"Aku menemukanmu"
"Ka-kau? Bagaimana bisa kau tahu alamat rumahku?" Irene nampak terkejut dengan kedatangan tamu tak di undang itu.
"Aku pasti mendapatkan sesuatu yang aku mau, bagaimana kau bisa melupakannya?"
"Pergi dari rumahku brengsek" Teriak irene kesal. Pria itu menggeram marah, tapi ia masih bisa mengontrol mimik wajahnya untuk tetap terlihat tenang.
"Ada apa Irene? kenapa kau berter..."
Jisoo menggantungkan perkataanya saat sudut matanya menangkap suatu objek. Seorang lelaki dengan memakai jas yang berdiri di depan pintu.Jisoo menatap Irene dan lelaki itu secara bergantian. Ya walaupun hanya pernah melihat wajah lelaki itu dalam foto, Jisoo tahu betul bahwa dia adalah Suho, mantan suami Irene.
"Ada apa kau kemari?" tanya Jisoo tak santai. Tangannya mengepal dan mimik wajahnya memperlihatkan ketidaksukaan yang sangat jelas pada kehadiran mahkluk itu.
"Aku tak berkepentingan dengan mu nyonya" jawab Suho kelewat santai yang membuat Jisoo kembali tersulut emosi. Jika saja lelaki itu bukan mantan suami Irene, ingin sekali Jisoo menonjok wajah sok tampan lelaki dihadapannya itu. Cih sok tampan sekali! Seokjin lebih tampan darimu tahu! Ya seperti itulah batin Jisoo membanggakan suaminya.
"Kalian lama seka.... A-ayah" Lisa terkejut bukan main saat melihat ayahnya berada disini. Ia takut, jadi dengan segera gadis itu berbalik dan berlari ke arah ruang tamu. Tak ingin melihat wajah itu untuk saat ini. Niat awalnya adalah menyusul kedua ibunya itu kerena mereka sangat lama hanya untuk membuka pintu dan sebenarnya dia juga penasaran siapa yang bertamu. Tapi siapa sangka yang ia dapati adalah ayahnya sendiri, orang yang paling ia hindari.
"Kau lihat? Anakku ketakutan melihatmu! Jadi pergilah!" Suara Irene yang terlampau dingin membuat bulu kuduk Suho meremang, ditambah lagi dengan kenyataan bahwa Lisa ketakutan melihatnya. 'Tidak tidak! Kau tak boleh goyah seperti ini Suho!' batin Suho menyemangati dirinya sendiri.
Tak memperdulikan perkataan Irene, Suho masuk dan menerobos kedua wanita paruh baya itu. Jisoo yang kesal pun menutup pintu dengan sangat keras, menciptakan suara gubrakan yang mampu membangunkan tetangga yang masih tertidur. "Hehe maaf Irene... Kelepasan" Jisoo hanya cengengesan saat Irene menatapnya tajam. Salahkan tangannya yang berbuat semaunya ini.
"Lisa.... " Suara parau Suho membuat Lisa dan Seokjin menatapnya. Dengan segera Seokjin beranjak dari duduknya. Ia memposisikan dirinya tepat didepan Lisa. Melindungi gadis itu.
"Kau! Ada apa kau kemari?"
"Kenapa semua orang menanyakan 'ada apa kau kemari?' apa aku tak boleh datang kemari? Ini rumah mantan istri dan juga anakku!"
"To the point saja Suho, katakan tujuanmu datang kerumah ini!" Seokjin berucap tegas.
"Kupikir Irene sudah menceritakan ini pada kalian berdua" Suho menatap Seokjin dan Jisoo secara bergantian. Ia tahu betul dengan Seokjin dan Jisoo, mereka adalah orang yang sudah membantu Irene. Bagaimana ia bisa tahu? Ah kalian lupa Suho mempunyai banyak mata-mata.
"Lisa akan aku nikahkan dengan Yang Hyun Suk! Setelah kelulusannya"
"Kau pikir siapa dirimu? Kau bukan ayahnya lagi secara hukum. Dan kau pasti tahu bahwa kau tak punya hak atas Lalisa. Dan diriku tak akan membiarkan kau menyakiti mereka lagi"
Suho memberikan smirk pada Seokjin sebelum berucap, "Ya ya aku tahu itu. Tapi apa hak mu atas Lisa Kim Seokjin? Aku masih ayah biologis nya"
"Bagaimana kau dapat mengatakan itu saat dirimu sendiri bahkan meragukan dia anak kandungmu? Aku tahu kau stress karena perusahaan mu mengalami kebangkrutan, tapi setidaknya gunakan otakmu untuk saat ini hm?"
KAMU SEDANG MEMBACA
IT'S HURTS lizkook (hiatus)
Roman d'amour"Aku tahu batasanku" "Menjijikan" "Demi putriku"