14

65 6 0
                                    

"Nai kita mau kemana lagi nih?" Tanya kak Putri
"Emangnya kakak gak cape? Kita udah lama keliling-keliling Kak."
"Enggaklah Nai, buat aku mah segini mah belum apa-apa."

Memang kami sudah keluar masuk berbagai tempat disini, kak Putri pun membelikanku banyak barang. Aku sudah menolaknya namun ia bersikeras ingin memberiku barang-barang itu. Memang dari yang ku tahu kak Putri ini dari keluarga  yang cukup berada, jadi pasti dia sudah terbiasa banyak berbelanja dan menghabiskan banyak uang. Tapi bagiku berbeda, ini terasa terlalu berlebihan. Bukan aku tak suka tapi aku tak enak hati menerima terlalu banyak begini.

"Nai"
"Iya Kak"
"Maaf ya tadi aku bilang ke mama kalo kamu yang ngajak aku. Soalnya kalo bilang aku yang mau pasti gak diizinin. Semenjak aku hamil mama itu jadi protektif katanya demi cucu pertamanya."
"Oh gitu, iya gapapa si kak. Ya maksud mama juga baik kan kak demi kebaikan kalian.hehe"
"Iya sih aku juga tau. Tapi semenjak aku hamil banyak kegiatan biasa aku gak bisa dilakuin dulu. Ya contohnya dilarang sering pergi-pergi keluar."
"Tapi dari semua larangan itu juga ada kebahagiaan dong kak bentar lagi jadi ibu ya.haha"
"Iyaa bener Nai, tapi nih ya 7 bulan aku hamil ini aku masih gak percaya mau jadi ibu.haha soalnya sifat aku ini kekanakan banget Nai. Tapi sekarang juga aku mulai belajar lebih dewasa. Nanti juga kamu ngalamin Nai kalo udah hamil pasti pengen berubah jadi ibu terbaik buat anak kamu nanti Nai."

Haha aduh hamil? Nanti? Untuk sekarang tak kubayangkan bagaimana aku bisa hamil. Arkan saja tak pernah menyentuhku, eits maksudnya bukan aku mau ya. Tapi kadang aku penasaran selama ini apakah Arkan tak pernah tertarik jika kami sedang berdua? Bagaimana pun juga dia pria dewasa yang normal kan.

Dan ya memang saat aku bersama kak Putri ternyata dia lebih kekanakan dari aku, yang tadinya aku merasa canggung setelah banyak berbincang aku sedikit tau banyak pribadinya.

"Nai kita makan dulu yu, udah waktunya makan siang juga nih."
"Eh kita gak makan dirumah aja kak?"
"Gapapalah sekali-kali kita makan diluar"

Kami pun menuju sebuah restoran.

"Nai, itu bukannua Arkan ya?" Tanya kak putri sambil menunjuk ke arah yang ia maksud

Aku pun menoleh dan yang kulihat Arkan sedang berjabat tangan dengan seorang perempuan. Cantik. Tak lama perempuan itu pun pergi lalu Arkan pun meninggalkan Restoran ini.

"Yah keburu pergi tadinya mau aku panggil" ucap kak Putri
"Tapi cewe yang sama Arkan siapa ya kak?" Aku bertanya hanya penasaran yaa
"Kamu cemburu Nai?"
"Hah.eh engga bukan cemburu cuman penasaran aja"
"Kalo diliat dari gaya-gaya mereka, kayaknya itu klien nya deh. Mungkin mereka abis meeting Nai"
"Ohh gituu, tapi kak emang klien nya pada cantik-cantik dan muda gitu ya?"
"Haha kamu beneran cemburu ya Nai? Gak semua sih tapi kebanyakan ya gituu. Makanya kamu harus pinter-pinter lho jaga Arkan dia cakep banyak yang lirik"
"Haha apaan si kak engga beneran"

Aaahhh tidak!!! Kenapa aku kesal sendiri mendengar kata kak Putri banyak yang melirik suamiku. Apalagi wanita yang ku lihat pada cantik dan terlihat dewasa sadangkan aku? Ahh kenapa aku jadi minder. Sudahlah bodo amat aja yakan.

***

Setibanya dirumah aku langsung menuju kamarku. Ternyata Arkan sudah pulang lebih dulu, maklum sekarang juga sudah sore. Keasyikan berjalan kami jadi lupa waktu tadi.

Saat aku buka pintu kamar kulihat Arkan tengah duduk menghadap laptop nya. Entah apa yang sedang ia kerjakan, tapi Arkan tampak begitu fokus dan serius. Tanpa sadar aku terdiam mengamatinya dari belakang, ternyata benar dia memang terlihat keren.Haha lihatlah punggung lebarnya, duduk tegap. Duduk saja terlihat tampan, eh iya lebih baik dia diam dari pada banyak omong itu membuatnya jadi menyebalkan.

"Mau sampe kapan liatin disitu?" Tanya Arkan lalu berbalik menatapku

"Dih siapa yang liatin" aku pun masuk meletakan barang-barangku diatas kasur lalu duduk untuk istirahat sejenak

"Ngaku aja si, aku tau kamu buka pintu itu udah lama tapi malah bengong disitu. Baru sadar ya Aura suamimu ini menakjubkan."
"Ya allah PD nian kamu, kurang obatkah?"
"Aku mah bukan kurang obat tapi kurang perhatian kamu sayang.wkwk"
"Uuuuuhhhh tayangg sini aku tampol. Jyjyk dah."
"Hahaha ya abisnya kamu sih Nai ke aku teh gaada manis-manisnya."
"Ya ampunn kurang manis apa adek ini bang?" Godaku sambil mengedipkan sebelah mataku
"Wahhh udah berani genit ya kamu."
"Hahaha"
Aku pun bingung dengan sikapku ini alay sekali ya

"Kamu abis belanja Nai?"
"Iya dibeliin sama kak Putri"
"Kok dibeliin kak Putri? Kenapa gak bilang ke aku?"
"Tadinya aku juga gak mau, tapi dia maksa yaudah aku terima."
"Ya udah lain kali kalo mau apa-apa bilang aja sama aku"
"Wah mau langsung dibeliin ya?" Aku sudah bersemangat menanggapinya
"Enggak, tapi aku pasti dengerin kok.wkwk dari pada punya keinginan dipendem omongin aja dulu"
"Ih nyebelin!"
Aku mengambil satu paper bag didekatku lalu kulemparkan pada dia. Aku pun beranjak menuju ke kamar mandi

"Eh mau kemana Nai?"
"Mandilah, knpa mau ikut?" Tanyaku dengan nada ketus untuk menyindir
"Boleh" Arkan menjawab dengan menyeringai
"Gilaaaa" jawabku lalu menutup pintu kamar mandi

Arkan mengambil papee bag yang dilempar Naira tadi, saat ia lihat ternyata isinya sebuah baju lalu ia membukanya
"wow" ucapnya lalu tertawa geli.

***

Kini malam sudah larut, Arkan dan Naira bersiap tidur. Lalu tiba-tiba Arkan bertanya

"Nai kamu gak gerah?"
"Kenapa emang?" Naira keheranan
"Ya enggak kalo kamu gerah ganti baju aja"
"Baju mana?"
"Teserah kamu, tapi kalo saran aku mah baju yang dalem kantong kamu lempar ke aku tadi.haha" Arkan hanya berniat menggoda Naira

Angan Naira langsung menerawang mengingat kantong mana yang ia lempar pada Arkan. Dan 'Damn'  ia baru sadar baju yang Arkan maksud adalah lingeri hitam pilihan kak Putri tadi, ia bersikeras menolak tapi kak Putri memaksanya sampai merengek. Katanya untuk pemula harus punya satu dulu. Karna terlanjur malu, Naira pura-pura tak mengingatnya.

"Baju apa sih, aki gak inget tadi aku banyak beli baju tau" segera ia menutupi dironya dengan selimut walaupun ia merasa sangat kepansan sekarang.

"Hmmm pura-pura gak inget ya, tapi muka merah gitu."
Naira hanya diam

"Gausah malu kali Nai, awalnya aku kira kamu masih polos lho Nai, tapi kayaknya kamu udah siap ya? Ayolah Nai aku mah ikhlas.Haha"

"DIEM!!!! Aku mau tidur ah"

Arkan begitu puas menggoda Naira malam ini. Biasanya dia pintar sekali mengelak tapi kali ini dia benar-benar diam tak berkutik.

***

To be continue....










































Akhirnyaaaa aku bisa kembali pada Naira dan Arkan😥

Udah lama pengen lanjut tapi moodku sebulan April kemarin benar-benar tidak baik. Hahaha ceritanya abis potek hati dulu kemarin tuh jadi males ngayal yang uwuu uwuu sekarang tinggal sisa-sisa nya masih ada😂 okayylahh come on Move on yesss

Voment please!!!

Garut, 12 Mei 2020
Love💕

Elisa Fauziah

Forgotten HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang