Bab 2

7.7K 672 41
                                    

Hai jangan lupa Vote dan komennya ya. Thank u...
.
.
.
.

Sesampainya di rumah ia merasa bingung dengan apa yang terjadi. Kemudian ia pun langsung masuk kedalam rumah. Seperti biasa jam segini ia tidak melihat pamannya karena sedang bekerja. Loan pun merasa tidak enak hanya berdiam diri dirumah. Akhirnya ia pun memutuskan untuk mencari kerja paruh waktu. Saat ia berjalan-jalan keluar rumah, ia melihat sebuah cafe yang tak jauh dari rumahnya.

"Permisi, apakah disini ada lowongan pekerjaan?" seru Loan dengan seorang pria paruh baya.

"Iya nak, kebetulan kami sedang mencari karyawan. Apakah kamu bekerja disini?" ujar pria itu.

"Mau paman saya mau," ujar Loan.

"Ya sudah hari ini kamu sudah boleh bekerja disini." ujar Pria itu.

"Siap bos." ujar Loan.

Pria itu tersenyum lalu ia berbicara lagi. "Namamu siapa nak?"

"Oh, nama saya Loan Hearth bos. Panggil saja Loan." ujar Loan.

"Nama saya Oconer, dan itu istri saya Elizabeth." ujar Coner.

"Halo, salam kenal. Semoga kamu betah disini ya nak. Ngomong-ngomong kamu kelas berapa?" ujar Elizabeth.

"Saya kelas 1 SMA nyonya." ujar Loan.

Coner dan Elizabeth mengangguk, lalu mereka pun membuka Cafe itu.
Pengunjung mulai berdatangan, kumandang lagu dari sebuah alat pemutar musik pun mulai terdengar sangat indah dan merdu. Laon tanpa di training iya sudah mahir dalam melayani costumer. Cafe ramai pengunjung hari ini, Elizabeth dan Coner sangat senang. Semua pelanggan dari berbagai kalangan datang. Termasuk pria tampan dan berwibawa dan sedikit lebih dewasa.

"Selamat datang tuan, silahkan buku menunya. Mau pesan apa?" ujar Loan ramah sambil melontarjan senyuman manisnya. Membuat semua orang terpikat dan terpana.

Pria itu masih memandang wajah tampan Loan, kemudian ia pun bersuara. "Saya pesan kue coklat dan copy latte saja."

"Baiklah, di tunggu tuan." ujar Loan.

Loan mengantarkan catatan pesanan kepada Oconer, lalu ia kembali melayani yang lainnya. Setelah itu pesanan milik pria itu pun Loan antarkan. "Selamat menikmati Tuan, emmm ngomong-ngomong tuan sendirian saja?"

"Iya, kebetulan saya memang lagi sendiri. Saya hanya kebetulan lewat karena mencari seseorang." ujar Pria itu.

"Ya sudah, tuan lanjut saja. Saya permisi dulu." ujar Loan.

Pria itu mengangguk, ia tersenyum kemudian pria itu memakan pesanannya. Sedikit aneh menurutnya rasa makanan itu, tetapi ia harus membiasakan makan makanan manusia. Siapakah pria itu?
Jam sudah menunjukan pukul 22.00, di rumah Erix dan Rain khawatir mencari Loan.

"Kamu yakin sebelum kamu berangkat kerja Loan sudah naik bus?" ujar Erix.

"Aku yakin ayah, aku pergi cari Loan dulu." ujar Erix.

Tidak lama kemudian ada yang membuka pintu. Itu Loan, Erix dan Rain langsung menanyakan Loan dari mana. "Kemana saja kamu? Ini sudah jam berapa?"

"Maafkan aku paman, aku tadi pergi keluar dan mencari pekerjaan. Dan kebetulan langsung dapat kerja, aku kerja di cafe ujung jalan itu." ujar Loan.

"Kenapa kamu harus kerja Laon, kakak dan ayah yang bekerja." ujar Rain.

"Aku gak enak sama kakak dan paman, kalian mati-matian cari uang sementara aku enak-enakan berdiam diri dirumah." sahut Loan.

"Ya sudah pergi mandi, apakah kamu sudah makan?" ujar Erix.

"Sudah paman tadi di tempat kerja." ujar Loan.

Erix dan Rain mengangguk, kemudian Erix dan Rain berbicara. "Kalau sampai kakeknya tahu, bisa habis kita."

Tiba-tiba sebuah cahaya muncul disana. Lalu muncul sesosok pria dewasa dan sangat tampan. Kemudian Erix dan Rain menundukan kepalanya memberi hormat. Kemudian pria itu berbicara. "Kalian sudah berapa lama berjanji padaku akan menyerahkan anak itu padaku? Sekarang anak itu sudah besar, kenapa sampai sekarang kalian tidak menyerahkannya padaku?"

"Yang mulia, Loan masih kecil, belum saatnya kami menyerahkan kepada anda. Anak itu belum cukup umur untuk anda nikahi, paling tidak tunggu sampai usianya dua puluh tahun." ujar Erix.

"Baiklah, aku akan menunggu. Kalian menjaganya saja tidak becus, kalian tau anak itu hampir saja di makan oleh vampir." ujar Pria itu.

"Maafkan kami yang mulia, kami akan menjaganya dengan baik." ujar Rain.

"Aku pergi dulu, awas jika kalian menyembunyikannya lagi dariku." ujar pria misterius itu.

Erix dan Rain sangat khawatir, kemudian Rain berbicara kepada Erix. "Ayah, kita benar-benar harus menyembunyikan Loan dari raja biadab itu. Dia tidak dapat memiliki ibunya Loan, sekarang anaknya pun mau dia embat, Walau laki-laki."

"Tapi harus kemana lagi kita menyembunyikan Loan? Sudah tidak ada tempat lagi. Semakin hari Loan semakin tumbuh dewasa. Sekarang usianya masih lima belas tahun, lima tahun lagi usianya dua puluh tahun. Ayah benar-benar bingung." ujar Erix.

Erix dan Rain benar-benar bingung, sampai lamunan mereka terbuyarkan oleh teriakan Loan.

"Aaaaaaarrrggghhh...." Teriak Loan.

"Loan..." ujar Rain.

Rain dan Erix berlari kekamar Loan lalu mendobrak pintu kamar Loan. "Loan kamu kenapa?"

"Ehehhe, maaf kak, paman. Tangan aku jepit laci meja." ujar Loan.

"Lain kali hati-hati dong, masa bisa kejepit gitu. Sini," ujar Rain.

Loan hanya meringis, tetapi ada yang tidak beres di kamar itu. Erix melihat sekelebat bayangan hitam dibalik jendela. Saat Erix membuka jendela, ia melihat sosok pria misterius itu. Kemudian Erix menutup kembali jendela itu. Tetapi sebelum menutup jendela, Erix memesang portal pengaman agar tidak ada yang bisa masuk kedalam. Apapun akan ia lakukan untuk menjaga anak ratunya itu.

"Paman ngapain?" ujar Loan.

"Paman hanya memastikan kalau jendelanya benar-benar terkunci." ujar Erix.

Rain paham maksud ayahnya, kemudian Rain mendadak ingin tidur di kanar Loan. "Kakak tidur sama kamu ya, dulu waktu kamu kecil sering tidur sama kakak."

"Boleh, ya udah yuk bobok udah malem." ujar Loan.

Erix dan Rain mengangguk, lalu mereka pun tertidur. Besok adalah hari minggu, meski hari minggu Loan tak pernah berhenti belajar. Rain tidur dalam keadaan memeluk Loan, ketika Loan berbalik, ia memperhatikan wajah Rain. Ia merasakan hembusan hangat napas Rain, kemudian ia pun tertidur. Ketika ia tidur Rain terbangun dari tidurnya, gantian kini ia yang memandangi wajah Loan yang tanpa kaca mata.

'Wajar jika semua orang menyukaimu, kau baik hati dan tidak sombong, suka menolong sesama dan juga sangat tampan. Kau mewarisi kecantikan ibumu, dan ketampanan ayahmu. Semua berubah saat raja biadab itu mengakuisis istana. Aku berharap suatu saat kau akan menemukan kebahagiaanmu.' ujar Rain dalam hatinya.

Mereka pun tertidur pulas sampai pagi menjelang. Saat Loan terbangun ia melihat Rain masih tidur. Ia tidak membangunkan Rain, karena tahu hari ini libur sekolah. Pada hari minggu tempat Rain bekerja juga tutup. Loan bersiap-siap pergi ke Cafe di tempat ia bekerja.



Bersambung....


Kyaaaa kyaaass

Mikki pria misterius itu.

BL- White Lotus (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang