6. Mimpi dan Kenyataan

432 66 6
                                    

Happy Reading🎲🎲🎲

.
.
.

Lagi-lagi Umji berangkat bersama Sanha. Didalam mobil Sanha, Umji hanya berdiam tanpa bicara, sampai akhirnya saat lampu merah keheningan menjadi sangat kentara dan Umji memulai pembicaraannya.

"Sanha apa kau percaya kalau mimpi itu nyata ?"

"Aku bahkan tak bisa meningingat mimpiku tadi malam, jadi untuk apa aku percaya bahwa mimpi itu nyata. Itu hanya ilusi yang dibuat akibat pikiran dan perasaan kita" ujar Sanha sambil fokus pada lampu lalu lintas.

"Kau pernah mendengar bahwa mimpi bisa saling berhubungan satu sama lain, kalau mimpi dapat diteruskan dihari berikutnya seperti memutar film ?"

"Kau pernah tidur lalu bangun dan kau merasa mimpimu indah lalu meneruskan tidurmu ? Tapi kau tidak pernah menemukan mimpi yang sama lagi. Begitulah mimpi, saat kita tidur otak kita tidak bisa membuat folder memori baru dan otak kita tak bisa mengingat mimpi dengan jelas bagaimana awal dan akhirnya" jawab Sanha.

"Tapi aku mengingat dengan jelas semua mimpiku, bahkan hal-hal kecil yang terjadi seperti kehidupan nyata" ujar Umji.

"Benarkah ? Kau bahkan ingat dimana awalnya kau berada ? Kau bisa bicara didalam mimpimu dan bahkan mengingat hal-hal kecil. Apa itu keajaiban" sahut Sanha sambil senyum meremehkan.

"Aku serius, aku bahkan bisa menulis. Padahal saat kita tertidur kita tidak akan bisa menulis dan membaca." Guman Umji pelan.

"Iya aku mempercayaimu, tapi aku penasaran mimpi apa yang datang padamu dengan begitu nyatanya" kata Sanha. Dan Umji tak menjawab, sampai akhirnya mereka sampai disekolah dan sudah berada diparkiran.

"Apa kau ingin pulang denganku juga, biar aku mengantarmu nanti ?" Tanya Sanha saat membukakan Umji pintu.

"Tidak, aku harus bertemu seseorang" tolak Umji lalu mereka berjalan bersama.

"Siapa ?"

"Hanya Seseorang"

"Lelaki ?" Tanya Sanha dan Umji mengangguk.

Dia sudah berjanji bahwa dia ingin bertemu Jungkook pulang sekolah ini, mereka bahkan sudah bertukar pesan setelah hari dimana Umji meminjamnya bersama Yeonjun beberapa hari yang lalu.

Mimpi Umji terus berlanjut dia masih mengalami di mana dia tidur dikamar mewahnya dan terbangun dikamar panti asuhan dan sebaliknya. Berulang kali selalu begitu dan ceritanya pun terus berlanjut seperti memutar kaset film terus menerus, dia bahkan pernah berpikir dia ingin melihat Younghoon menyatakan perasaannya pada Eunha dan ajaibnya mimpi berikutnya mereka benar-benar jadian dan itu sangat mengagumkan.

Disaat didunia nyata dia selalu berharap hal-hal bahagia tapi tak kunjung dia dapat, dan sebaliknya tak ada masalah didunia mimpinya dia bahkan bingung ingin minta apa dan mengikuti alur saja.

Hanya satu hal yang tak bisa dia ubah didunia mimpinya, dia murid yang sangat bodoh dia bahkan 3 kali remedial minggu ini padahal seorang Umji tidak pernah seperti itu tapi berbeda dengan Yewon yang memang seperti itu tapi dia menikmatinya rasanya sangat seru.

.
.
.

5 menit lagi bel pulang, tak terasa Umji menyelesaikan hari disekolahnya dengan tenang walaupun tetap kesal karena penyakit teman-temannya yang selalu memanggilnya si antagonis itu julukan abadi untuk Umji dan dia sudah sangat muak.

Tapi rasa kesalnya terbayar saat bel pulang berbunyi dia lekas keluar dan menuju gerbang utama dilihatnya Jungkook baru saja sampai dengan seragamnya.

"Maaf apa kau menunggu lama ?" tanya Jungkook yang berlari menghampiri Umji.

"Aku baru saja keluar"

DREAM PUZZELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang