"felix pulang", ucap felix sambil masuk ke dalam rumahnya.
"mau makan?", tawar bunda lee.
felix menggeleng, "felix mau ke kamar dulu ya bun".
"iya, jangan lupa makan ya nak"
"iya bun"
felix pergi ke kamarnya. ia menaruh tasnya, kemudian pergi ke depan cermin di kamarnya untuk sekedar melihat penampilannya lagi.
"capek banget emang hari ini", monolog nya di depan cermin.
felix sedikit memuji pakaiannya yang masih rapih walau sudah sampai rumah. tiba-tiba felix ingat akan satu hal.
"loh? tadi kan pake dasi! ini dasi kemana? perasaan dari tadi belum buka apa-apa", felix komat-kamit karena panik.
felix terduduk di sisi tempat tidurnya, "mana itu dasi dari sekolah baru. ya ampun ceroboh banget sih"
"besok harus tanya kak chan pokoknya"
╔══❖•ೋ°❁°ೋ•❖══╗
NᎬᏉᎬᏒ
╚══❖•ೋ°❁°ೋ•❖══╝
tubuh ramping pria berambut blonde itu berlari melawan arus angin menuju ke tempat gugusnya berkumpul. disana ia berhenti setelah melihat baru dua orang yang hadir, yakni sang ketua gugus dan wakilnya.
"ma—maaf ganggu", ucap felix.
changbin menoleh sesaat kemudian kembali mengacuhkan felix dengan kembali kepada pekerjaannya.
"pagi banget, ada apa lix?", tanya chan hangat.
"kak bisa ikut gue dulu gak?"
chan mengangguk, "boleh boleh"
"ada apa?", tanya chan setelah mereka pergi ke tempat yang cukup jauh dari jangkauan penglihatan changbin.
"liat dasi gue gak kak?"
"dasi lo?"
"iya, ilang pas kemaren"
"mana gue tau, gue gak liat"
"terus gimana dong dasi gue?", felix merengek.
"bentar ya, lo balik ke gugus dulu, gue mau tanya-tanya ke osis sekalian nyari dasi lo"
"tapi disana cuma ada kak changbin"
KAMU SEDANG MEMBACA
Never. ✓
FanfictionMengenai seorang pemuda bernama Changbin Seo yang tak pernah merasakan jatuh cinta sebelumnya. Kedatangan seseorang di sekolah nya, membuat ia merasakan sesuatu yang berbeda-yang bahkan ia sendiri bingung untuk menjelaskannya. "Gak ada yang pernah n...