#(Jakarta)
Di sudut kanan cafe itu ada seorang wanita yang sedang melihat ke arah jendela. Ia seperti sedang menunggu seseorang datang.
Sembari menikmati secangkir kopi yang dipesannya, sesekali ia menundukkan kepala untuk mengecek handphone."Ini makanannya, mba. Selamat menikmati." Ucap seorang waiters dengan ramah.
Ia hanya membalas dengan mengangguk dan tersenyum tipis.
Namanya adalah Salshabila Azalea Wilhelmina.Tak lama kemudian, handphone-nya berdering dan ia segera beranjak pergi.
Hari itu langit terlihat sangat cerah. Langit biru dan awan yang berbentuk adalah sedikit dari alasan bahagianya setiap hari.
#Sementara itu di belahan bumi lain (New Zealand)
Wisnu Aji Perwira bergegas menuju pesawat setelah delay selama 2 jam.
Aji terlihat sangat bersemangat untuk flight kali ini, tujuannya adalah rumah yang sebenar-benarnya tempat pulang. Indonesia, tanah air tercinta."Halo mas, dari Indonesia kah?" seorang laki-laki parubaya menyapa.
"Eee iya pak. Silahkan." Aji memberi ruang untuk bapak itu duduk di kursi sebelahnya.
"Asal dari mana mas ini? Saya Wirawan, biar lebih akrab panggil saja Pak Wawan."
"Saya Aji pak, Wisnu Aji. Asal dari bumi bagian Bandung. Ada rencana pindah ke bulan sih pa, tapi katanya disana ga ada hantu" Jawab Aji menanggapi Pak Wawan
"(tertawa) Lho emangnya kenapa kalo ga ada hantu?" tanya Pak Wawan heran.
"Ga seru pak hahaha."Aji memang seorang laki-laki muda yang humoris dan terlihat selalu ceria.
Mereka tertawa dan mengisi perjalanan dengan bercerita.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Everlasting Edelweis
Historia CortaIni adalah cerita tentang dua manusia yang ragu pada semesta. "Apa alasan kita dipertemukan?" . . "Berharap untuk menjadi pasangan," . . "Ataukah hanya sebagai pelajaran," . . "Dan berakhir dengan perpisahan." Selamat menikmati alur kisah Salshabil...