Bab 1

15.3K 851 100
                                    

Loan Hearth, sedang berberes-beres pergi ke sekolahnya. Ia hidup bertiga bersama paman dan juga sepupunya yang bernama Rain. Beda dengan Loan, Rain adalah anak yang suka menggangu Loan. Sementara Laon hanya diam dan kesal kalau sedang di ganggu oleh Rain. Pagi itu Rain tengah tidur, Loan membangunkan Rain untuk pergi kesekolah.

"Kak Rain ayo bangun, hari sudah siang. Kalau tidak bangun nanti terlambat." ujar Loan.

Rain hanya bergerak sedikit, tetapi ia tidak membuka matanya. Loan kembali berbicara. "Kak Rain, Sinta sudah menunggu di bawah. Yakin kakak masih mau malas-malasan?"

Mendengar nama Sinta gadis yang di sukai Rain ia langsung terbangun. "Yang bener? Ya udah kakak mandi dulu."

Loan tersenyum dan terkekeh geli. Rain curiga dan ia langsung menubruk Loan. "Kau..."

Bruuuk

"Aduuuh, kak Rain awas berat. Badan kurus tapi berat bukan main, keberatan dosa. Awas." ujar Loan.

"Gak mau, aku akan menghukummu. Tapi kok nyaman ya kayak gini?" ujar Rain.

Deg
Deg

Detak jantung mereka berdua sangat kencang. Wajah mereka saling berdekatan, kemudian Loan mendorong tubuh Rain. "Mandi sana, ada yang ngences tu."

Rain melihat ke bawah, benar saja gundukan celananya basah. Ia meringis kemudian buru-buru kekamar mandi. Loan langsung keluar kamar, kemudian ia membantu paman Erix menyiapkan sarapan.

"Pagi paman," seru Loan.

"Pagi juga nak, kau sudah bangun? Kakak mu sudah bangun juga?" Sahut paman Erix.

"Lagi mandi paman. Bentar lagi juga turun." ujar Loan.

"Nak, maafkan paman. Paman belum bisa membahagiakan kamu. Ketika ibumu menitipkan mu pada paman, paman berjanji akan selalu menjagamu dan melindungimu." ujar Paman Erix.

Loan mendekati Erix lalu berbicara. "Gak, apa-apa kok paman. Lagian aku udah bahagia punya paman dan kak Rain."

Loan memeluk paman Erix, dari kejauhan terdengar suara Rain. "Ya elah, pagi-pagi udah kayak Teletubies.  Aku kan mau di peluk juga sama dedek emes,"

"Gak mau, udah sarapan sana. Bus sekolah bentar lagi datang. " Ujar Loan.

"Siap boss." Sahut Rain.

Mereka bertiga sarapan, tidak lama setelah selesai bus sekolah pun datang. Rain dan Loan berangkat kesekolah, Rain dan Loan selalu satu bangku. Ia tidak pernah mau jauh dari adik nya itu. Meski ia suka menjahili Loan, ia sangat sayang kepada Loan. Rain seperti biasa terlihat Cool dan keren, sementara Loan selalu sederhana dan apa adanya. Wajah tampan sekaligus cantik, dan manisnya tertupi oleh kaca mata bundar nya. Itu hanya kaca mata palsu untuk menutupi wajahnya yang kelewatan imut. Bahkan Tain sendiri tidak menyadari wajah imut adiknya itu.

Saat di tengah perjalanan Bus tiba-tiba berhenti, karena ada kawanan rusa yang menyebrang jalan, ada satu rusa yang menjadi pusat perhatian Loan, seolah rusa itu menatap lekat mata Loan dan berbicara padanya. Loan tersenyum lalu Rusa itu pergi.

"Heh, senyam senyum sendiri. Kesambet?" ujar Rain.

"Eh enggak, lucu aja itu rusa-rusanya." sahut Loan.

"Lucuan mana sama kakak?" ujar Rain sambil memasang wajah sok imutnya.

"Menjijikan!" ujar Loan.

Rain selalu bertingkah konyol didepan Loan, karena selama ibunya pergi Loan tampak murung. Tak terasa bus pun sampai di sekolah elite yang menjulang tinggi. Gedung sekolah yang sampai detik ini tidak di ketahui siapa pemiliknya. Karena pihak yayasan merahasiakan identitas pemilik. Rain dan Loan beda kelas, Rain kelas dua, sementara Loan kelas satu.

BL- White Lotus (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang