11

51 9 0
                                    

Naira tengah fokus menonton televisi, dan Fadlan duduk di sebelahnya memainkan gadgetnya.

"Nonton apa sih Nai?" Tanya Arkan yang baru menghampiri lalu duduk disebela Naira
"Galiat apa"
"Dih judes amat, basa-basi kali Nai"

"Udah a si teteh mah kalo udah liat itu sinetron Benua Cinta jangan dinganggu, nanti pamacannya keluar.wkwk" sahut Fadlan
"Hwah serem dong lan"
"Beuh lebih dari serem a"
Mereka berdua tertawa

"Brisik! Ganggu ah." Sinis Naira

Arkan dan Fadlan saling tatap lalu menahan tawanya.

"Eh itu kamu main apa lan?" Tanya Arkan
"Ini game PUBG a"
Arkan hanya manggut-manggut
"Aa suka ngegame?" Tanya Fadlan kini
"Kadang-kadang sih kalo lagi senggang waktu"
"Oh gitu, hayu atu sekarang mabar sama aku"
"Ayolah.."

Naira menoleh sisi kanan dan kirinya dua manusia ini fokus memainkan game nya sesekali berteriak mengganggunya.

"Awas!! lan tuh kanan kanan"
"Tembak"
"Tembak"

Naira beranjak mengambil camilan ke dapur.

"Kriuk.. kriuk.. kriuk" Naira mengunyah keripik sambil lanjut menonton walau kadang terganggu

"Makan apa sih Nai brisik deh?" Tanya Arkan masih fokus pada ponselnya
"Mau?" Tawar Naira
"Aaaaa" Arkan membuka mulutnya pertanda minta di suapi
"Hih makan aja sendiri"
"Susah Nai ini tanggung, kalo kalah gimana?"

Naira yang malas ribut menyuapi Arkan.

"Aku juga mau teh" pinta Fadlan kini
"Hadeuh bocah juga makan sendiri napa"
Oceh Naira sambil tetap menyuapi.

Naira mulai mengantuk tapi ia belum ingin ke kamar karna acaranya masih seru menurutnya sampai tak lama ia mulai tertidur. Perlanhan kepalanya menyandar ke pundak Fadlan.

"Ihhh teh berat!!" Fadlan memindahkan sandaran kakaknya ke kepala kursi.
Tapi kepala Naira tak diam. Kemudian kini ia bersandar di pundak Arkan.

Arkan menoleh kemudian tersenyum tipis

Malam makin larut, Arkan menengok jam dinding
"Udah dulu yu lan udah malem, kasian juga ni Naira"
"Iya a aku juga udah ngantuk"

"Teh.. teh.. bangun" Fadlan mencoba membangunkan Naira
Arkan juga sedikit menggerakan punggungnya.

Tapi pada tidak lupa kan? Naira kalo udah tidur mon maaf gabisa diganggu
"Teh.." Fadlan mengguncang pundak Naira namun percuma

"Udah deh lan gapapa, kamu duluan aja biar aa yang pindahin." Pinta Arkan
"Eh emang gapapa a?"
"Iya gapapa"
"Yaudah Fadlan ke kamar dulu ya"

Arkan pu  menggendong Naira menuju ke kamarnya. Merebahkannya di ranjang lalu menyelimutinya.

Saat Arkan ingin merebahkan tubuhnya Naira menggeliat lalu terbangun.

"Eh mau kemana Nai?" Tanya Arkan heran
"Mau pipis" suaranya perau

Sompret udah berat-berat gendong eh sekarang bangun, hadeuh..

Saat kembali dari kamar mandi Naira tak begitu mengantuk.

"Nai" panggil Arkan
"Ya" Naira sedang menyamankan posisinya
"Ada yang pengen aku omongin"
"Apa?"
"M-mm lusa kita pindah ya kerumah aku.." ucap Arkan ragu-ragu

Naira terdiam sesaat
"Maksudnya lusa kamu pulang?"
"Iya, dan mama sama papa pengennya kamu ikut sama aku.."
Naira kembali terdiam

"Maaf aku ngomongnya sekarang, kalo ngomong besok takut terlalu mendadak buat kamu."
"Iya tapi sekarang pun mendadak buat aku.." lirih Naira

Forgotten HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang