersenda gurau. Sasin yang melihat kejadian itu mulai merubah sudut pandang nya. Dengan tatapan yang sangat mengerikan, Sasin hendak mendatangi Miya. Namun, Yohan menarik tangan Sasin dan Yohan menggelengkan kepalanya. Isyarat bahwa "Jangan memulai peperangan disini atau jangan mengeluarkan emosimu disini"Sasin yang mengerti akan maksud Yohan itu, kemudian pergi meninggalkan ruangan itu tanpa sepatah kata. Saat Sasin keluar, Miya melihat kalau Yohan sudah ada didalam. Miya menghampiri Yohan lalu berkata, "Sayang... Baru sampe sini? Kuy sini. Lagi asik ini". Yohan yang merasa jijik pada Miya langsung pergi begitu saja. Yohan juga tak ingin mengeluarkan emosi nya didalam ruangan itu.
Diluar, Yohan dan Sasin bertemu. "Sudah melihat kenyataan nya?" Tanya Yohan pada Sasin. Sasin tak menjawab pertanyaan itu, Sasin hanya tertunduk diam tak bergerak. "Maaf, aku baru memberitahumu sekarang. Bukan aku tak perduli, tapi jika aku memberitahumu lebih awal seolah nanti aku menjadi penghalangmu dengan nya." Kata Yohan pada Sasin. Sasin pergi begitu saja meninggalkan Yohan.Ditengah perjalanan Sasin tetap saja mengingat kejadian yang terjadi dihadapan nya tadi. Sasin masih saja tak percaya jika Miya orang yang seperti itu. Sasin berusaha untuk menguatkan hati yang tubuhnya sedang goyah. Orang yang paling ia sayang, ternyata mempunyai sifat yang sebenarnya seperti itu. Layaknya sebuah cangkang yang menjaga Mutiara, ternyata yang ada didalam cangkang itu bukan Mutiara melainkan Kepiting yang kapan saja dapat membuat seseorang terluka.
Sasin kembali kerumah nya masih dalam keadaan yang sangat sakit. Waktu menunjukkan pukul 01.30, sepertinya rasa kantuk yang dirasakan Sasin tadi sudah hilang karena hal itu. Sasin berbaring diatas kasur nya, tetap saja memikirkan kejadian itu. Sasin memikirkan cara untuk mengatakan hal itu pada Miya. Sasin tak ingin membuat Miya sakit hati karena ucapan nya. Sambil memikirkan hal itu, Sasin tak menyadari bahwa dia akan tertidur dalam keadaan seperti itu.
Keesokan harinya, saat berada di sekolah. Sasin mencoba untuk membuka percakapan dengan Miya. "Miya, ada yang ingin aku tanya padamu" "Apa yang ingin kamu tanyakan Sayang?" Jawab Miya sedikit menggoda. "Tadi malem, kamu ada dimana?" Lanjut Sasin. "Tadi malem, aku dirumah. Aku terlalu cape dengan kegiatan siang semalam. Makanya aku ga aktif wa ataupun Instagram. Karena itu aku langsung tertidur sampai pagi." Jawab Miya dengan panjang. Mencoba meyakinkan Sasin. "Ooo, pantes aja.." jawab Sasin pura pura tidak tau. "Emang kenapa kamu nanya gitu?" Tanya Miya keheranan. "Enggak apa apa, aku kecarian aja tadi malem. Kok ga ada muncul gitu" Jawab Sasin yang sedang menahan emosi nya. "Uuuuuhhh... Jadi makin Sayang deh" ucap Miya sambil memeluk tangan Sasin.
Ditengah percakapan mereka, guru masuk ingin mengumumkan jika bulan depan ada ujian akhir semester. "Wahhh... Ga terasa ya, sebentar lagi kita udah kelas 3" ucap salah satu murid dari kelas itu. Semua nya mempersiapkan segala hal yang akan diperlukan di ujian nantinya. Mereka yang kutu buku mencoba untuk membahas segala jenis ulangan ulangan dan ujian pada tahun yang lalu. Mereka yang difase menengah, hanya membahas kisi kisi yang diberikan para guru. Dan yang malas tak ingin membahas apapun, mereka hanya ingin cepat cepat libur setelah ujian.
Sepulang sekolah, Saat diperjalanan Sasin dicegat seseorang yang tidak ia kenal. Tanpa basa basi orang itu langsung menghajar Sasin. Pukulan yang tepat dibagian ulu hati Sasin, membuat Sasin bertekuk lutut tak berdaya. "Sepertinya aku tau pukulan ini, straight punch dari kickboxing. Aku belum pernah mendapat serangan dari orang semacam ini" ucap Sasin dalam hati karena kesakitan menerima serangan itu. "Heii... Apa apaan kamu? Kenapa tiba tiba memukul pacarku?" Ucap Miya sambil mengeraskan suaranya. Namun, pria itu tak meladeni Miya. Dia kembali memukul Sasin dengan serangan yang sama. Dan untuk kedua kalinya, Sasin merasakan sakit yang amat sangat.
"Apa ini ? Melawan seseorang yang sedang bersama pacarnya?" Ucap seseorang yang tiba tiba datang dari kejauhan. Orang yang tak pernah mereka lihat sebelumnya, mereka hanya bisa terdiam melihat orang itu datang. Ntah kenapa aura dari pria itu sangat kuat, seolah ia dapat memporak porandakan semua yang ada berada dihadapan nya. Pria itu tersenyum, dan berlari ingin menghajar seseorang yang menghantam Sasin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mazeltov (They Doesn't Know)
Teen FictionPengalaman hidup, bukan hanya didapat dari diri sendiri. Pengalaman hidup yang berarti kadang kita jumpai pada orang yang tak berarti bagi kita sekalipun. Tentang menghadapi ujian? Bukan dengan melarikan diri, tapi dengan menikmati proses yang terja...