Bab 11

1.1K 145 45
                                    

"Kau yakin tidak ingin bergabung?"

Yu Jin memastikan, syal merah tua sudah melingkar dileher jenjang gadis itu. Juga sepatu biru putih yang Jaejoong berikan padanya sebagai hadiah natal tahun lalu.

Pada pesta reuni panti yang diadakan pertama kali ini, kabarnya alumni dari seluruh angkatan akan hadir. Makanya Yu Jin bersikeras membawa Jaejoong ke sana. Meski ia tahu pria mungil itu punya trauma disana, dan memang itulah yang harus dilakukan. Menyelesaikan apa yang perlu diselesaikan dengan menghadapi rasa sakitnya.

"Ayolah, tidak akan ada yang mengenalimu."

Ia terus menarik lengan ranting yang memegang buku 250 halaman sambil berbaring di kursi malas, pura-pura tidak peduli.

"Biarkan aku membusuk disini saja~" Jaejoong memohon. Menempelkan punggung di sandaran kursi agar Yu Jin tidak bisa menariknya.

Sayangnya Yu Jin semakin menjadi, dengan sisa kesabaran dan kewarasan, ia melompat lalu duduk diperut yang lebih kecil.

Menghasilkan teriakan marah hingga Jaejoong mendorong gadis itu sekuat tenaga.

"YAK! KAU MAU MEMBUNUHKU?!"

"KENAPA TIDAK?!"

"APAA?!"

---

Di atas permukaan bumi ini, tidak ada yang lebih gila dari Yu Jin. Makanya Jaejoong terpaksa menurut saat ia diseret untuk ikut ke reuni.

Sementara Jaejoong dan Yu Jin mengamati kerumunan dari meja di pojok yang agak sepi, Hankyung sudah menghilang sejak tadi. Pria itu sibuk mencomot camilan manis sambil menggoda pria dan wanita yang tidak kalah manis.

Lapangan panti disulap jadi aula utama. Tali-tali jemuran di pindahkan, diubah menjadi gantungan lampu warna warni. Pot-pot merah bata yang kusam sudah dihias lukisan tangan anak-anak, berpola abstrak tapi menarik.

Suara pembawa acara menggaung dari speaker besar dipinggir panggung, pria muda yang tidak Jaejoong kenali itu sesekali melucu hingga tawa orang-orang pecah dibawah bintang-bintang.

"Kau baik-baik saja?" Yu Jin menggenggam tangannya, menenangkan Jaejoong melalui usapan ibu jari di punggung tangan Jaejoong.

"Aku okay. Kurasa aku bisa menikmatinya."

Musik-musik lembut terus diputar. Bercampur dengan riuh suara tawa anak-anak yang kegirangan. Ketika seseorang yang familiar lewat, Jaejoong akan sibuk menutupi wajah atau memalingkan muka. Ia bahkan rela ditinggal sendirian ketika Hankyung dan Yu Jin pergi menemui suster kepala untuk memberi salam.

Semuanya berjalan baik-baik saja hingga seseorang menepuk pundaknya, memaksa Jaejoong sedikit mendongak, melihat siapa yang mampu menemukannya padahal ia sudah berada di pojok begini.

"Kim Jaejoong, kita bertemu lagi." Suara itu renyah dan hangat, Jaejoong sudah pasti ingat orang ini.

"Park Bogum?"

Pria itu mengangguk, kini duduk di kursi Yu Jin yang kosong. "Kenapa kau sendirian disini?"

Bogum meletakkan gelas wine di meja, isinya masih setengah. Hampir tumpah ketika kaki Jaejoong tidak sengaja menyenggol penyangga meja bundar di tengah mereka.

"Eung... aku sedang menunggu temanku. Mereka pergi memberi salam pada suster kepala."

'Tolong jangan tanya kenapa aku tidak ikut menemui suster kepala,' Jaejoong memohon, memelas dalam hati.

Seperti tidak sengaja menduduki duri, Bogum berseru "Ah!"

"Kau mengingatkanku! Untung saja! Aku hampir lupa untuk memberi salam pada beliau."

Fall, Fell, Fallen [YUNJAE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang