Gara-gara Earphone

26 4 1
                                    

Hari berganti minggu
Azel sudah tampak lebih bersemangat daripada seminggu yang lalu, mood nya kembali membaik dengan kehadiran keponakan kembarnya yang selalu menggemaskan.
Ditambah lagi, ibunda Azel sudah keluar dari rumah sakit sejak 3 hari yang lalu membuat Azel senang dan tenang.

Saat ini adalah semester akhir kuliahnya, sudah tidak ada lagi mata kuliah yang harus ditempuh
Azel hanya disibukkan dengan skripsi dan revisi.

"Mah, Azel pergi dulu ya. Mau ke perpustakaan" pamit Azel pada Ibunya yang berbaring karena masih dalam tahap recovery.
"Semangat ya nak, maaf mamah sudah bikin kamu khawatir"
Azel hanya membalas dengan senyuman dan memeluk hangat ibunya.

Ia lantas menyalakan motornya dan bergegas pergi.

Di perjalanan. . .
(bruukkkk) suara motor terjatuh
Sebuah mobil menyenggol bagian belakang motor Azel
"Aduuuhhh" keluh Azel sembari memegangi siku tangannya yang terluka

Saat Azel memalingkan pandangan dari tangan, di depan matanya sudah ada seorang laki-laki dengan tinggi semampai dan berambut sedikit gondrong.
"Yaampun, sorry banget ya. Gue buru-buru banget tadi"
"Lain kali hati-hati dong mas" jawab Azel dengan nada kesal
"Iya sorry sorry."

Laki-laki itu lantas membantu Azel untuk bangun dan meminggirkan motor Azel ke tepian jalan.
Ia membawa kotak P3K dari mobilnya.
Lalu membersihkan luka di tangan Azel dan menutupnya dengan kasa

"Kenalin, gue dafa"
Azel tidak menerima tangan Dafa, dan hanya menjawab "Aku Azel"
Dafa hanya menghela nafas dan mengiyakan Azel.

Azel memang tak cukup hangat pada orang yang baru ia kenal, apalagi Dafa ini sudah membuatnya telat untuk ke perpustakaan.

"Oh iya, kamu mau kemana. Biar aku anterin aja. Motornya nanti biar gw titip dulu di rumah temen gw" Tawar Dafa
Azel hanya memandangi Dafa heran, penampilan Dafa yang sekilas seperti 'badboy', membuatnya otomatis waspada.
"Mau ke kampus. Gapapa aku sendiri aja"
"Beneran gamau gue anter aja?"
Azel hanya menganggukan kepala dan menuju motornya.

"Yaudah, hati-hati ya. Lain kali jangan sering-sering pake earphone kalo lagi nyetir, biar bisa denger klakson" Ucap Dafa ada Azel yang sudah mulai berlalu dari pandangan

Setelah mendengar ucapan Dafa, Azel spontan menepuk dahi nya
"Dasar bodoh" ucap Azel menyalahkan dirinya
"Malu banget, taunya aku yang salah, Yaampun"

Azel pun sampai di perpustakaan dan tak henti-henti menyesal karena sudah bersikap kurang baik pada laki-laki yang ditemuinya tadi.

"Beberapa hal yang menurut kita benar belum tentu benar pada kenyataannya. "Be kind always" adalah kalimat yang sejak saat ini harus aku pegang. Tetap bersikap baik meski tak diperlakukan baik." - Salshabila Azalea Wilhelmina

The Everlasting EdelweisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang