Rovewardz 'The Story Of Magic'

1. Awal Kedatanganku

Annyeong yeorobun... 😘😘😘

Pertama tama author mau ucapin makasih ke kalian karena udah stay di sini buat nungguin cerita author, sama terima kasih juga karena udah komen pendapat kalian tentang cerita yang menurut kalian menarik.

Berhubung slot cerita fantasi author udah kosong alias yang kemarin udah tamat, kembali lagi author bakalan buat cerita fantasi yang gak jauh jauh dari cerita kemarin tapi cerita ini agak sedikit berbeda soalnya author mau buat cerita ini pure magic dan gak ketinggalan unsur misterinya yang buat kalian sedikit bingung

Soalnya awal buat cerita kemarin, author lupa nyelipin unsur magic dan terlalu banyak masukin unsur romance life jadi ceritanya kaya nge jomplang gitu jadi semoga dengan cerita baru ini, kalian bisa nerima kembali cerita author yang gak jauh jauh sama cerita bergenre fantasi.

Cukup sampai di sini juga cuap cuap Author, selamat membaca ya yeorobun. Setelah kalian baca, jangan lupa like dan komennya biar author semangat lanjutin cerita ini... Annyeong 😘😘😘

_______________________________

You Pov

Aku menghela napas saat menatap undangan bersampul coklat bata di tanganku ini. Apa keputusanku memang benar? Apa tak masalah jika aku masuk Univercity Rovewardz dari pada kampus biasanya? Aku tak akan menyesali keputusanmu kan? Tapi bagaimana jika ini keputusan yang salah. Aku bahkan tidak memiliki darah penyihir karena kedua orang tuaku hanya manusia biasa tapi kenapa aku mendapatkan undangan ini? Seseorang tidak sedang mengerjai ku kan?

>>>>

"Jadi kau akan masuk kampus mana setelah lulus nanti?" Tanyanya sambil duduk di sebelahku. Dia Yoonie teman sekelasku sekaligus sahabatku.

Aku menggeleng pelan sambil melihat Yoonie dengan tatapan memelas. Yoonie menghela napas lalu membelai kepalaku.

"Sepertinya kita akan benar benar berpisah Yn, itu karena aku akan pergi jauh dari tempat ini" Ucap Yoonie hingga membuatku menatapnya bingung

"Memangnya kau akan kemana? Apa kau akan kuliah diluar negeri?" Tanyaku penasaran. Bagaimana aku tak penasaran, dia mengatakan hal seperti itu sambil menatapku dengan ekspresi seriusnya, padahal biasanya ia tak pernah seserius ini.

"Sesuatu yang jauh dan sangat sulit untuk memasuki kampus itu, karena hanya orang yang mendapat undangan yang boleh masuk ke sana" Ucap Yoonie hingga membuatku tertegun.

Apa maksudnya? Apa ia juga mendapatkan undangan yang sama sepertiku? Tapi bagaimana bisa? Ini tidak mungkin.
Aku menggeleng pelan sambil kembali memfokuskan diriku pada Yoonie.

"Sebentar lagi pengumuman kelulusan akan diadakan, sebaiknya kita pergi ke aula sekarang juga" Ajakku sambil berdiri dari dudukku. Yoonie mengangguk pelan lalu ikut berdiri dari duduknya. Setelahnya kami berdua keluar dari kelas dan berjalan melewati koridor sekolah yang tidak terlalu ramai karena hari ini kelas 10 dan 11 di liburkan agar kelas 12 bisa menikmati pesta kelulusan di sekolah senyaman mungkin.

Skip>>>>

Aku menghela napas kasar saat pulang ke rumah setelah melewati hari yang panjang setelah pengumuman kelulusan tadi. Bagaimana tidak, Yoonie tiba tiba saja mengajakku mengikuti pesta yang ia adakan di rumahnya bersama dengan Yeshin, dan Minri.

Aku lalu menidurkan diriku diatas ranjang ku setelah itu memainkan ponselku. Aku tiba tiba saja terdiam saat aku kembali mengingat soal undangan itu. Aku lalu bangun dari tidurku setelah itu membuka lemari bajuku dan mengambil undangan yang ku selipkan di bawah lipatan bajuku, setelahnya aku tertawa pelan saat aku sadar bahwa undangan ini sepertinya dari orang iseng yang ingin mengerjai ku.