"Kenapa kalian lama sekali?" Si kecil merajuk saat kakaknya turun dari tangga. Bibirnya mencebil imut karena namja itu tidak menggubrisnya sama sekali. Alih-alih menanggapi, Yunho hanya melemparkan tatapan datar padanya kemudian bergabung di meja makan.
'Kenapa seperti itu? Dia marah padaku?'
"Tidak bisakah kau menjawab ku? Aku bertanya padamu, hyung."
"Kau ingin jawaban seperti apa?" Yunho sibuk menciduk lauk, menambahkan potongan daging dan sayur ke atas piringnya. Berbanding terbalik dengan Jaejoong yang kini menyindirnya di depan matanya sendiri. Anak itu mengoceh tentang betapa tidak sopan nya Yunho dan lain-lain.
Tidak lama kemudian Tuan Jung bergabung di meja makan. Untuk makan malam kali ini mereka menyelipkan doa, mengangkat tangan dan juga harapan serta mimpi.
Di tengah menikmati makan malam, Tuan Jung menghentikan suapannya. Padahal piring pria tua masih penuh dengan nasi merah.
"Jaejoong, kau ingat keluarga Ok yang makan malam bersama kita?"
Yunho tersedak, buru-buru ia meraih segelas air dan meminumnya hingga tandas. Sementara itu Jaejoong mengangguk mengiyakan. "Tentu," sahutnya.
"Appa," Yunho menegur, mencoba menghentikan ayahnya karena ia tahu kemana pembicaraan ini mengarah.
Tuan Jung hanya menatapnya sekilas, lalu pria tua itu mengalihkan fokus pada piring. Tidak juga menatap kedua anaknya.
"Ada apa, appa?" Satu-satunya yang tidak mengerti situasi itu terus bersikap biasa saja. mengunyah udang sambil memperhatikan keduanya bergantian.
Tidak ada yang sukarela memberikan jawaban padanya. Jaejoong mulai tidak nyaman karena keluarga ini menyimpan terlalu banyak rahasia. Namun, bocah itu mencoba berpikir baik. Keluarga Jung bukannya tidak ingin membagi rahasia, mereka hanya tidak siap.
"Tuan Ok menghubungi appa. Katanya, Taecyeon ingin mengenalmu lebih jauh."
Trang!
Sendok dibanting keras, beradu dengan piring putih Yunho hingga berdentang memekakkan telinga. "Hentikan, appa."
"Kalau kau tidak keberatan-"
"KU BILANG HENTIKAN!"
Jaejoong menahan napasnya, takut. Belum pernah ia melihat Yunho bertingkah seperti ini. Rahang tegas pria itu mengeras, tangannya mengepal di atas meja. Tatapan matanya yang tajam mengarah jelas pada sosok yang paling tua. Menatap Tuan Jung lamat-lamat.
"Berhenti melakukan kesalahan yang sama. Aku tidak akan membiarkanmu mengulang kesalahan yang sama."
Tidak ada tanggapan dan Yunho melanjutkan, "Cukup eomma yang menderita karena keegoisan mu."
Setelah itu ia pergi meninggalkan meja makan. Menyisakan Jaejoong dengan banyak pertanyaan di benaknya, juga Tuan Jung yang naik darah. Jaejoong tidak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi, tapi dirinya yakin masalah di keluarga ini pasti lebih pelik dari yang dapat ia bayangkan.
***
Hari ini Jaejoong mendapatkan ponsel sebagai hadiah dari Yunho. Padahal cuaca di luar sedang baik-baik saja, taunya pria dewasa itu datang ke kamar si mungil dan mengetuk pintu dengan tidak sabar. "Ini, pakailah," katanya ketika pintu dibuka. Tangannya melemparkan kotak ponsel, beruntung Jaejoong sigap menangkapnya dan membuat bocah itu terkejut ketika mengetahui isi kotak itu.
"Kau memberikannya padaku?" Ia bertanya memastikan sambil membolak-balik benda mahal itu. wajahnya tampak takjub, belum pernah ia memiliki barang sebagus ini. meski ia tahu kebiasaan orang kaya yang gemar mengoleksi benda canggih, ia tidak pernah berpikir dirinya akan mendapatkan satu juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall, Fell, Fallen [YUNJAE]
FanfictionJaejoong memulai kehidupan dengan rasa sakit. Seorang anak terbuang yang tumbuh besar di panti asuhan. Ia menemukan cinta, bahagia, lalu jatuh untuk yang kesekian kali. Kemudian ia tumbuh sebagai orang dewasa dengan "penyimpangan seksual". Menjajaka...