Teman

30 7 1
                                    

Di kamarnya, Aji terlihat tak bersemangat seperti saat awal dia akan pulang.
Pikirannya dipenuhi kenangan indah bersama neneknya.
Tetes demi tetes air mata mulai berjatuhan dan membasahi album foto yang sedang ia pegang.
Aji memang terlihat kuat dari luar, tapi hatinya sangat rapuh. Bahkan ia tak bisa merapikannya sendiri.

(tok tok tok..ada yang mengetuk pintu kamar Aji)
Aji segera menyeka air matanya. Ia memang tak pernah ingin memperlihatkan sisi lain dari dirinya yang rapuh kepada siapapun.

"Permisi. Den Aji" Panggil Bi Nani
"masuk aja bi pintunya gak dikunci"
"Ini bibi masakin makanan kesukaan aden, dimakan nya den nya. Kan cape den Aji teh sudah perjalanan jauh"
"Iya bi nanti aku makan, makasih ya bii. Oh iya bi jangan kasih tau mama kalo aku udah dateng ya,"
"okray atuh den siap bibi engga bilang-bilang"

Tak lama kemudian, handphone Aji berdering.
1 nomor tak dikenal

"Halo. maaf ini siapa ya?" Aji bertanya heran
"Bro, lo apa kabar. Ini gue Dafa"
"is that you, daf? Eh sumpah lo kemana ajasi ngilang lama banget. Gue kira lo udah ga ada di bumi." (tertawa)
"Lo ga berubah ya, Ji. Tetep receh anjir"

Dafa adalah sahabat Aji sejak SMP.
Banyak pelajaran yang Aji dapatkan dari Dafa. Tentang hidup, tentang berjuang, dan sedikit tentang asmara.

"Sorry banget gue baru bisa ngabarin lo, Ji.
Lo jangan dulu tanya kenapa, panjang ceritanya. Lo dah balik ke indo kan?" Tanya Dafa
"Iye gue dah balik. Main2 sini dong lu, jangan di Bandung mulu" sambung Aji
"On the way pake elang hahaha"

Mereka memang memiliki selera humor yang sama, semua hal bisa jadi bahan guyonan mereka.
Dua orang yang bersahabat bukan karena sama-sama kaya, atau sama-sama miskin.
Tapi dua orang yang bersahabat karena mereka jauh berbeda seperti langit dan bumi.
Aji hidup dengan lebih dari berkecukupan, sedangkan Dafa harus merasakan pahitnya kehidupan.
Yang menyatukan mereka hanya satu, kesedihan yang sama, tentang keluarga.
Tentang ketidakadilan hidup.
Tentang hari-hari yang hampa dan tak sempurna tanpa kehangatan keluarga.

The Everlasting EdelweisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang