1 2: Kita

1.6K 298 61
                                    

Pernah gak sih kalian merasa enggak mengerti dengan perasaan kalian sendiri?

Itu yang gua alami sekarang.

Gua enggak benci Sehun, tapi gua gamau buka hati gua buat dia. Gua mau putus hubungan sama Sehun, tapi waktu dia ada di hadapan gua semua niatan itu hilang begitu saja.

Dan sekarang di samping gua ada Oh Sehun yang dengan santainya meminum susu kotak setelah membuat gua panik setengah mati saat tadi.

Kita duduk lesehan di depan minimarket padahal jam sudah menunjukan pukul 7:30 yang artinya sudah sangat terlambat untuk ke sekolah.

"Apa?" Tanya dia disaat menyadari kalau gua sejak tadi menatapnya

"Lu kenapa sih?"

"Gapapa kok, emangnya gua kenapa?"

"Udah dua kali lu sakit kepala luar biasa kaya tadi" Gua menatap dia serius

"Biasa aja, yang luar biasa tuh ya cinta gua ke elu" Kata Sehun yang gua hadiahi cubitan di lengannya

Dia tertawa kecil, "Aduh, beneran gapapa kok sayang"

Oh Sehun sialan!

Gua memilih untuk tak menggubrisnya, dan kembali melanjutkan minum susu pisang sambil menatap jalanan yang cukup padat dengan kendaraan yang berlalu lalang.

Menghela nafas lalu menghembuskannya.

Perasaan gua menjadi ringan.

Rasanya sangat nyaman menikmati pagi hari sambil menatap jalanan, sejak dulu gua selalu suka ini.

"Nyokap gua pernah bilang hal sesederhana apapun kalau bersama orang yang spesial pasti selalu kerasa beda. Dan gua baru merasakan sekarang, ternyata nyokap bener"

Gua menoleh dan mendapati Sehun sedang menatap gua. Lagi-lagi gua tenggelam didalam manik indah itu. Dan untuk kedua kalinya hati gua berdesir hangat melihat Sehun.

Sehun meraih tangan gua dan dia meletakkannya diatas dadanya. Gua mengerejap disaat merasakan detaknya yang tidak teratur seolah sudah melakukan aktivitas berat.

"Lu gak punya penyakit jantung kan?"

"Enggak"

"Terus?"

"I'm fall in love with you Jis, i really do"

Gua menarik tangan gua dengan cepat. Walaupun gua enggak begitu pintar berbahasa Inggris tapi akhir-akhir ini gua selalu mempelajarinya dan gua tau apa yang Sehun ucapkan.

"Gua-- gak bisa, gua terlalu takut untuk memulai"

Sehun tersenyum tipis, "Gapapa, gua masih mau berjuang"

"Hun lu itu sempurna, enggak pantas bersanding sama gua yang tengil dan aneh ini bahkan dulu aja lu kesel banget kan sama kelakuan gua? Ngaku deh! Ya kan?!"

Gua takut.

Perasaan trauma itu menyelimuti gua.

Cacian orang-orang kembali terngiang-ngiang di kepala gua meski selama ini gua kelihatannya baik-baik aja nyatanya gua masih dihantui oleh kenangan buruk itu.

"Gua gak sempurna, gua manusia biasa Jisoo. Dan asal lu tau kalau gua benci ketika diri gua dianggap kaya gitu. Gua benci disaat orang-orang membandingkan diri sama gua ataupun gua dijadikan bahan pembanding oleh mereka untuk menghina orang lain dengan mengatakan kalau orang itu enggak ada apa-apanya dibanding gua.

Dan tepat satu tahun yang lalu ada orang yang berteriak di depan wajah gua karena dia marah temannya memiliki obsesi menjadi gua sampai depresi bahkan hampir bunuh diri

ephemeral ; hunsoo✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang