Bab 13

1.2K 152 27
                                    

Baca pelan-pelan ya~
_____

"Unit sebelah sudah ada penghuninya, ya? Barusan ku lihat sedang pindahan." Hankyung meluruskan kaki, berselonjor di depan tv setelah lelah melukis seharian.

Di pipinya ada garis dan bercak tipis warna-warni. Selagi ia mengganti channel, Jaejoong terus membaca The God of Small Thing. Jaejoong hampir menangis meratapi nasib Velutha, pemuda dari kasta terendah yang mati disiksa karena cinta terlarang.

Jaejoong berhenti membaca, bukunya dibanting ke meja. "Manusia mana boleh begitu!"

Masih terbawa suasana rupanya.

Ting!

"Siapa?"

Dua pria disana saling bertatapan. "siapa" itu merujuk pada siapa yang mau membuka pintu.

"Kau saja."

"Kau."

Ting!

"Buka pintunya."

Jaejoong mendumel, kesal tapi tetap beranjak menuju pintu. Setengah hati ia membuka pintu tersebut. Saat itu juga jantungnya pindah ke perut. Mencelos, membuatnya meremang karena kemarahan.

"Tidak ku sangka kau akan sejauh ini."

Kalimat sarkas Jaejoong disambut senyum asimetris tidak peduli. Kedua tangan Yunho berada di dalam saku, pria itu tumben sekali hanya pakai kemeja maroon dan celana bahan hitam tanpa armani.

Alis Yunho menukik tajam, meremehkan jaejoong lewat sinar matanya. Dari ruang tamu, Hankyung setengah berlari. Ia mengusap tengkuk.

"Ah, biarkan Yunho masuk, Jae. Aku yang mengundangnya kemari."

Apa tadi katanya?

Baiklah, sekarang Jaejoong merasa dikhianati oleh sahabatnya sendiri. Mengundang? Mengundang seorang bajingan ke dalam kandang, maksudnya? Cih! Jaejoong menyesal punya teman seperti Hankyung.

Sebelum membanting pintu di depan wajah Yunho, Jaejoong sempat lihat pria itu mencibirnya lewat gerakan bibir. Jaejoong merasa dianggap bodoh. Membuatnya pergi dengan langkah kaki terhentak ke dalam kamar.

Sementara Jaejoong mendekam sambil melempar semua boneka di kamar, Hankyung mengajak Yunho masuk ke galeri pribadinya. Disana ada 15 lukisan yang ia jejer dari ujung ke ujung. Mulai dari hitam putih sampai pelangi.

"Aku minta maaf karena suasananya jadi seperti ini. Tidak kusangka Jaejoong akan reaktif seperti tadi."

Hankyung tidak nyaman ketika Yunho justru menyikapinya dengan tenang. selalu ada bahaya di balik air yang tenang.

Alih-alih memperkarakan kejadian barusan, Yunho justru meneliti satu per satu karya dihadapannya. Mengamati setiap detail, mempertanyakan setiap makna yang tersirat disana. Langkah kakinya mengikuti arah pandangnya, melangkah menuju sudut kiri ruangan.

Ia berhenti disana, di depan seorang anak yang meringkuk telanjang dalam kanvas. Dilukis hitam putih, dihiasi sepasang sayap.

"Aku suka yang ini," katanya. Terus memandang lukisan itu.

"Itu tidak termasuk. Aku tidak bisa menjualnya."

Hankyung mengambil kain hitam di samping tumpukan cat. Kemudian dibentangkannya kain itu hingga menutupi lukisan sang malaikat rapuh.

Yunho tidak suka itu. tidak boleh ada yang menghalangi keinginannya.

"Begitukah?" Yunho bertanya, tapi ada yang tidak selesai dari kalimatnya. Menggantung, membuat Hankyung memendam curiga. Jung Yunho bukan orang biasa, kan?

Fall, Fell, Fallen [YUNJAE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang