Bab 3

6.4K 738 73
                                    

Hai budayakan meninggalkan jejak vote dan komen agar aku lebih seamangat nulisnya ya. Thank u and happy reading. Uunch

🤧🤧🤧

Loan keluar kamar kemudian ia melihat Erix tengah menyiapkan sarapan saat ia menoleh ia sudah melihat Loan yang rapih dan bersiap-siap berangkat kerja. "Pagi sekali kamu bangun nak? Dan sudah rapih aja,"

"Pagi paman, ia pagi ini Loan masuk pagi. Biasa minggu ramai kata boss besar." ujar Loan.

Loan pun sarapan bersama pamannya, setelah selesai ia pun berpamitan. Belum jauh ia keluar dari rumah waktu tiba-tiba berhenti, langit tidak gelap. Tetapi...

Duuuuaaaaaaar

Suara ledakan terdengar di rumah Loan. Loan menoleh dan berlari kearah rumah itu. "Pamaaaaaan...."

Loan masuk kedalam rumah dan melihat rumah sudah berantakan, dan pria tampan misterius itu sedang memegang senjata untuk membunuh. Loan langsung berbicara. "Paman..."

"Loan lari, Rain bawa Loan pergi cepat!" perintah Erix.

"Ahahhaha, kalian tidak akan bisa lari dariku. Dan kau Loan, kau milik ku." ujar Mikki.

Loan diam, kemudian Mikki mendekati Loan dan Rain. Tetapi, saat Loan memejamkan matanya, sebuah cahaya terang muncul. Kemudian Rusa itu itu datang dan menyeruduk Mikki.

Buuuukkk

"Paman, kak Rain ayo pergi." ujar Loan.

Erix, Rain, dan Loan pergi meninggalkan kota. Lalu terus berlari menuju hutan. Tetapi bukan Mikki namanya jika ia tidak bisa mengejar Erix, Rain, dan Loan. Mereka di hadang oleh Mikki, lalu Raja biadab itu menyerang dengan membabi buta.

Bruuuk
Duaaaaar
Cetaaaas

Erix terkena serangan itu dan terluka parah, sementara Rain pergi bersama Loan meninggalkan Erix sendirian. Erix mati terbunuh oleh Mikki. "Ciiih, mau kemana kalian berdua ha? Serahkan dia padaku maka kau akan selamat. Dan akan aku jadikan budak ku,"

"Aku tidak akan menyerahkannya padamu. Loan lari," seru Rain.

"Tidak kak, aku gak mau pergi." ujar Loan.

"Loan dengarkan aku, ayah sudah mati terbunuh olehnya. Aku tidak mau kau juga mati, pergilah sejauh mungkin. Jika tuhan berkehendak kita akan bertemu lagi, lebih baik kita berpencar, itu akan membuatnya sulit menemukanmu." ujar Rain.

"Tapi..." protes Loan.

Duuuaaaaaarrr

"Looaaaan lari..." teriak Rain.

Loan dengan sedih berlari meninggalkan Rain di serang oleh raja biadab itu. Air mata mengucur deras dari mata Loan, ia terus berlari tanpa arah. Ia tidak tau mau kemana lagi, hingga pada akhirnya ia masuk kedalam gua yang sangat besar, ia tertatih-tatih. Luka di lututnya terasa sangat perih, bahkan tidak seperih hatinya yang kehilangan paman dan kakak sepupunya itu. Hatinya hancur berkeping-keping. Ia terus berjalan kemana kakinya melangkah, hingga pada akhirnya ia melihat sebuah cahaya yang terang sekali. Rasa haus selama tiga hari di dalam gua membuatnya sibuk mencari air.

Ia melihat sebuah danau yang penuh bunga teratai, matanga bersinar-sinar saat melihat bunga teratai itu, teratai putih yang sangat ia sukai. Ia mencelupkan tangannya ke danau itu, lalu meminum air danau yang jernih dan segar. Ia duduk dan menangis, sekali lagi ia melihat rusa bertanduk emas itu yang hilang dan tenggelam di dalam danau. Kemudian  Loan melihat sebuah teratai yang bersinar-sinar terang. Saat ia memegang dan ingin memetik teratai itu, tubuhnya seolah-olah seperti tertarik kedalam danau.

Byuuuuuuuuurrrrrr

Tubuhnya tenggelam kedasar danau, Loan sudah tidak sadarkan diri, sementara di tempat lain, seorang raja yang sangat tampan juga sama menyukai bunga teratai putih. Saat ia tengah berjalan-jalan menggunakan sampan dan melihat bunga teratai yang bersinar terang ia memetik bunga teratai itu, tetapi saat ia menarik bunga itu. Ada sebuah tangan yang putih dan mulus, kemudia ia menariknya terus hingga muncul sesosok yang sangat imut, tampan, dan juga cantik.

Kemudian raja itu menariknya dan menolongnya. "Siapa kau? Kenapa kau ada di danau ini, dan...?"

Ia tidak meneruskan kata-katanya lambang fermilian teratai putih di dahi Loan muncul begitu saja. Ia pun langsung menolong dan membawanya tanpa menggunakan perahu, ia langsung membawanya terbang dan masuk ke istana.

"Panggilkan tabib, Cepat!" perintah raja itu.

"Kalian juga tolong ganti pakaiaanya yang basah," ujarnya lagi.

Raja itu membawa Loan kekamar pribadi miliknya, dan membaringkan tubuh Loan di atas tempat tidur, kemudian para dayang masuk untuk menggantikan pakaian Loan. Teratai putih itu masih di genggaman Loan.

"White Lotus? Apakah kau pangeran Lotus? Tanda di tangan dan di keningmu, mirip dengan ku? Apakah kau milik ku?" ujar raja itu.

Rasa bahagia dan sedikit heran, menyelimuti raja itu, tetapi ia juga harus menunggu sampai Loan itu sadar dari pingsannya. Para dayang sudah selesai mengganti pakaian Loan, lalu giliran tabib masuk kedalam kamar itu. Tabib Itu memerikasa Loan secara perlahan, kemudian tabib pun selesai.

"Yang mulia beliau baik-baik saja, hanya saja perutnya kosong jadi dia pingsan." ujar tabib itu.

"Baiklah, kalian buatkan makanan atau bubur untuknya saat dia bangun nanti." ujar Raja yang bernama Leo.

"Laksanakan yang mulia." Sahut dayang-dayang itu.

Raja Leo masih menunggu di samping Loan, ia membelai surai Loan yang putih keperakan, lalu membelai wajah Loan. Ingin sekali dia mencium Loan tetapi ia tidak berani. Loan menunjukan pergerakan, kemudian Raja Leo diam di samping Loan. Saat Loan membuka mata, ia terkejut sast melihat dirinya entah berada dimana.

"A-aku dimana?" seru Loan sambil memegangi kepalanya yang pusing.

"Kamu berada di istanaku," ujar Leo sambil tersenyum.

Loan sangat ke takutan, lalu ia mencoba bangkit tetapi tubuhnya masih lema. Kemudian Leo berbicara. "Tenang saja, aku tidak akan menyakitimu. Duduklah, aku akan menyiapkan makanan untukmu."

Loan duduk, kemudian saat Loe keluar dari kamar itu ia melihat sebuah cermin, kemudian ia merasa terkejut saat melihat bayangan wajahnya di cermin. Ia merasa kaget, ia tidak tau harus bagaimana, tetapi paling tidak itu bisa menyembunyikannya dari Raja biadab Mikki itu. Setelah beberapa lama Leo masuk kedalam kamar bersama dayang-dayang dan membawa beberapa makanan untuk ia Loan makan.

"Makanlah, kau baru saja sadar dari pingsanmu selama tiga hari." ujar Leo.

Lebay, padahal baru sehari. Loan tersenyum lalu berbicara. "Terimakasih, apakah anda tidak ingin makan juga?"

"Jika kamu berkenan, aku akan makan bersamamu." ujar Leo.

Semua pelayan dan dayang disana tersipu-sipu malu kala melihat raja mereka yang galak kini berubah menjadi hangat. Semua pelayan dan dayang keluar saat mereka melihat Loan malu-malu. Leo menyuapi makan Loan, karena Leo tau Loan sedikit lemah. Loan sedikit tersenyum dan ingin tertawa saat melihat ekspresi Leo yang dingin namun terlihat lucu saat sedang serius.



Bersambung....

Raja Leo

BL- White Lotus (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang