Bab 6

2.3K 217 47
                                    

Untuk pertama kalinya, Jaejoong pulang malam. Anak itu diantar oleh Ara dan supirnya hingga ke halaman. Pertemanan mereka mungkin terlalu akrab sampai Jisoo yang baru saja pulang membeli bahan di supermarket menggoda Jaejoong saat anak itu masuk ke rumah.
"Gadis itu cantik sekali. Tuan muda memang pandai memilih pasangan," katanya sambil bersemu sendiri.

Jaejoong memerah, menggeleng tegas sembari menghela napas panjang. "Ada-ada saja sih nunna ini. Gadis itu teman sekelas ku. Dia sangat baik. Aku kan masih kecil mana mungkin punya kekasih."

Perkataan polos itu membuat Jisoo terkikik geli, satu tangannya menutupi bibir yang bergetar sedang satunya lagi masih memegang belanjaan.

"Baiklah, Tuan muda yang masih kecil," ia menggoda sekali lagi lalu bergegas pergi ke dapur agar pekerjaannya segera selesai. Ia sudah tidak sabar beristirahat.

Setelah kepergian Jisoo, Jaejoong beranjak ke kamarnya. Anak itu berganti pakaian, seragamnya ia gantung di balik pintu dan beralih mengenakan celana jeans pendek serta kaos merah yang kebesaran. Selepas itu ia keluar kamar dengan dua buah buku di tangan lalu mengetuk pintu kamar Yunho.

Ada jeda sebentar sebelum pintu itu dibuka dari dalam. Yunho muncul dengan penampilan kacau. Pria atletis itu masih mengenakan kemeja kerja yang dibeberapa bagian basah oleh cairan yang membuat Jaejoong mengerutkan hidung.

"Hyung, kau minum alkohol?"

Dengan sisa kesadarannya Yunho mengangguk, menyuruh Jaejoong masuk tanpa berkata apapun. Di samping tempat tidur ada lebih dari dua botol alkohol, dua diantaranya masih tersegel dengan baik. Sepertinya Yunho minum segera setelah ia sampai di rumah.

"Sebenarnya aku ingin meminta bantuan mengerjakan tugas sekolah, tapi hyung terlihat kacau." Jaejoong meringis diakhir kalimat.

"Tenang saja, aku masih cukup sadar."

Karena Yunho berkata seperti itu, jadi Jaejoong membiarkan pria setengah mabuk itu membantunya. Di tengah mengerjakan tugas, ia bahkan pergi ke dapur dan kembali dengan segelas air madu hangat.

"Minumlah, hyung. Kau akan merasa lebih baik."

Yang lebih tua menerimanya, meneguk air di gelas kecil itu hingga tandas lalu mengusap wajah dengan kasar. Tugas Jaejoong belum selesai, tapi Yunho memilih untuk berbaring di ranjang sementara kaki jenjangnya menggantung menyentuh lantai.

Keadaan Yunho yang seperti itu dimanfaatkan Jaejoong untuk melihat foto wanita di samping nakas lebih dekat. Ia mengamatinya lamat-lamat hingga tanpa sadar kepalanya miring ke kanan, berpikir.

Sementara itu, pening di kepala Yunho semakin menjadi. Dirinya sendiri tidak mengerti bagaimana ia bisa tumbang hanya dengan satu botol alkohol. Mungkin ia terlalu stress memikirkan kejadian satu hari ini.

Dari sela jarinya yang menutupi wajah, ia memperhatikan Jaejoong yang masih memandangi potret Selena. Adik angkatnya itu bahkan tidak lagi peduli pada tugas rumah yang harus dikumpulkan besok, padahal bocah itu tadi mengeluh tentang betapa paniknya ia.

Jika sedang tenang seperti itu, Jaejoong tampak seperti adik yang manis yang bahkan bersedia memberikannya air madu untuk menghilangkan pengar. Sayangnya, kebaikan itu membuat Yunho semakin miris. Bocah merah jambu itu dengan tulus membantunya dalam melakukan hal-hal kecil, tanpa sadar bahwa Yunho sedang mempertimbangkan untuk menyingkirkannya.

Lihat, bukankah ia sangat brengsek? Tentu. Bukankah sejak awal dirinya memang seperti ini?

"Apa kau ingin pergi ke pantai besok?" Pertanyaan itu terdengar random, membuat Jaejoong berpikir bahwa pria dengan wajah dingin itu sedang mengigau atau meracau semaunya. Namun nyatanya tidak, Yunho delapan puluh persen sadar karena mata pria itu kini menatapnya fokus.

Fall, Fell, Fallen [YUNJAE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang