(Part 7) Menari Di Hari Pernikahan

3.4K 138 1
                                    

PENYEBAB ADIT JATUH DARI MOTOR

Setelah selesai berdiskusi panjang lebar dengan Pak Ade mengenai konsep adat yang akan dilaksanakan besok dan secangkir kopi milikku juga terlihat surut hanya tersisa ampasnya saja, aku mulai beranjak menghampiri Pak Soleh, mertua Adit.

"Assalamualaikum, Pak" salamku membuka obrolan kami.
"Waalaikumsalam" Pak Soleh langsung menjawab dan mengalihkan pandangannya dari pekerjaan.
"Pak, punten ini saya Ibeng, temen sekolah Adit sekaligus insyaAllah saya yang akan menjadi MC di pernikahan Ratih ini. Mau tanya Aditnya kemana yah pak?" tanyaku sambil sedikit memperkenalkan diri agar Pak Soleh tidak begitu bingung.
"Oh dek Ibeng, ya? Adit ada dirumah dek. Kemarin maghrib pulang dari sini jatoh dari motor dia. Makanya dia nitip ke bapak buat selesein dekorasi pelaminan ini aja" jawab Pak Soleh sedikit menjelaskan apa yang terjadi dengan Adit.
"Oh begitu pak. Memangnya cukup parah yah pak lukanya sampai Adit menitipkan pekerjaannya ke bapak?"
"Lumayan sih dek, kakinya gabisa jalan tapi tadi pagi sudah diurut sih, mudah-mudahan nanti malam udah bisa kesini lagi tuh buat nyiapin peralatan adat" mendengar penjelasan pak Soleh aku menjadi iba dengan kondisi Adit. Tapi aku berharap Adit bisa datang malam ini agar aku tidak perlu pergi kerumahnya. Aku berfikir lebih baik aku telpon saja dia untuk membicarakan beberapa konsep persiapan adat agar bisa dipersiapkan olehnya ketika nanti malam ia datang.

"Baik Pak, kalau begitu terimakasih, bapak silahkan dilanjug saja pekerjaannya" kataku menutup pembicaraan sambil bersalaman lalu kembali berjalan kerumah. Pak Soleh hanya mengangguk menjabat salamanku.

Diperjalanan menuju rumah aku menelpon Adit dan sepertinya Adit memang sedang stand by dengan Handphone-nya karena tidak lama berselang, telpon dariku langsung diangkat.

"Lu kenape dit?" tanyaku ditelpon.
"Hehe, nggak kenapa-napa beng. Cuma jatoh biasa aja" jawabnya.
"Masa iya jatoh biasa sampe kaga bisa jalan?"
"Semalem gue hampir mau nabrak cewek beng, gue berusaha ngehindar jadi jatoh begitu aja, mana lagi kecepatan tinggi lagi." jawab Adit. Aku justru lebih penasaran dengan sosok wanita yang mau ditabrak Adit.
"Trus cewek yang lu mau tabrak gimana?" tanyaku penasaran.
"Gatau dah beng, gue juga bingung itu cewek langsung lari apa gimana. Yang jelas dia langsung ilang dan gue herannya dia kaga berteriak atau kaget kaya apapun waktu gue mau tabrak" jelas Adit yang buat aku makin penasaran.
"Tapi lu malem bisa kesini kan, Dit?"

"Iya Beng, ini udah agak enakan kok kaki gue. Gue pasti kesitu nanti malem."

Setelah Adit menkonfirmasi bahwa dia akan datang nanti malam aku langsung mengiyakan dan menutup telpon meski masih terus dirundung rasa penasaran dengan sosok wanita yang diceritakan Adit. Akhirnya akupun kembali duduk dirumah dengan segala pertanyaan yang terngiang di kepala.

Beberapa konsep pernikahan sudah rampung aku susun alurnya sesuai permintaan Pak Ade. Ada beberapa hal baru yang aku temukan di konsep pernikahan Ratih ini. Panggung khusus alat musik jaipong yang dipisah dengan panggung hiburan orgen, serta pelaksanaan adat bernama Ngawih benar-benar hal baru yang aku temukan sepanjang karirku menjadi MC pernikahan. Ngawih sendiri dalam adat Sunda adalah semacam prosesi sungkeman dengan diiringi oleh musik alunan sunda serta dipandu oleh seorang Juru Kawih Wanita atau biasa dikenal Sinden dan juga seorang Alok atau Juru Kawih Pria. Dan dibeberapa daerah Adat ini juga di meriahkan dengan Saweran  atau Penari Jaipong bagi beberapa keluarga yang mampu keuangannya.

Aku tutup catatan konsep yang sudah aku corat coret sedari tadi lalu beranjak ke kamar untuk beristirahat sejenak. Persediaan waktu yang aku miliki rasanya sangat cukup untuk aku mempersiapkan diri menjelang esok. Akupun terlelap di kamar karena terlalu nyaman rebahan di siang hari dalam suasana perkampungan yang sejuk nan nyaman.

Bersambung...

MENARI DI HARI PERNIKAHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang