4

112 9 0
                                    

"Assalamualaikum." Teriak seorang gadis remaja mengalihkan perhatian kami, kemudian dia datang menghampiri kami

"Waalaikumsalam, lho kamu sendiri lin? Abangmu mana?" Tanya Bu Fuji pada gadis itu, dia Arlinda putri bungsu mereka.
"Iya mah aku sendiri. Bang Arkan katanya mau ketemu temen-temennya dulu."
Gadis itu memandang aku dan keluargaku,
"Oh ya Linda, itu pak Ramli sahabat bapak, bu Melati istrinya, Naira dan Fadlan anak-anaknya." Ucap pak Gumilar mengenalkan kami pada anaknya.
Arlinda tersenyum lalu datang menyalami kami semua. Setelah itu dia pamit ke kamarnya karna lelah katanya.
Saat Arlinda berlalu, aku memandang adikku Fadlan yang sedari tadi tak berkedip ketika melihat Arlinda, mereka sepertinya seumuran.
"Hayoh!! Biasa aja dong Lan. Kaya belum pernah liat cewe cantik aja." Godaku pada Fadlan sambil menyenggol pundaknya
"Ihh apaan si teh, tapi kayanya cewe-cewe kota cantik-cantik ya teh?" Tanyanya
"Halah langsung aja bilang Arlinda cantik gituh lan pake ganti jadi cewe-cewe kota segala."
Memang benar Arlinda terlihat sangat cantik kulit putih, hidung mancung, dan alisnya tebal. Aku penasaran dengan wajah kakak-kakaknya, Arkana anak kedua dan Abraham anak tertua. Apakah mereka tampan? Wkwk astagfirullah apa-apaan aku

"Oh iya, tadi Linda pergi sama Arkan? Berarti dia sudah pulang ya?" Kini Ibuku bertanya
"Ah iya Arkan baru pulang dua minggu lalu, kuliahnya sudah selesai dua bulan lalu tapi dia tidak langsung pulang kemari, katanya masih ada beberapa urusan kalo langsung pulang malas bulak-balik nantinya." Jelas Bu Fuji.
"Oh begitu iya syukurlah kalo sudah selesai mah." Kata ibuku
Yang ku tahu katanya Arkana itu kuliah di luar negeri. Dan kak Abraham baru menikah beberapa bulan lalu dengan kak Putri. Aku memang tidak tahu mereka tapi Bapak selalu menceritakan mereka padaku jika kami sedang berbincang-bincang.

                                   ***

Acaranya sebentar lagi akan dimulai tamu sudah ramai berdatangan. Kini kami sibuk dengan urusan masing-masing, Bapak dan ibu yang entah dimana. Dan Fadlan entah sejak kapan dia akrab dengan Arlinda, mereka terlihat asyik mengobrol bersama. Dan aku? Kini aku sedang duduk sendiri di sudut ruangan sembari menikmati segelas minuman di tanganku. Sejujurnya aku kurang menikmati pesta ini, bukan karna acaranya tidak seru tapi aku memang tidak menyukai suasana ramai seperti ini.

Aku mengamati sekeliling, lalu pandanganku terhenti pada 3 orang pria yang duduk bersama tak jauh dariku. Bukan aku tertarik pada mereka tapi tingkah mereka sedikit menggangguku, pandangan mereka seperti terus terarah padaku dan dua orang disisi pria yang duduk ditengah terus saling berbisik kemudian mereka tertawa bersama. Aku melihat kanan kiriku tak ada orang, atau aku yang terlalu percaya diri untuk apa mereka memandangkukan. Tapi lagi-lagi saat aku melihat ke arah mereka, cepat-cepat mereka memalingkan pandangan. Kecuali pria yang duduk ditengah, pandangannya masih lurus. Sejenak pandangan kami bertemu, dan anehnya aku merasa ada yang berbeda dari sorot matanya. Ah perasaanku mungkin, kemudian pria itu menarik sebelah ujung bibirnya. Senyum meledek tersungging kembali dan jelas kini dia melihatku. Siapa dia? Menyebalkan sekali, apakah ada yang salah dengan penampilanku? Atau ada sesuatu diwajahku? Ah aku jadi tak nyaman sendiri disini.

Lalu mereka beranjak, berjalan kearahku?
Saat mereka sudah berjalan tepat didepanku, tiba-tiba ada seorang anak kecil berlari di belakang mereka. Anak itu berlari ke depan tapi pandangannya ke belakang ke arah teman yang mengejarnya. Akhirnya Dug' anak kecil itu menabrak pria yang di depan, pria itu hampir terjatuh ke arahku namun 'Byurrr' malah minuman yang ia pegang tumpah mengenai pakaianku. "Aaahhh" teriakku refleks karena terkejut. Aku sibuk mengusap pakaianku berharap noda itu hilang. Tapi lelaki tadi berbalik dan jongkok menghadap anak kecil tadi yang terjatuh.

"Kamu gapapa de?" Tanya nya pada anak itu,
Anak itu hanya menggeleng aku tahu anak itu pun pasti kaget, matanya berkaca-kaca hampir menangis.
"Yasudah ayo bangun, mainnya jangan lari-larian lagi ya. Hati-hati"
Pria itu membantu menbagunkan anak itu, kemudian anak itu berlari lagi entah kemana.

Setelah itu pria itu berbalik menatapku sekilas.
"Ayo!" Ajaknya pada dua temannya.
Tanpa mengucapkan apapun mereka berbalik dan pergi begitu saja.

"Heyyy!!" Teriakku kesal pada mereka bertiga
Mereka berbalik badan lagi,
"Pada kami?" Tanya salah seorang
"Kemari kalian!!" Perintahku
Tapi karna mereka diam saja tak kunjung bergerak, jadi aku yang berjalan menghampiri mereka.
"Apa maumu?" Kata pria yang menumpahkan minuman tadi
"Aku mau kamu minta maaf!" Tegasku.
Laki-laki itu mengangkat sebelah alisnya lalu berkata "Memangnya apa salahku?"
"Hah? Kau tidak lihat ya bajuku kotor karna minuman mu tadi!"
"Aku lihat, tapi kau juga lihatkan tadi minumanku tumpah karna anak kecil itu. Jadi ini bukan salahku, jika kamu ingin permintaan maaf cari saja anak kecil itu dan minta dia meminta maaf!" Ucapnya panjang lebar
"Apa? Tapi itu minumanmu malah menyalahkan anak kecil.ckck" Aku berdecak kesal
"Terserahlah!"ucapnya dan pergi berlalu
Dua temannya tadi cepat-cepat mengikuti pria itu.
"Hei!! Aku belum selasai bicara!!"
Hah gila aku tercengang sekali melihat orang itu, benar-benar tidak beradab sekali dia.

Daripada aku kesal sendiri disini, aku pergi mencari orang tuaku saja. Ternyata mereka sedang bersama pak Gumilar . Aku menghampiri mereka
"Eh Nai darimana aja, dari tadi dicariin. Ayo kita pulang." Kata ibuku
"Nai darisana bu"
"Teh itu kenapa bajunya?" Tanya Fadlan
"Eh iya itu kenapa kotor gitu Nai?" Tanya Bapaku dan pak Gumilar
"Emm gapapa ini tadi gasengaja ketumpahan minuman."
"Heu kamu ini gimana atu ceroboh sekali." Kata ibuku
Memingat mereka lagi aku masih sangat kesal, tapi ya sudahlah toh kami tidak akan bertemu lagi kan?

Akhirnya kami pamit pada pak Gumilar dan Bu Fuji. Lalu kami pulang, kami tidak menginap karna besok Fadlan harus sekolah.

                                     ***


To be continue..










Cuma baru cerita pesta yaa😆 mon maaf kalo tiap part nya pendek2.hihi kan genrenya juga cerpen yekan?

Jika berkenan voment yaa!!! Terimakasih

Hari ini double up, lagi rajin😅

Garut, 20 Februari 2020
Love💕

Elisa Fauziah

Forgotten HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang