Mazeltov's (2)

26 6 0
                                    

Dipagi hari yang begitu cerah ini., Semua murid disekolah sangat semangat untuk memulai pagi mereka. Ada yang sedang diantarkan orang tuanya, ada yang datang dengan kendaraan sendiri, ada yang datang dengan berjalan kaki namun mereka berpasang pasangan. Dan itu semua tak berarti bagi anak IPA 3, kelas nya orang orang yang begitu kuat akan solidaritas pertemanan. Walau para siswa sudah berdatangan dengan tepat waktu, mereka (anak IPA 3) tetap tidak datang sebelum pukul 07.45. Terkecuali untuk Yohan dan Sasin, hanya mereka berdua yang datang lebih cepat dari teman teman nya. Sasin yang terbiasa untuk datang kesekolah dengan cepat, dan Yohan yang tidur dikelas dengan alasan nya tersendiri.

Tapi, tidak untuk hari ini. Sasin lah yang lebih duluan untuk datang kesekolah daripada Yohan. Sasin memasuki kelas nya, meletakkan tas dikursinya lalu bergumam. "Belakangan ini, kenapa Yohan datang lebih lama yah? Apa yang terjadi padanya?". Bahkan, kini Yohan yang paling telat datang dari teman teman nya. Semua sudah datang, waktu menunjukkan pukul 07.50 dan Yohan juga belum menampakkan dirinya. Tepat pada jam 08.00 akhirnya Yohan datang, tapi dalam suasana yang mengejutkan. Suasana yang bisa membuat semua satu kelas itu tercengang heran, Suasana yang bahkan Sasin sendiri tak pernah terpikirkan sebelumnya. Yohan telah datang, tapi tidak sendiri. Melainkan sedang menggandeng tangan seorang wanita. Dan wanita itu adalah Alda. Mereka berdua bergandengan tangan memasuki kelas, semuanya tercengang hebat. Termasuk Suci dan Sasin.

Suci yang masih belum yakin dengan keadaan dihadapan nya, memukul dan mencubit pipinya dengan kuat. Dia berpikir ini hanya sebuah mimpi, tapi dia tetap tak terbangun dari mimpinya. "Ini nyata" pikir Suci dalam hatinya. Sasin langsung berdiri menemui Yohan, "Apa apaan ini ? Kenapa kalian bergandengan tangan?" Ucap Sasin sedikit tak percaya. Yohan dan Alda tak menjawab pertanyaan Sasin. Mereka berdua berjalan kedepan kelas, tepat didepan papan tulis. Yohan menggandeng tangan Alda dan berkata pada semua temannya, "Teman teman, maaf... Mungkin ini sedikit berlebihan. Tapi, kami sudah berpacaran. Aku Yohan dan Dia Alda. Kami sedang berpacaran. Terima kasih atas perhatian nya" kemudian mereka duduk ke kursi mereka masing masing.

Alda yang satu meja dengan Suci mulai duduk dikursi nya. Dengan tersenyum, Alda menyapa Suci. "Assalamu'alaikum... Selamat pagi Suci." Suci yang masih belum paham dengan keadaan ini, mencoba menjawab salam dari Alda dengan sedikit terputus putus. "Wa-Wa'alaikumussalam warahmatullah" dan ketika menjawab salam itu, Suci tak sadar telah meneteskan air mata. "Suci....." Alda memanggil dengan suara yang sangat amat lembut. "Alda... Kenapa? Kenapa jadi seperti ini..." Tanya Suci dengan mencoba menahan isak tangis nya. Dengan menarik nafas yang cukup dalam, Alda menjelaskan pada Suci dengan tenang. "Maaf Suci... Aku tau kamu menyukai Yohan, aku yang menyuruhmu untuk bercerita tentang Yohan. Aku yang menanyakan padamu tentang kenapa kamu menyukai Yohan. Dengan mendengar ceritamu itu, aku juga mulai menyukai Yohan. Aku tak tau kenapa tiba tiba perasaan ini muncul, maaf kalau aku egois. Dan ntah kenapa dengan waktu yang begitu tepatnya, Yohan menembakku. Perasaanku saat itu bercampur aduk, antara aku menerimanya atau aku menolaknya demi mu. Tapi, aku tak bisa. Aku juga mencintai Yohan. Aku menerima nya, Maaf Suci... Sekali lagi aku meminta maaf"

Mendengar penjelasan Alda membuat hati Suci semakin hancur. Hati Suci kini semakin terobek robek tanpa aturan, Suci semakin kuat untuk menahan tangis nya. Alda yang tak begitu kuat melihat keadaan Suci sekarang, memeluk Suci dengan erat. Alda memeluk Suci sekuat kuat nya, seakan Alda tau apa yang sedang dirasakan Suci saat ini. Alda memeluk Suci sambil mengeluarkan air mata, Alda juga ikut menangis. Dalam tangisan Alda, ia berkata dengan sangat pelan. "Aku minta maaf Suci."
Mereka tetap berpelukan.
Disisi lain Sasin sedang melihat Alda dan Suci yang sedang berpelukan, begitu juga dengan Yohan. Yohan melihat mereka yang sedang dalam tangis mereka, dengan perasaan bersalah. Namun, bagaimana pun juga semua ini sudah terjadi. Hanya tinggal menjalani waktu, karena waktu takkan berputar kearah kiri.

Bel istirahat telah berbunyi, inilah waktu saat dimana semua siswa berkumpul dikantin. Semua pergi, begitu juga dengan Yohan dan Alda. "Alda... Yuk ke kantin, ada yang ingin aku beli" ucap Yohan mengajak Alda ke kantin. "Ah... Oh iya, Yukkk.... Kami pergi dulu ya Suci" ucap Alda pada Suci dengan senyuman terbaiknya. Suci hanya kembali membalas senyuman Alda tanpa berkata apa apa.
"Suci" panggil seseorang dari sebelah Suci, dia adalah Sasin. "Kamu tak apa Suci?" Tanya Sasin membuka topik pembicaraan mereka. "Eh... Nggak apa apa kok, kenapa nanya gitu?" Jawab Alda sedikit terkejut. "Maaf... Tapi tadi aku melihatmu menangis memeluk Alda, ada sesuatu kah yang terjadi padamu?" Ucap Sasin sambil bertanya pada Suci. "Eh... Nggak kok, itu tadi nangis cuma karena ada suatu hal yang buat aku sakit hati. Makanya sambil meluk Alda" jawab Suci sedikit gugup.
"Ohh begitu yah, tapi... Kamu tidak ada masalah apa apa dengan Yohan kan?" Tanya Sasin pada Suci. "Eh... Enggak ada kok, udah ah... Jangan tanya tanya lagi, aku mau ngerjain tugas ini dulu. Maaf" jawab Suci sambil membawa bukunya keluar kelas. "Ada yang aneh dengannya" gumam Sasin melihat kepergian Suci.

Sasin kembali duduk ke kursinya. Diluar kelas Sasin, ia melihat banyak segerombolan orang yang sedang berkumpul. Sasin penasaran akan hal itu, dia keluar kelas lalu melihat ada seseorang yang sedang berkelahi disitu.
"Apa yang terjadi ? Kenapa mereka bisa berkelahi ?" Ucap salah satu murid di SMA itu.
"Katanya orang itu sedang mengganggu pacar nya, dia tidak terima lalu langsung menghajar nya" jawab salah seorang murid SMA itu.
Sasin langsung menerjang mereka berdua yang sedang berkelahi itu, lalu berkata "ada apa ini ? Kenapa kalian berkelahi disini?"
Dengan kedatangan Sasin ini membuat mereka berhenti berkelahi. Lalu Sasin berkata kembali, "Jangan jadi seperti anak anak, kalian berdua sudah dewasa. Jangan hanya karena satu wanita, kalian berkelahi."
Tidak seperti yang diharapkan, mereka berdua seperti tak terima dengan nasihat Sasin, "Jangan sok ikut campur, dia mengganggu pacarku. Aku harus menghabisi nya sekarang" ucap Pria yang pacar nya diganggu.
"Pacarmu? Dia pacarku... Jangan mengada ada dengan ocehan mu itu" ucap salah seorang lagi. Mereka kembali berkelahi, memukul satu sama lain.

Sasin yang tak tahan melihat kejadian ini, langsung memukul kedua nya. Tepat dibagian wajah mereka. Mereka terpental karena pukulan Sasin, semua yang melihat itu tercengang. "Dia siapa? Begitu kuatnya kah?" Ucap salah satu murid kelas sebelah Sasin. "Katanya dia teman Yohan, katanya juga Yohan mengajari dia berkelahi" jawab teman nya.
"Apa Yohan? Yohan yang misterius itu? Dimana dia? Aku ingin melihatnya" orang itu kembali menanyakan tentang Yohan.
"Sudah ah, Yohan tidak ada"
Mereka berdua yang dipukul oleh Sasin, berdiri lalu kabur dari tempat itu. Sasin kembali kedalam kelas nya, lalu duduk dikursi nya.

Bel masuk Istirahat berbunyi, semua teman sekelas Sasin masuk. Begitu juga dengan Yohan dan Alda. Mereka masuk berbarengan, tapi tidak bergandengan tangan lagi. Alda duduk kekursinya, bingung karena Suci tidak ada. "Kemana Suci pergi? Tak biasanya dia pergi dari kelas ini" gumam Alda dalam hati. Tak lama kemudian, Suci masuk kelas dan duduk dikursinya, "kamu kemana aja Suci ? Kok tumben keluar kelas?" Tanya Alda khawatir pada Suci. "Tidak apa apa, aku hanya pergi kekamar mandi" jawab Suci tersenyum.
Tak lama setelah itu, orang orang yang dihajar Sasin datang ke kelas Sasin membawa sejumlah orang, lalu berkata "kau yang tadi sok kejantanan, sini" . Bukan Sasin yang terkejut, melainkan Yohan. Yohan menatap Sasin, tapi Sasin membalas tatapan itu dengan senyuman. Sasin berdiri, lalu membisikkan sesuatu pada Yohan. "Kali ini, kau jangan ikut. Takut pacarmu akan khawatir. Biar aku saja" lalu Sasin pergi keluar kelas sendiri.

Mazeltov (They Doesn't Know)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang