Part 23

9.3K 335 40
                                    

Hallo guys, apa kabar? Kangen Shena dan Bara ya? Ada salam dari mereka: Sehat terus yaa:) aku harap kalin semua sehat! Oh iya ingat, stay at home.

    Pagi ini ibu kota diguyur hujan yang cukup deras sehingga mengakibatkan Shena malas untuk bangkit dari tidurnya.

  "She, kamu nggak bangun?" Tanya Nina di ambang pintu menyaksikan menantunya yang sedang menjadi kepompong dengan selimutnya.

  "Dingin Mam." Ujar Shena yang membuat Nina tertawa.

  "Jadi, nggak sekolah nih?" Nina masuk ke dalam kamar lalu duduk di pinggir kasur.

  "Astaga! Jam berapa ini!" Shena berguling untuk melepas lilitan selimutnya.

  "Eh awas jatuh." Nina menahan badan Shena yang hampir terjatuh dari ranjang.

  "Hehe untung di pegangin." Shena cengengesan lalu berguling mendekat ke arah Nina.

  "Hati-hati sayang." Ujar Nina lalu menghela napas.

  "Aku buru-buru." Ujar Shena lalu bangkit dari kasur lalu berlari menuju kamar mandi.

  "She, hati-hati loh sayang—" ujar Nina.

  "Iya siap Mamih!"

   Setelah selesai mandi dan siap-siap, Shena memakai hoodie milik Bara lalu mengambil tasnya.

  "Mau kemana Non?" Tanya Bibi dengan raut wajah bingung ketika ia membawa nampan yang diatasnya terisi segelas susu dan roti.

  "Aku mau sekolah." Ujar Shena polos yang membuat Bibi mengerutkan dahinya.

  "Masih ada ya orang sekolah hari sabtu di jaman ini." Bibi meletakkan nampannya.

  "Eh sabtu?"

  "Lho, Non nanya Bibi?"

  "Yah aku dikerjain sama Mamih." Shena menghempaskan dirinya di kasur.

  "B-bibi keluar dulu ya Non." Bibi keluar dari kamar Bara dan menutup pintunya perlahan.

  "Parah ngantuk banget." Shena tertidur kembali dengan seragam pramuka dan hoodie yang masih melekat di badannya.

  Setelah hampir dua jam Shena tertidur, ia terbangun lalu mengganti bajunya dengan baju santai dan celana pendek.

  "Masih dingin." Gumam Shena lalu memakai hoodie milik Bara sehingga celana pendeknya nyaris tidak terlihat.

  "Anak Mamih udah bangun?" Nina menyembulkan kepalanya dengan raut wajah senang.

  "Mamih kerjain aku ya tadi pagi." Ujar Shena yang membuat Nina tertawa.

  "Biar kamu mandi pagi sayang." Nina duduk di bibir kasur.

  "Makasih tapi ya." Ujar Shena sambil tertawa. Ia berjalan untuk mengambil segelas susunya.

  "She, ajarin Mamih bikin kue dong." Nina tersenyum manis ke arah Shena.

  "Aku nggak bakat bikin kue Mih." Sahut Shena.

  "Kita buktiin aja di dapur." Mami beranjak dari kasur. "Mamih tunggu di dapur ya." Nina mengedipkan sebelah matanya.

  "Mamih kenapa sih hari ini." Shena menggaruk tengkuknya namun ia masih melanjutkan sarapannya.

Setelah menyelesaikan sarapannya, Shena keluar dari kamar menuju dapur dengan langkah santai.

"She bikin pie susu yaa." Nina tersenyum. Tangan kanannya terangkat tinggi dengan teflon berwarna merah muda.

Nikah muda! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang