"perkara hari pertama ospek"
"kenapa?"
"kak changbin tau tentang dasi gue yang ilang?"
"tau"
"umm, gue tau lo yang nyimpen kak"
"tau dari mana?"
"tau aja"
changbin membuka laci, mengambil dasi yang dimaksud felix dalam topik pembicaraannya. "ini?"
"iya"
felix berdiri sembari merapihkan laptopnya, "iya, sini"
"udah?"
"udah"
"nanya nya?"
"iya, udah"
"bayar dulu utang nya"
"eh?"
changbin melingkarkan tangannya pada pinggang ramping adik kelasnya itu, mengunci agar felix tak beranjak kemanapun. "lo yang nawarin, lo yang harus mau ambil konsekuensinya"
changbin menarik tubuh yang lebih muda agar semakin mendekat hingga hampir tidak ada ruang yang tersisa. ia memagut lembut bibir felix. tentunya felix tak ingin munafik pada dirinya sendiri, ia memejamkan matanya, membuat changbin kian berani. namun berbeda, felix merasakan hal yang tak pernah ia rasakan sebelumnya, mengapa saat ini rasanya amat nyaman hingga felix cukup menikmati pergulatan benda liat di dalam mulutnya? bahkan sesekali felix membalasnya. changbin membuka matanya, tanda permainan telah usai. felix juga perlahan membuka matanya.
"lunas", ucap changbin.
felix mematung masih menatap changbin yang tersenyum.
"gimana tadi?"
"ah ngaco banget gue nanya begituan, buruan balik"
felix menahan lengan yang lebih tua sambil berkata "tunggu"
"kenapa?"
"kenapa bisa?"
"apanya?"
"kenapa bisa senyaman itu?"
"apanya yang nyaman?"
felix menatap changbin yang sebenarnya fokus pada satu titik, "itu"
"tadi?"
"iya"
"mau lagi?"
felix mengangguk ragu-ragu, changbin sigap menangkup pipi yang lebih muda. bibir mereka kembali tertaut satu sama lain. changbin mendekap lagi tubuh mungil lelaki manis di hadapannya itu.
"makasih udah jaga dasi gue dengan baik kak"
feel_
KAMU SEDANG MEMBACA
Never. ✓
FanfictionMengenai seorang pemuda bernama Changbin Seo yang tak pernah merasakan jatuh cinta sebelumnya. Kedatangan seseorang di sekolah nya, membuat ia merasakan sesuatu yang berbeda-yang bahkan ia sendiri bingung untuk menjelaskannya. "Gak ada yang pernah n...