Part 22

10.7K 329 21
                                    

Shena POV

Keringatku sudah bercucuran di sekujur tubuh karena teriknya matahari siang ini. Yang membuatku kesal bukan karena aku lelah, tapi orang di sebelahku yang sedaritadi hanya menatapku dengan senyuman seolah-olah baru mendapat hal baik seumur hidupnya.

"Gue seneng bisa berduaan sama lo lagi." Nate menghalangi paparan sinar matahari dengan menaruh tangan kirinya di depan kepalaku.

"Gila ya lo!" Gertakku dengan menyingkirkan tangannya.

"Lo tau gue gila, seharusnya lo lebih waspada." Ujar Nate yang membuatku merinding.

"Berisik." Ketusku.

"Gue nggak ngelakuin itu She." Ujar Nate tiba-tiba dengan berbisik.

Ada desiran aneh yang membuat hatiku ingin percaya bahwa apa yang Nate bilang tidaklah bohong.

"She, cabut." Seseorang menarik lenganku dari belakang.

"Nggak ada ya lo gini lagi ke depannya." Karin melinting lengan baju bagian kanannya dan memasang ancang-ancang untuk menonjok Nate.

"Rin, nggak." Aku mencoba menahan Karin.

"Tuh denger, Rin. Shena tuh masih sayang sama gue." Nate tertawa puas.

"Iya ketawa yang puas, gue mau lihat ketawa terakhir lo." Ujar Karin yang membuat Nate meneguk salivanya susah payah.

Aku sadar bahwa Karin tidak sedang bercanda hari ini.

"Lo masih mau lihat mantan lo yang jijay itu She?" Tanya Karin yang membuatku refleks menggeleng.

"Ayo cabut, muak gue lihatnya." Karin menarikku untuk mengikuti langkahnya.

  "Rin, tenang." Ujarku yang membuat Karin menghela napas.

  "Iya, sama-sama She."

  "Apaan sih lo." Aku tertawa karena raut wajah Karin yang terlihat benar-benar kesal.

  "Berani-beraninya dia bikin ulah di hadapan gue She!" Ujar Karin membara mengungkit kejadian sebelum aku di keluarkan dari kelas dan di jemur bersama Nate di lapangan tadi.

  "Udah Karin, udah lewat itu mah." Ujarku menenangkan Karin.

  "Tapi She—"

   Tringg.tringg.tringg.

   Bel pulang berbunyi, memotong pembicaraan Karin yang aku sudah tau lanjutannya apa.

  "Bel, yu balik ke kelas dulu ambil tas." Aku menarik Karin.

   Setelah mengambil tas, Karin menawarkan ku untuk pulang bersamanya.

  "Next time ya Rin, gue udah ada yang jemput!" Ujarku sambil bergegas keluar dari kelas.

  "Siapa tuh." Goda Karin dengan raut wajahnya yang langsung berubah menjadi jahil.

  "Ada deh." Ujarku lalu berlari dari kelas.

//

Nikah muda! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang