"Aku tidak menyangka kau kenal dia.""Jung Yunho?"
"Ya, dia pebisnis sukses." Bogum menjawab antusias.
"Itu karena dia memang terlahir sukses. Keluarganya kaya." Jaejoong merotasi bola matanya, jengah. Ia heran mengapa ada banyak orang yang kagum dengan Yunho. Yunho kan bisa seperti itu karena punya banyak privilege.
"Kau benar, tapi tetap saja dia luar biasa. Aku mewawancarainya bulan lalu dan semua jawabannya cerdas."
Jaejoong mengangguk, pura-pura setuju. Berusaha keras memberi ekspresi kagum agar tidak mengecewakan pria disampingnya. Ngomong-ngomong, Jaejoong jadi tahu kalau Bogum kerja di perusahaan media.
"Belok sana," Bogum mengarahkan ke kiri. Ke ruang suster kepala.
Pria itu tidak tahu kalau Jaejoong sudah hapal betul. Dia kan sudah pernah berlarian di bangunan ini bersama Hankyung dan Yu Jin.
Aroma lorong masih sama, lembap dan dingin. Lumut yang menjalar di celah dinding tidak lagi ada. Bersih setelah dicat ulang, menyisakan warna biru muda yang terang. Memberikan sedikit perasaan asing bagi Jaejoong.
"Ku kira kau tidak akan kemari." Yu Jin dan Hankyung baru saja keluar dari ruang paling nyaman di panti. Tentu milik suster kepala. Mereka menatap Jaejoong dengan dua keheranan.
Yang pertama, karena tidak menyangka Jaejoong akan datang ke ruangan ini. salah satu ruang yang mengubungkan dirinya dengan keluarga Jung.
Yang kedua, karena pria asing (bagi mereka) yang sekarang jalan bersisian dengan Jaejoong.
Jaejoong mengerling pada dua sahabatnya, memberi kode untuk tidak banyak bertanya.
"Bogum mengajakku. Dia belum menyapa suster kepala."
Hankyung dan Yu Jin berkata "Ahh..." sambil mengangguk serempak.
"Perkenalkan, aku Park Bogum. Teman Jaejoong."
Pria park itu mengulurkan tangan, menyalami kedua orang dihadapannya.
Seusai memperkenalkan diri satu sama lain dan berbasa basi singkat bersama Yu Jin dan Hankyung, Bogum membawa Jaejoong masuk keruangan. Dekorasinya sudah berubah, sama sekali tidak menyisakan benda yang sering Jaejoong lihat dulu.
'Cangkir hias suster kepala sudah tidak ada,' pikir Jaejoong. menyapu ruangan dengan matanya.
Pria cantik itu gugup bukan main. Sebisa mungkin mempersiapkan hati untuk menemui sosok dari masa lalunya.
"Kau sakit?" Bogum menyentuk bahu Jaejoong, memberi sedikit tekanan disana.
"Tidak kok."
"Kalian sudah datang rupanya." Seorang wanita menyapa mereka. wanita itu baru saja muncul melalui pintu yang menghubungkan ruang ini dengan ruang aula utama. Wanita itu terlihat segar, smile line membekas di wajahnya. Kalau jaejoong perkirakan, usianya sekitar akhir 30an.
"Selamat malam suster kepala."
Mata Jaejoong membulat, ia mendongak untuk menatap Bogum. Memastikan dirinya tidak salah dengar.
'Suster kepala?' Lalu ia mengalihkan pandangan pada wanita yang dipanggi 'suster kepala'. Wanita itu tersenyum kepadanya. Jaejoong balas tersenyum. Membungkuk sedikit untuk memberi penghormatan.
'Kemana suster kepala yang dulu?'
-----
Hankyung dan Yu Jin benar, Jaejoong perlu menghadapi rasa sakitnya untuk bisa sembuh. Beruntungnya Jaejoong, ia dapat bonus menyenangkan. Park bogum menghubunginya setelah malam itu, dan Jaejoong sadar betul kalau pria itu ada di level yang berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall, Fell, Fallen [YUNJAE]
FanfictionJaejoong memulai kehidupan dengan rasa sakit. Seorang anak terbuang yang tumbuh besar di panti asuhan. Ia menemukan cinta, bahagia, lalu jatuh untuk yang kesekian kali. Kemudian ia tumbuh sebagai orang dewasa dengan "penyimpangan seksual". Menjajaka...