Bab 9

3.5K 351 25
                                    

PERTEMUAN TAK TERDUGA

Hari itu juga Lufan pergi meninggalkan istana dan berusaha mencari Loan, karena selama ini ia dekat dengan Loan. Nasibnya yang sama seperti Loan membuatnya simpati kepada Loan. Dulu Lufan berasal dari dunia manusia biasa, ia terlempar dan terdampar ke dunia ajaib. Dunia dimana hanya orang-orang yang memiliki ke mampuan sihir yang bisa masuk kesana. Walau sebenarnya dunia ajaib adalah tempat manusia juga. Hanya saja dunia itu sengaja dan di jaga agar tak ada satu manusia biasa yang tak bertanggung jawab masuk kesana. (Ibarat kata kayak dunianya para mutan. Kalau pernah nonton X-man pasti taulah.)

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Lufan terus berjalan menyusuri jalan setapak. Dan hingga pada akhirnya ia sampai di perbatasan kota Lung Fang. Ia masuk ke kota yang dulu sangat terpencil kini kota itu kembali maju dan berkembang, semua berkat bantuan Loan. Lufan meerasakan perutnya sangat lapar, ia pun melihat sebuah kedai makan yang sangat ramai pengunjung. Akhirnya ia pun masuk kedalam dan memesan makanan.

Samar-samar ia mendengar desas desus tabib yang terkenal di kota itu. Ia pun mendengar dari orang di sebelahnya yang sedang menceritakan tabib itu. "Aku dengar tabib kita yang tampan juga manis akan kembali dari meditasinya."

"Benar, ilmu pengobatannya sangat bagus. Bahkan semua orang dari seluruh penjuru menyukai pengobatan tabib, tapi banyak juga yang secara tidak langsung orang-orang yang datang melamar tabib kita itu." ujar salah seorang yang makan disina.

Lufan mendengarkan dengan seksama, lalu makanan yang di pesan pun datang. Sambil samar-samar terdengar omongan orang, lalu saat pelayan itu hendak pergi Lufan pun menanyakan tabib yang di bicarakan orang-orang. "Maaf, jika boleh tau apakah ada tabib di sekitar sini?"

"Ada tuan, anda datang di tempat yang tepat. Kebetulan tabib sudah kembali, apakah anda ingin berobat dengan tabib?" sahut pelayan itu.

"Benar, saya datang kemari sekalian berobat dan belajar ilmu pengobatan. Jika tidak keberatan bisakah anda memberitahu saya dimana tempatnya?" ujar Lufan.

Pelayan itu tersenyum lalu berbicara. "Nanti dari kedai ini, ada sebuah penginapan. Sebelah penginapan itu ada tiga rumah, rumah dan tempat pengobatnnya ada di rumah ke empat yang ada gapura dan namanya nanti di gapura itu."

"Baiklah terimakasih,"sahut Lufan sambil memberinya upah sedikit untuk informasi.

Lufan pun menyelesaikan makannya dan membayarnya. Lalu Lufan pun pergi mencari rumah yang di maksud, kemudian ia menelusuri semua yang di maksud dengan pelayan itu tadi. Akhirnya ia pun sampai di sebuah rumah dengan tulisan Tabib Loan.

"Apa? Yang mulia Loan menjadi tabib?" ujar Lufan.

Ia sangat senang akhirnya ia masuk kedalam, saat ia masuk kedalam halaman rumah itu, Loan keluar dari rumah dan saat Loan melihat siapa yang melangkah ke arahnya, mata Loan terbelalak lebar. Saat itu juga Loan berlari ke arah Lufan dan Lufan pun berlari ke arah Loan. Loan memeluk erat Lufan, Loan menangis sejadinya.

"Tabib Lufan, kau menemukanku?" ujar Loan sambil terisak.

"Yang mulia, saya menemukan anda, anda baik-baik saja? Anda bisa melihat lagi?" ujar Lufan.

Loan pun melepaskan pelukan itu, sambil menghapus air matanya ia pun berbicara. "Iya, mataku sembuh dengan sendirinya. Jangan panggil aku yang mulia lagi, karena aku bukan permaisuri lagi. Masuklah, dan panggil saja Loan."

BL- White Lotus (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang