Pertemuan (lagi)

7 0 0
                                    

Berbulan-bulan, Aji tak pernah lagi bertemu wanita yang kali pertama ditemuinya itu.

Ia mencoba menanyakannya pada Helen namun tak membuahkan hasil.

Sampai ketika satu hari di pertengahan tahun, saat Aji menghadiri sebuah acara yang dimana perusahaan ibunya menjadi salah satu sponsoracara tersebut.
Aji melihat Azel berada di podium.

Dunianya seperti berhenti berdetik, jantungnya lebih cepat berdetak, perlahan kakinya mendekatkan jejak pada wanita yang tengah berbicara didepan banyak orang itu.

Aji terkesan dengan kalimat Azel
"Bumi ini adalah rumah, tempat yang nyaman untuk kita singgah. Meski penghuninya tak selalu ramah"

Rupanya Azel berbicara mewakili rekan-rekannya di komunitas traveller.

Aji menghampiri Azel yang baru saja turun dari podium.
"Azel! "

Azel terperangah setelah melihat orang yang memanggilnya. Ia cukup terkesan dengan pertemuan pertama waktu itu, jadi tidak mudah bagi Azel untuk melupakan wajah Aji.

"i..i..ya" jawab Azel
"Halo aku Aji, dulu kita pernah ketemu di cafe"
"iya, kamu yang waktu itu bereng sama orang yang nabrak aku"
"Iya itu temanku Dafa. Namaku Aji. Salam kenal ya"
Azel hanya mengangguk dan tersenyum.
"kamu temennya Helen kan?" tanya Aji
"lho, kamu kenal helen?"
"iya lah, dia kan sepupuku"

Dari jauh terlihat seorang wanita yang menghampiri Azel dan Aji.
Rupanya itu adalah Helen, ia datang bersama kekasihnya, Rian.
"Heleeenn" sambut Azel dengan hangat
Helen hanya tertegun melihat Azel bersama Aji.
"Lha, ini ko kalian bisa barengan disini" tanya Helen
"Aku kesini wakilin ibu, len. Eh ketemu Azel. Kalo kamu ngapain kesini"
"Maaf nii, mas Aji, karena sebelumnya aku ga bilang kalo Azel nelpon aku minta aku dateng ke acaranya. Mas kan udah lama nanyain Azel terus tuh, tapi beberapa waktu kemarin emang Azel tuh gada kabar, mas" Jelas Helen

Aji tersipu malu karena Helen membongkarnya didepan Azel.
Ia mencubit Helen
"aww apasih mas Aji cubit-cubit segala, ngaku aja kali mas"

Azel hanya tertawa kecil melihat kelakuan dua sepupu itu.
"Maaf ya semuanya aku harus ke backstage dulu, dipanggil soalnya. Dah len, nanti kita telponan ya"

Azel pun berlalu pergi, namun mata Aji masih tertuju padanya, tak beralih sedetikpun.

"mas Aji, heii!!" Helen mencoba memecah fokus Aji dari Azel
"apasih, Lenn"
"yaampun mas Aji, udah udah nanti aku kasih nomornya Azel ke kamu deh. Tapi awas jangan kelamaan mikir, tar ilang lagi kaya kemaren-kemaren" pungkas Helen menggoda Aji
.
.
.
.
.
"Pertemuan adalah hal yang tak bisa dipaksakan. Jika datang tanpa direncanakan, maka itu adalah permintaan semesta" - Wisnu Aji Pratama

The Everlasting EdelweisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang