Part 29

1.8K 69 4
                                    


   Shenna terbangun dari tidurnya dan mendapati Bara sedang memandang dirinya dari samping.

  "Bara!" Pekik Shenna kaget saat mendapati Bara yang tengah memperhatikan gerak gerik baru bangun tidurnya.

   "Istri saya cantik, ya." Bara menarik lengkungan senyumnya.

   Shenna yang tersipu malu merasa salah tingkah dan membalikkan badannya membelakangi Bara.

   "Apa sih, masih pagi juga." Ketus Shenna yang sedang menahan senyumnya. "Ayo shenna, lo harus kuat, jangan terkesima dengan senyuman mautnya!" Batin Shenna yang kini mendapat kekehan dari Bara.

  "Istri saya cantik, memang ada yang salah dari kata-kata saya?" Tanya Bara yang membuat Shenna semakin salah tingkah.

   Shenna bangkit dari tidurnya. "Nggak, memang saya cantik, kan?" Sahut Shenna tengil seraya meniru cara Bara berbicara.

   Bara menarik sedikit lengkungan bibirnya sebelah. "Ooh, sudah bisa jadi replika saya ya?" Tanya Bara yang membuat Shenna menutup wajahnya.

  "Ish Baraa." Rengek Shenna karena sudah tidak kuat melihat senyum Bara yang begitu manis.

  "Iya, sayang." Sahut Bara lembut yang membuat jantung Shenna berdetak berkali-kali lebih cepat.

   "Omegaddd, bisa mati muda kalau gini caranya!" Batin Shenna.

🌾🌾🌾

   "Shenna Chandrawinata!" Panggil Bu Rere kesekian kalinya karena pemilik nama tersebut belum juga menyahut.

   Karin menyikut lengan Shenna yang sedang terbengong dengan kedua bibir yang melengkung membuat senyuman. "Ce, nyaut!" Ujar Karin yanh belum juga digubris oleh Shenna.

  "Bara ganteng, ya." Gumam Shenna yang terdengar oleh Karin.

   Karin curiga dengan Shenna bahwa ia sedang memikirkan hal-hal tidak masuk akal pagi ini. "Ce Bu Rere!" Karin menepuk jidat Shenna yang membuat Shenna sadar bahwa ia sedang berada di kelas Bu Rere pagi ini.

   Shenna mengerjapkan matanya berkali-kali. "Saya, Ibu." Sahut Shenna yang kini mendapat pelototan dari Bu Rere.

   Shenna hanya nyengir kuda menanggapi pelototan dari Bu Rere.

   "Ce, Bara siapa?" Tanya Karin yang melenyapkan senyum Shenna begitu cepat.

   "Ha? Gimana? Siapa?" Sahut Shenna panik.

   "Itu tadi, yang barusan lo bilang." Ujar Karin yang membuat Shenna berpikir keras.

   "Gue kelepasan ngomong apa tadi?" Batin Shenna.

  "Oh itu artis drama baru, kebayang-bayang filmnya Rin." Ujar Shenna ngeles sambil tertawa ringan.

   Karin hanya mengangguk mengerti.

  "Kebanyakan nonton drama lo." Ujar Karin cuek.

  "Seru, Karin." Sahut Shenna.

  "Lo tadi senyum pasti ada adegan plus plusnya kan?" Tuduh karin yang membuat Shenna tersenyum.

   "Pokoknya gitu." Sahutnya sambil membayangkan Bara—

   "Eh nggak!" Ujarnya tiba-tiba yang membuat Karin tertawa meledek.

  "Kan bener." Tuduh Karin menggoda Shenna.

  "Rin, laper." Shenna mengalihkan pembicaraan.

   Karin menatap jam yang melingkar di tangan kirinya. "Dua belas menit lagi, sabar." Ujarnya teralihkan.

   Shenna pura-pura cemberut namun dalam hati terasa lega karena Karin berhenti membahas tentang hal tadi.

//

"Pak bos!" Panggil Dimas yang berada tidak jauh di belakang Bara.

Bara menoleh dan mendapati Dimas yang sedang membawa beberapa totebag di tangannya.

"Tebak gue bawa apa?" Tanya Dimas sambil tersenyum licik kepada Bara.

Bara menggeleng, ia meneruskan langkah kakinya menuju ruangan miliknya.

"Lo buru-buru banget sih, kan gue cuma mau kasih lo hadiah!" Teriak Dimas sembari menyetarakan langkahnya dengan langkah Bara.

Langkahnya berhenti, matanya memandang Dimas dengan sangat garang. "Kalau lo kasih hadiah yang aneh-aneh, gue pastiin lo bakal jomblo seumur hidup." Ujarnya tegas.

Bukannya takut dengan gertakan Bara, Dimas malah berlaku sebaliknya. Ia tertawa puas melihat ekspresi Bara yang begitu tegas seakan-akan barang yang ia bawa merupakn barang yang tidak-tidak.

"Yaampun Bar, gue cuma mau kasih cokelat sama cemilan doang buat istri lo." Ujar Dimas sambil menunjukkan isi dari totebag yang ia bawa.

Bara menghembuskan nafasnya dengan frustasi. "Gue kira apaan." Ujarnya sambil mengulurkan tangan untuk mengambil totebag yang baru saja ditunjukkan isinya kepada dirinya.

"Makanya jangan suudzon mulu jadi orang." Ledek Dimas sambil memberikan totebag tersebut kepada Bara.

"Diem lo jomblo." Ledek Bara yang membuat Dimas sukses membelo.

"Ko lo sekarang jadi sering ledekin gue sih? Gue emang sejomblo itu ya buat di ledekin? Kenapa? Lo seneng liat gue gini?" Tanya Dimas bertubi-tubi yang membuat Bara sedikit terkekeh dengan pertanyaan brutal dari dimas yang dibuat sedramatis mungkin.

•••

Jangan lupa di vote ya biar ceritanya bisa lanjut hehe. Oh iya, ajak teman teman kalian untuk baca cerita ini juga ya!:) terimakasih - esperanza

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 26, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nikah muda! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang