'Cklek'
Lisa membuka pintu rumah dengan pelan, "Aku pulang" katanya.
"Kau telat empat puluh menit, kemana saja?" sambut Irene dengan pandangan penuh menyelidik. Ia berjalan menghampiri Lisa lalu mengusap kepalanya lembut.
Kebetulan Irene mengambil cuti dari toko kue nya, karena ia sengaja ingin menghabiskan banyak waktu untuk putri kesayangannya ini. Irene rindu sekali bisa berbagi cerita bersama Lisa. Rindu mendengar rengekan manja dari sang putri.
Tapi yang saat ini terjadi adalah kebalikannya. Wajah putrinya nampak sangat pucat tanpa semangat, ia tak terlihat baik-baik saja. Irene tau pasti ada sesuatu yang terjadi pada Lisa, walaupun gadis itu sangat terlihat berusaha keras menutupi nya dengan segurat senyuman yang terkesan di paksakan.
"Ada apa Lalisa....?"
"Maafkan aku. "
"Mengapa meminta maaf?" Tanya Irene.
"Aku menutupi banyak hal dari mu, Ibu" sahut Lisa sambil menunduk merasa bersalah.
Gadis berponi itu tak kuat jika menahannya terlalu lama. Ada begitu banyak hal yang harus di ketahui oleh ibunya, Lisa tak bisa lagi hanya diam dan menekan apa yang ia rasakan sendiri. Gadis itu butuh ibunya, butuh seseorang yang bisa mendengarkannya dan memberikan saran. Karena hanya Irene lah paling mengerti dirinya.
Irene menangkup pipi Lisa dengan kedua tanagnnya, ia menatap Lisa lembut, "Ceritakan saja sayang, Ibu akan menjadi pendengar yang baik untuk mu" jelas Irene.
"Bu, a-aku bahkan tak tahu harus bercerita dari mana" Ucap Lisa lirih.
Irene menatap mata Lisa sambil mengangguk, meyakinkan agar sang putri menceritakan seluruh keluh kesahnya.
"A-a-aku me-mencintai Jungkook, aku mencintai Kim Jungkook bu...." Dengan kata-kata yang terbata Lisa mencoba mengatakan ini pada ibunya, bahwa ia mencintai Jungkook, sahabatnya sendiri.
Irene tersenyum, lalu mengusap kepala Lisa lagi, "Ibu sudah tahu sayang"
"Dan karna itu dia menjauhi diriku. Dia membenciku bu" Lisa menunduk menyembunyikan air matanya. Walaupun ia sudah beberapa kali menahan untuk tetap terlihat kuat tetap saja ia hanya seorang manusia biasa, ia tak bisa menahannya terlalu lama.
Irene menarik Lisa ke dalam pelukannya. Lisa hanya bisa terus menangis di pangkuan ibunya. Akhirnya ia bisa mengatakan pada ibunya bahwa dirinya mencintai Jungkook.
"Kau tidak boleh berfikir seperti itu Lisa. Jungkook tidak akan pernah membencimu, ia bahkan sangat menyayangi dirimu. Kau tahu itu bukan?" Ujar Irene pelan.
Lisa menggeleng cepat, membantah sang Ibu, "Awalnya aku juga berfikir seperti itu Ibu, awalnya aku sangat percaya diri bahwa ia juga mencintai ku. Tapi ternyata ia mencintai gadis lain bu.... bukan aku... bukan... hiks"
"Dia terus membuatku cemburu karena selalu membicarakan gadis itu di hadapanku, itu membuat ku muai sehingga aku mengatakannya.... Bahwa aku mencintai dirinya" ucap Lisa masih dengan tangisan menyakitkan yang terdengar sangat pilu.
"Saat aku mengutarakan perasaanku pada nya kau tahu apa yang ia katakan bu? Ia bilang ingat batasanku. Apa aku serendah itu di mata nya bu? Ia mengingatkan ku tentang batasan ku hahahaha" lanjut nya dengan tawa miris.
"Tidak Lisa, tidak" Irene mencoba menenangkan putrinya itu. Sepertinya Lisa sangat putus asa, terdengar dari seberapa lirih suaranya saat mengucapkan kalimat demi kalimat itu.
"Jungkook mulai menjauhin ku dari satu tahun yang lalu, dan aku tak menceritakan tentang itu padamu kan ibu? Aku di jadikan bahan bualan selama setahun, selalu direndahkan, dan mereka mengatakan aku gadis jalang, ibu.... Apa aku melalukan kesalahan fatal sehingga mereka pantas memperlakukan aku seperti itu? Aku hanya ingin di cintai bu... Sakit sekali menyembunyikan ini padamu, selama satu tahun lebih. Kau boleh pukul aku. Marahi aku bu, aku tak jujur padamu. A-aku aku-"
KAMU SEDANG MEMBACA
IT'S HURTS lizkook (hiatus)
Romance"Aku tahu batasanku" "Menjijikan" "Demi putriku"