Lisa melihat pantulan dicermin. Dia terlihat cantik dan ia tahu itu. Tapi seperti ada yang mengganjal dalam dirinya.
Jantung nya juga berdegup kencang apa karena ia akan berangkat bersama Jungkook pagi hari ini?
"Ini akan menjadi hari yang berat lisa" gumamnya didepan kaca sambil menghela nafas berat. Bagaimana tidak? Dia akan pergi ke sekolah baru, itu artinya dia akan beradaptasi lagi dengan orang-orang di sana. Lisa akui dia sangat buruk dalam bersosialisasi. Karena memang saat di sekolahnya dulu pun dia hanya memiliki dua teman yaitu Taehyung dan Bambam.
"Lisa cepat mereka sudah menunggu" itu pasti teriakan ibunya. Lisa dengan segera keluar dan menutup pintu kamarnya. Astaga dia lupa belum sarapan. Ingin sarapan tapi pasti Jungkook dan ayahnya sudah menunggu. Biarkanlah sarapan di sekolah saja.
Lisa pergi ke dapur guna berpamitan kepada ibunya. Dilihatnya Irene sedang mengotak-atikan kompor didepannya.
"Bu aku berangkat" Irene berbalik dan melihat putrinya yang sudah sangat rapi dan cantik itu.
"Sebentar..... Nah ini bekalmu, ibu tahu sekarang tidak sempat untuk sarapan. Jadi jangan lupa makan ini disekolah baru ya. Berbagi juga dengan Jungkook okey?" Lisa keluar rumah dengan terburu-buru. Ah Irene jadi sangat senang, karna dialah yang membuat kan Lisa bekal bukan pembantunya lagi. Oke Irene satu tugas mu sudah selesai, katanta dalam hati. Lalu wanita itu segera melanjutkan tugasnya yang lain.
༻◆ ⃟ ⃟ ⃟ ⃟ ⃟ ⃟ . 𝖎𝖙𝖘 𝖍𝖚𝖗𝖙 ⃟ ⃟ ⃟ ⃟ ⃟ ⃟◆༺
"Haiii kau Lalisa ya?" tanya pria tampan itu ceria. Sambil mendekat dan mengusap rambut lalisa sayang."Iya paman dan kau... "
"Kau bisa panggil aku ayah"
"Haaah" Suara Jungkook dan Lisa berbarengan. Mereka saling menatap satu sama lain lalu menatap Seokjin lagi.
"Maksud paman apa?" tanya lisa dengan mata membulat yang mengerjap-ngerjap lucu
"Ah kau lucu sekali sih" Seokjin mencubiti pipi gembul Lisa. Dia memang sangat gemas dengan gadis kecil itu.
"Mulai sekarang kau juga anakku sama seperti Jungkook nak."
"Iya dan kau juga bisa panggil aku ibu" suara lembut itu menginterupsi ketiganya untuk menoleh ke arah nya.
Itu adalah Jisoo yang sedang membawa sebuah buku di tangannya. Ia mendekati lisa dan menjajarkan tingginya dengan gadis kecil itu.
"Anggap kami sebagai orang tuamu okey?" hanya dibalas anggukan oleh Lisa. Karna jujur saja otaknya tak bisa mengerti yang terjadi ini.
"Nah Jungkook ini bukumu tertinggal, lain kali lebih teliti ya" Oh jadi buku itu milik Jungkook yang tertinggal.
"Nah sudah-sudah sekarang kita berangkat. Let's go" kata Seokjin bersemangat. Ia mengakhiri percakapan itu. Lalu memasuki mobilnya yang diikuti oleh kedua bocah itu.
"Sampai jumpa buuuu" Jungkook menyembulkan kepalanya dari jendela sambil berdada dada ria kepada ibunya.
"Sampai jumpa hati hati yaaaa", teriak Jisoo keras karena mobil itu sudah menjauh dari posisinya.
༻◆ ⃟ ⃟ ⃟ ⃟ ⃟ ⃟ . 𝖎𝖙𝖘 𝖍𝖚𝖗𝖙 ⃟ ⃟ ⃟ ⃟ ⃟ ⃟◆༺
10 tahun kemudian."Buuuu.... Ibuu dimana kau" teriak seorang gadis di sebuah toko kue yang lumayan ramai ini. Masa bodoh dengan para pembeli yang melihatnya seakan dirinya adalah orang gila. Dia tak perduli karena ada sesuatu yang lebih penting lagi yang harus ia sampaikan pada ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IT'S HURTS lizkook (hiatus)
Romance"Aku tahu batasanku" "Menjijikan" "Demi putriku"