2. Melewati Labirin Tak Berujung

1.2K 196 1
                                    

Aku mendengus kesal saat melewati bangunan labirin yang mengeluarkan aura gelapnya. Ditambah kaki ini serasa ingin patah karena labirin ini tak memiliki ujung sama sekali. Aku lalu menghela napas kasar sambil berbalik menghadap Yoonie dan Jimin yang berjalan di belakangku beberapa menit yang lalu, padahal awalnya mereka berdua lah yang terlihat bersemangat tetapi sekarang mereka terlihat kelelahan, sungguh sangat mengenaskan dimataku.

"Lebih baik kita istirahat saja" Ajakku pada keduanya dan keduanya hanya mengangguk hingga ku lihat terdapat kepulan asap yang tak jauh dari tempat kami

"Sepertinya bukan hanya kita yang berada di tempat ini" Ucap Jimin yang juga ikut menyadarinya

"Kalau begitu kita ke sana saja, mungkin saja kita bisa bertemu dengan yang lainnya" Ucap Yoonie yang terlihat sudah kembali bersemangat

Aku lalu mengangguk mengiyakan ucapan Yoonie, lalu setelah itu melanjutkan perjalanan kami. Dan benar saja, saat kami sudah berjalan cukup jauh, kami bertemu dengan dua orang yang satunya anak perempuan dan satunya anak laki laki tengah membuat api unggun sambil sedikit bercekcok.

"Ku bilang juga apa. Kau itu tidak tahu apa apa, dan lihat sekarang kita tersesat karena kau" Ucap seorang gadis sambil berdiri dan menunjuk lelaki yang duduk di depan api unggun jauh di depan sana

Si Lelaki yang sudah tak tahan dengan ocehan si gadis yang berdiri di hadapannya lalu ikut berdiri sambil berkacak pinggang.

"Kalau begitu kau pergi saja kalau kau terus menyalahkanku, aku kenal denganmu saja tidak sama sekali. Pergi sana" Ucapnya dan diakhiri ucapan mengusir

"Yasudah aku pergi"

Gadis itupun berbalik dan berjalan pergi meninggalkan lelaki yang mengusirnya tadi hingga langkah kakinya terhenti saat ia melihatku bersama dengan Yoonie dan Jimin yang tengah melihat ke arahnya.

"Hai" Sapaku dengan sedikit canggung

"Oh, Hai" Sapanya yang juga terlihat canggung

Ia lalu berjalan mendekatiku sambil melirik ke arah Yoonie dan Jimin sekilas lalu tersenyum tipis padaku.

"Apa aku boleh ikut bersamamu?" Tanyanya sambil menatapku dengan tatapan memohon

Bagaimana ini? Ia ingin ikut bersamaku tapi aku dan yang lainnya juga sama sama tersesat dan jika begini jadinya, aku tak akan bisa sampai di Rovewardz tepat waktu, bahkan langit sudah sangat malam hingga menambah dinginnya udara malam.

"Namaku Lini, dan kau?" Ucapnya sambil mengulurkan tangan kanannya padaku, berniat bersalaman

Aku lalu menyambut uluran tangannya sambil tersenyum.

"Kau bisa memanggilku Yn" Ucapku dan dibalas senyuman dari Lini

Setelah berkenalan denganku, Lini lalu berkenalan dengan Yoonie dan Jimin hingga sebuah suara kedatangan seseorang memecahkan fokus kami saat laki laki yang tadinya bersama Lini juga ikut menghampiri kami. Saat ia sudah sampai dihadapan kami, aku terdiam sesaat sambil mengagumi wajahnya yang tampan. Dalam hati, aku bertanya tanya siapa namanya dan apakah ia sudah punya pacar, jika belum aku ingin mendaftar untuk menjadi pacarnya.

"Kenapa kau kemari? Mengganggu saja" Kesal Lini sambil melihat tak suka pada laki laki di hadapan kami

"Aku ke sini bukan untuk menghampirimu ya, aku kemari untuk berkenalan dengan mereka, sepertinya mereka juga sama dengan kita. Bukan begitu?" Ucapnya sambil melirik kearahku

Aku mengangguk dengan cepat dan dibalas kekehan kecil darinya hingga membuatku terpaku akan dirinya yang terlihat sangat tampan.

"Hei, jangan melihatnya seperti itu, kau jelas sekali suka padanya pada pandangan pertama" Bisik Yoonie yang berdiri di samping kananku

Aku lalu tersadar dari keterpukauanku setelah itu menggaruk tengkuk ku yang tak gatal sama sekali karena sedikit malu telah tertangkap basah oleh Yoonie.

"Aku seokjin, Kim Seokjin. Kalau kalian?" Tanyanya hingga fokus ku kembali teralihkan olehnya

"Dia Yn, lalu di sampingnya Yoonie dan Jimin" Jawab Lini cepat hingga seokjin langsung melirik kesal kearahnya

"Aku tak bicara denganmu pendek" Ucap seokjin pada Lini dengan kesal

Lini yang dikatai pendek pun tampak jauh lebih kesal hingga setelahnya Lini mendekati seokjin lalu menginjak kaki kanan seokjin yang terbungkus sepatu bermerek Fila, setelahnya seokjin mengerang kesakitan karena injakan dari Lini yang ternyata memakai sepatu yang memiliki hak yang cukup tinggi dan juga terlihat berat.

"Kau" Ucap Seokjin sembari menunjuk Lini dengan raut wajah yang terlihat dengan kesal

"Aku kenapa? Kau ingin marah? Kalau begitu marah lah, tapi seharusnya aku yang marah padaku, sejak tadi kau terus saja mengatai ku pendek. Aku tahu aku pendek jadi tak usah mengingatkanku" Ucap Lini pada Seokjin dengan raut wajah yang juga terlihat kesal

"Kalian berdua bisa tidak untuk tidak berseteru, sungguh kalian membuatku pusing" Ucapku setelah sedari tadi menahan diriku untuk tidak kesal

Setiap orang memiliki batas kesabaran masing masing dan ku rasa batas kesabaranku sudah habis sekarang.

"Kalian tahu, aku lebih kesal dari pada kalian berdua. Ini pertama kalinya aku kemari setelah mendapatkan undangan misterius di depan pintu rumahku dan saat aku membukanya, aku tiba tiba saja berada di sini, tapi yang membuatku tak kala pusing saat aku malah tersesat hanya untuk mencari tempat yang di namakan Rovewardz. Dan sekarang kalian berdua menambah beban batinku karena ocehan tidak jelas yang kalian lontarkan satu sama lain" Ucapku panjang lebar hingga membuat keduanya terdiam, begitupun dengan Yoonie dan Jimin yang juga mendengar ocehan ku

"Maaf jika aku membuat kau pusing tapi ini sepenuhnya bukan salahku, tapi dia" Ucap Lini padaku lalu setelah itu menunjuk wajah Seokjin

"Jangan memulai lagi" Balas Seokjin sembari menjauhkan telunjuk Lini darinya

Aku lalu mendengus sembari memalingkan wajah ku dari keduanya dan tepat saat itu sesuatu yang benar benar seperti sihir membuatku tertegun bukan main. Di belakang Jimin sekarang tiba tiba saja muncul yang terlihat kokoh dan megah, setelahnya pintu itu tiba tiba saja terbuka dengan sendirinya.

"Yes, kita menemukannya" Ucap Yoonie dengan senang sembari melompat kegirangan, setelahnya Yoonie lalu berlari menghampiri pintu tersebut

"Hey, kalian berempat tidak ingin ikut denganku?" Tanya Yoonie sembari menoleh ke arah kami, aku lalu tersadar dari keterkejutan ku lalu setelah itu berlari ke arah Yoonie di ikuti oleh yang lainnya

Aku dan yang lainnya lalu memasuki pintu tersebut dan setelahnya kami semua di kagetkan oleh kehadiran calon wizard lainnya yang sudah lebih dulu sampai di tempat itu.





"Welcome to Roveward" Ucap seorang wanita tua yang tiba tiba saja muncul di atas kami atau lebih tepatnya terbang di atas kami tanpa mengenakan sapu terbang atau yang lainnya, ia terlihat melayang begitu saja hingga membuat kami kagum

"Di tempat ini kita tak memerlukan sapu terbang dan sebagainya untuk terbang di langit" Ucap seorang lelaki yang tanpa ku sadari sudah berdiri di samping kananku, aku lalu menoleh ke arahnya dan setelahnya aku terpanah oleh ketampanannya yang sangat nyata di depan wajahku














Tbc

Rovewardz 'The Story Of Magic'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang